Sebuah
Naskah Kuno Sebut Yesus Memiliki Istri
Sebuah uji ilmiah
menyatakan, sepotong papirus berisi Yesus yang tengah membicarakan sosok
"istrinya" diyakini merupakan sebuah dokumen kuno dan bukan
pemalsuan. Demikian sebuah artikel yang diterbitkan Harvard Theological
Review,
Kamis (10/4/2014).
Teks kuno itu, yang
ditulis dalam bahasa Koptik dan hanya seukuran sebuah kartu nama, mengandung
sebuah frasa spesifik yang berbunyi "Yesus mengatakan kepada mereka,
istriku...."
Karen King, seorang profesor dari
Universitas Harvard, mengatakan, berdasarkan uji radiokarbon, teks kuno itu
kemungkinan berasal dari abad kedelapan.
"Jika teks itu
ditulis pada abad kedelapan atau kesembilan, ini masih merupakan sebuah dokumen
kuno dan bukan pemalsuan modern," ujar Karen.
Namun, lanjut Karen,
potongan teks itu tidak memberikan bukti kuat apa pun bahwa Yesus yang dikenal
selama ini benar-benar menikah.
"Sebagian besar
bukti-bukti kuat pada masa awal kekristenan tidak memberikan informasi soal
status pernikahan Yesus," tambah Karen.
Karen melanjutkan,
papirus yang mengandung delapan baris teks itu tampaknya ingin menjelaskan
bahwa para ibu dan istri bisa menjadi murid-murid Yesus.
Yesus bersama ibu,
istri, dan sosok perempuan lain yang berstatus muridnya mendiskusikan apakah
seorang perempuan bernama "Maria" bisa bergabung menjadi murid.
Berdasarkan terjemahan
yang dibuat Karen, teks itu berbunyi, "Istriku..." yang diikuti baris
berikutnya, "...dia bisa menjadi murid saya...."
Karen King pertama kali
mengungkap keberadaan papirus yang disebutnya "Injil Istri Yesus"
pada 2012. Pengungkapan ini memicu perdebatan di antara para pakar agama dan
sejarah kuno.
Meski potongan teks itu
terlalu kecil untuk mengungkap informasi soal pembuatnya, King berpendapat
bahwa teks itu adalah bagian dari sebuah teks kuno yang menjelaskan sebagian
sisi kehidupan Yesus.
"Teks ini memuat
dialog antara Yesus dan murid-muridnya. Dengan isi seperti itu, biasanya teks
ini akan masuk kategori Injil," lanjut Karen.
Karen berharap
penelitian lebih lanjut bisa menjawab sisa berbagai pertanyaan terkait
otentisitas teks itu.
Namun, Profesor Leo
Depuydt dari Universitas Brown dalam artikelnya yang juga diterbitkan Harvard Theological
Review tidak terlalu yakin dengan temuan
Karen King itu. Profesor Leo mengatakan, teks itu mengandung banyak kesalahan
gramatikal yang tak akan dilakukan oleh seseorang yang adalah penutur asli
bahasa Koptik.
Karen sendiri menduga
bahwa teks itu ditulis dengan gaya bahasa informal yang biasa ditemukan dalam
naskah-naskah kuno Koptik lainnya. Sejumlah pakar lain mempertanyakan asal-usul
papirus kuno itu.
King mengatakan, dia
memperoleh papirus kuno itu pada 2011 dari seorang donor yang tak ingin
disebutkan namanya. Orang itu membeli teks kuno tersebut pada 1999 dari seorang
kolektor yang mendapatkannya di Jerman Timur pada 1963. (Kompas, Jumat, 11 April 2014 | 18:16 WIB)
Inikah
Bukti Yesus Dimakamkan dan Punya Anak-Istri?
Dua ilmuwan Israel mengklaim berhasil mengonfirmasi pandangan
bahwa Yesus dimakamkan. Bukan hanya itu, mereka juga mengklaim bahwa dalam
makam itu, Yesus dimakamkan bersama anak dan istrinya.
Dua ilmuwan tersebut, yaitu geolog Arye Shimron dan pembuat
film serta wartawan asal Israel, Simha Jocobovici, mengonfirmasi fakta bahwa
Yesus dimakamkan dan punya anak-istri setelah meneliti artefak bersejarah
"makam keluarga Yesus" dan "Peti James".
Artefak "makam keluarga Yesus" ditemukan pada tahun
1980 di tengah maraknya pembangunan properti kota Jerusalem. Artefak itu
ditemukan di Talpiot sehingga kerap juga disebut "makam Talpiot".
Ada 800 makam yang ditemukan. Seluruhnya dikonfirmasi berasal
dari masa Yesus. Di dalam setiap makam tersimpan beberapa kotak peti yang
berisi tulang belulang milik jasad yang dimakamkan.
Dua puluh persen dari kotak peti memiliki pahatan nama.
Beberapa kotak peti mencuri perhatian ilmuwan karena memiliki pahatan
bertuliskan "Yesus putra Yosep", "Maria",
"Joseph", "Mary", "Yose", dan yang paling
kontroversial "Yudas putra Yesus".
Selama 16 tahun, artefak itu terus disimpan, dan temuannya
tak dilaporkan karena kurang bukti pendukung. Selain itu, nama-nama yang
disebut sebenarnya merupakan nama umum pada masa Yesus.
Ketika memproduksi film The Lost Tomb of Jesus bersama James Cameron (produser Titanic), Jocobovici mendatangi ahli statistik dari
Universitas Toronto di Kanada untuk bertanya mengenai peluang kesamaan nama
dalam satu populasi.
Sang pakar statistik menuturkan kepadanya bahwa nama-nama
seperti yang ada pada kotak peti dimiliki oleh 8 persen populasi pada masa
Yesus. Namun, peluangnya sedikit bagi seseorang untuk sama-sama memiliki ibu
bernama "Maria" dan ayah bernama "Yosep".
Jocobovici lalu melakukan analisis pada patina dari makam.
Hasilnya mengecewakan banyak umat Kristiani. "Banyak orang percaya Yesus
naik ke surga. Dia disalib, meninggalkan makam dan bangkit. Kami menemukan
kotak berisi tulangnya. Itu tidak bagus," katanya.
Sementara masalah "makam keluarga Yesus" belum
tuntas, pada tahun 2002 muncul temuan kontroversial lain setelah seorang pakar
dari Universitas Sorbonne di Perancis menganalisis koleksi peti tua Oded Golan,
kolektor terbesar di dunia untuk peti tua.
Saat menganalisis koleksi Golan, pakar itu menemukan pahatan
bertuliskan, "James, anak Yosep, saudara Yesus". Penemuan itu
kemudian menjadi judul utama di banyak media massa, menjadi bukti ilmiah
pertama bahwa Yesus benar-benar ada.
Namun kemudian, Golan menghadapi tuntutan karena dituduh
memalsukan tulisan pahatan tersebut. Sempat menjalani proses peradilan, Holan
pun baru tujuh tahun kemudian dinyatakan tidak bersalah.
Fakta baru kini muncul setelah dua minggu lalu Shimron
mendapatkan akses untuk meneliti "kotak peti James". Dia menganalisis
patina, lapisan tipis pada batuan, yang berada di bagian agak dalam pada kotak
peti. Menurut dia, patina permukaan bisa terkontaminasi.
Shimron mengungkapkan, analisis kali itu untuk mengetahui
hubungan antara "makam keluarga Yesus" dan "kotak peti
James". Diharapkan, cara itu bisa mengungkap fakta baru tentang dua
artefak itu.
Setelah melakukan 200 analisis kimia dari 25 kotak peti,
Shimron menemukan bahwa hasil tes magnesium, silikon, dan besi pada dua artefak
itu cocok. Bahkan, tanah yang ada pada bagian dua artefak itu sama.
"Penemuan ini menunjukkan bahwa 'kotak peti James' itu
memang otentik dan 'makam keluarga Yesus' memang milik keluarga Yesus dari
Nazareth," ujar Jocobovici seperti dikutip Jerusalem
Post, Senin (6/4/2015).
Shimron dan Jocobovici sadar betul bahwa hasil temuannya
akan memicu perdebatan dengan umat Kristiani. Namun, ia meminta umat Kristiani
untuk tenang dan merasionalkan temuannya. Proses penelitian itu sendiri menurut
dia bersifat ilmiah, dan bukan didasari agama. (Kompas, Selasa, 7 April
2015 | 19:36 WIB)