BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perbanyakan tanaman
dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan vegetatif adalah
perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif tanaman
seperti batang yang mempunyai tunas samping (aksilar/lateral) dan mata tunas
dari induk yang terpilih. Induk terpilih misal mempunyai warna dan corak
bunga yang indah dan belum pernah ada, warna daun bervariasi.
Kemudian teknik memperbanyak tanaman tersebut dengan cara stek batang, cangkok,
sambung (grafting) dan okulasi. Hasil akhir dari perbanyakan vegetatif ini
adalah bibit atau tanaman yang sama dengan induk yang terpilih atau
diistilahkan dengan fotocopy atau true to type. Pemilihan perbanyakan di
atas tentunya juga terkait dengan tujuannya, apabila menghendaki tanaman yang
mempunyai variasi/ keragaman sifat/karakter lain dari normalnya, maka perbanyakan generatif
yang dipilih. Apabila menginginkan tanaman hias yang mempunyai kesamaan
dengan induk yang terpilih, maka perbanyakan vegetatif yang
dipilih.Perbanyakan vegetatif diperlukan untuk tanaman dan kultivar yang tidak
menghasilkan biji secara teratur atau tidak bisa menghasilkan biji.Tanaman
jeruk adalah tanaman buahtahunan
yang berasal dari Asia.Cinadipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh.Sejak
ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau
dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang
Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali.Jeruk
merupakan komoditas buah yang cukup menguntungkan untuk di usahakan.tanaman
jeruk dapat tumbuh dan diusahakan petani di dataran rendah hingga datarana
tinggi dengan varietas / spesies komersial yang berbeda, dan dapat dikonsumsi
oleh masyarakat berpendapatan rendah hingga yang berpenghasilan tinggi.Negara
Indonesia merupakan Negara penghasil utama jeruk dunia ke 13 setelah Vietnam.
1.2
TUJUAN
Adapun
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :\
1. Untuk
mengetahui sejarah singkat dari tanaman jeruk
2. Untuk
mengetahui klasifikasi tanaman jeruk
3. Untuk
mengetahui teknik produksi benih tanman jeruk
4. Untuk
mengetahui permasalahan dari produksi benih tanaman jeruk
5. Memberikan
solusi dan rekomendasi dari permasalahan yang dihadapi dalam produksi benih
tanman jeruk
1.3
MANFAAT
Manfaat
dari penulisan laporan ini adalah :
1. Dapat
mengetahui bagaimana cara memproduksi benih tanaman jeruk yang baik dan benar
2. Dapat
memecahkan masalah yang di hadapi petani tentyang produksi benih tanaman jeruk
3. Dapat
memberikan solusi ddan rekomendasi yang baik dalam permasalah produksi benih
tanaman jeruk
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
BOTANI
KOMODITI
Klasifikasi Tanaman Jeruk
Klasifikasi
botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rutales
Keluarga
: Rutaceae
Genus
: Citrus
Spesies
: Citrus sp.
Ujung
akar selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan merupakan
titik tumbuh akar jeruk.Keadaan sel akar ini sangat lembut, sehingga mudah
sekali rusak kalau menembus tanah yang keras dan padat.Ujung akar terlindungi
oleh tudung akar (calyptra), yang bagian luarnya berlendir, sehingga ujung akar
mudah menembus tanah.Bagian luar tudung akar ini cepat rusak (aus), tetapi di
dalamnya selalu ditumbuhi oleh sel-sel baru lagi. Di belakang titik tumbuh,
sel-sel terbagi-bagi di bagian luarnya yang akan menjadi kulit luar. Tepat
dibawah kulit luar ada kulit pertama dan ditengah-tengahnya merupakan pusat
yang disebut empulur.Epidermis (kulit luar) terdiri dari susunan sel-sel dan di
antara sel-sel itu tidak terdapat celah-celah, sebab sel-sel ini saling
berhimpit.
Pohon
jeruk yang sekarang ditanam di Indonesia berbentuk bulat dan tingginya dapat
mencapai 5-15 meter.Jeruk keprok berbatang rendah tingginya 2-8 meter, tajuk
pohon tidak beraturan, dahan kecil, cabangnya banyak, tajuknya rindang dan
letak dahan berpencar.Lingkar batang 12-36 cm.
Bentuk
daun bulat telur (elips), panjangnya lebih kurang 5-15 cm dan lebar 2-8 cm.
Ujungnya runcing sedikit tumpul dan biasanya sedikit berlekuk.Bagian tepi daun
kadang-kadang bergerigi halus, tidak berbulu pada kedua permukaannya.Permukaan
atas berwarna hijau tua mengilat dengan titik-titik kuning muda, permukaan
bawah berwarna hijau muda sampai hijau kekuningan kusam dengan titik-titik
hijau tua. Bila daun dimemarkan akan timbul bau harum khas jeruk. Tulang daun
bagian bawah bila dilihat dari permukaan bawah berwarna hijau muda, mempunyai
cabang berjumlah 7-15 pasang.Setelah sampai di tepi, melengkung dan bertemu
menjadi satu dengan tulang daun tepi. Tangkai daun pendek, setengah bulat,
bagian bawah berwarna hijau muda (hijau kekuningan), bagian atas datar dengan
alur, berwarna hijau tua, mempunyai sayap daun yang bentuknya bulat telur
terbalik memanjang (obovate-oblong), panjang 0,5-3,5 cm dan lebar 0,2-1,5 cm.
Tamanan
jeruk berbunga majemuk yang keluar dari ketiak daun di ujung cabang.Bunga kecil
dan bertangkai pendek dengan daun pelindung kecil serta berbau harum. Kelopak
bunga bentuknya cawan bulat telur, dan tajuk bunga ada lima lembar dengan
bentuk bulat telur panjang kearah pangkal disertai ujung menyempit. Putik
berwarna putih bintik-bintik dan berkelenjar serta umumnya berbunga diakhir
musim kering. Bakal buah bentuknya seperti bola dengan garis tengahnya
0,15-0,20 cm. Buah yang sudah jadi bentuknya agak besar, beruang antara 9-19
ruangan dengan pangkal buah adalah pendek. Buah yang sudah tua warna kulitnya
ada hijau tua, hijau muda, kuning, orange dengan kulit mengkilap, licin dan
penuh pori-pori.
Buah
jeruk ada yang berbentuk bulat, oval (hampir bulat), atau lonjong sedikit
memanjang.Tangkai buah rata-rata besar dan pendek.Kulit buah ada yang tebal dan
ulet, tetapi ada juga yang tipis tidak ulet, sehingga kulit mudah
dilepas.Dinding kulit buah jeruk berpori-pori.Terdapat kelenjar-kelenjar yang
berisi pectin. Kadar pectin yang paling tinggi terdapat pada jeruk garut, yakni
3-3,5%, lebih tinggi jika dibandingkan engan jeruk siam dan jeruk bali.
Kandungan pectin terbanyak ada di lapisan dalam kulit jeruk yang sering disebut
albedo.
Biji jeruk harus segera disemaikan dalam
keadaan masih segar. Biji jeruk tidak mengalami masa dormansi, bila
kekeringanakan rusak.Temperatur optimal lebih kurang 32°C.Dalam beberapa hari
setelah disemai, biji jeruk kelihatan menggembung karena mengabsorpsi air.
Jenis
jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis
L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang
terdiri atasSiem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C.
auranticum L. danC.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica),
jeruk besar (C.maxima Herr.) yangterdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan
Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yangterdiri atas jeruk nipis (C.
aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C.hystix
ABC).Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas Lemon dan
Grapefruit.Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan,
bali, nipis danpurut.
2.2
PROFIL
PETANI
Profil
petani dalam wawancara di kecamatan Dau adalah sebagai berikut :
Nama : H.
Ahmad Sadeli Sugito ( Pak. Sugito)
Tempat,
Tanggal Lahir : Malang, 13 Maret 1949
Alamat
rumah : Jalan. Mulyodadi No. 1 Desa
Mulyo Agung Kec. Dau Kab. Malang
Anak : 3
Profil
singkat tentang P. sugito :
P.sugito adalah salah satu petani
jeruk di Desa Mulyo Agung Kec. Dau Kab. Malang. Pendidikan terakhir beliau
adalah pada kelas 5 SD. Beliau awal kerja pada tahun 1966 sebagai tukang kebun
harian. Kehidupan beliau bias dikatakan kurang, karena waktu itu bayarannya
hanya bias dibuat untuk makan keluarganya saja.
Pada tahun 1980, beliau mendapatkan
penghargaan dari dinas berupa penghargaan corpi sebagai pekerja teladan. Beliau
mulai berkecimpung di dunia teknik produksi benih pada tahun 1985.Pada saat itu
beliau bekerja pada perusahaan benih sebagai pegawai.Beliau mengetahui teknik
produsi benih dan mengaplikasikannya secara otodidak.Pada tahun 1988 beliau
keluar dari perusahaan dan mengembangkan usahanya sendiri di bidang produksi
benih.Pada tahun 1989, beliu membikin UD yang menyediakan berbagai macam
benih.Pada tahun 1991-1992, beliau mendirikan CV. Baru Mulya dan sampai
sekarang terdapat 5 grup cabang.Benih yang dihasilkan didominasi oleh tanaman
jeruk, tetapi ada benih lainnya yaitu benih alpukat, durian, manggis, dll.
2.3 TEKNIK PRODUKSI BENIH
Teknik Produksi Benih adalah Penerapan ilmu pengetahuan dalam menghasilkan benih
yang berkualitas
dengan mudah, efektif dan efisien.
Dengan definisi lain teknik produksi benih adalah cara manusia untuk memudahkan
kegiatan pengadaan benih secara murahtanpa
mengorbankan kualitas benih dan aman untuk pekerja serta kelangsungan
produksi benih yang akan datang. Prinsipteknik produksi
benih adalah menghasilkan benihbermutudengan
biaya yangmurah, tepat,
aman, efektif dan efisien.
Berdasarkan jenis benih maka Teknik Produksi Benih dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu:
a.
Teknik Produksi Benih Generatif.
Pada teknik produksi
dengan generatif biasanya dilakukan dengan penanaman biji dari komoditas
tersebut.Proses Pembentukan Biji Pada Tanaman dalam reproduksi seksual adalah
pembuahan, yaitu penyatuan sel betina dan sel jantan (gamet).Hasil penyatuan
tersebut dinamakan zigot.Zigot tersebut berisi kedua krosom dari individu
jantan dan individu betina dan merupakan sel pertama dari individu baru. Zigot
akan tumbuh menjadi embrio (janin) di dalam biji. Bila biji berkecambah akan
menjadi tumbuhan dewasa. Karena embrio tersebut memiliki sifat-sifat kedua
induknya, maka kemampuan mewariskan sifat-sifat tersebut melalui biji dari
generasi ke generasi. Bunga merupakan fase penting dalam proses pembentukan
biji. Pada dasarnya bunga terdiri dari beberapa organ, namun hanya dua organ
saja yang terlibat dalam pembentukan biji, yaitu benang sari (stamen) dan putik
(pistil).Benang sari menghasilkan serbuk sari yang masing-masing membentuk
gamet jantan. Sedangkan putik akan membentuk bakal biji (ovulum) yang
mengandung telur. Pada waktu proses penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari
pada kepala putik, terbentuklah tabung serbuk sari, kemudian berlangsung
pembuahan antara sperma dengan telur. Proses akhir dari pembuahan ini adalah
terbentuknya biji. Struktur bunga sangat beragam, walaupun demikian terdapat
pola umum dari berbagai macam tumbuhan. Semua bunga mempunyai kerangka struktur
yang sama. Bunga terbentuk pada tangkai khusus yaitu tangkai bunga atau
pedicellus.Pada apeks yang membesar tersusun bagian-bagian bunga.Salah satu
bagian bunga adalah kelopak bunga (calyx) dimana biasanya bagian ini menumpang
pada daun kelopak berwarna hijau (sepalum). Sebelum mekar, kelopak daun ini
membungkus bagian bunga yang lain. Sedangkan bagian ang paling menonjol adalah
daun mahkota bunga (petalum) yang secara kolektif disbeut mahkota
(corolla).Calyx dan corolla bersama-sama membentuk hiasan bunga atau
perianth.Petal dapat berwarna putih, merah, jingga, kuning, biru dan
sebagainya.
b.
Teknik Produksi Benih Vegetatif
-
Stek
Stek (cutting) adalah suatu
teknik mengusahakan perakaran dan bagian-bagian tanaman (cabang, daun, pucuk
dan akar) yang mengandung mata tunas dengan memotong dari induknya untuk
tanaman, sehingga akan diperoleh tanaman baru. Menurut bentuknya, setek
dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain adalah stek akar, stek
daun, stek batang, stek umbi dan stek pucuk.
Perbanyakan secara stek akan
diperoleh tanaman yang baru yang sifatnya seperti induknya. Stek dengan
kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai dapat menjadi tanaman
yang sempurna dan menghasilkan bunga dan buah.
1.
Stek akar
Stek akar banyak yang digunakan
pada tanaman perkebunan. Bagian akar yang kita ambil adalah cabang akar
yang tidak jauh dari akar tunggang dan berasal dari tanaman yang berdaun banyak.
Hal ini dimaksudkan agar akar yang digunakan mempunyai persiapan-persiapan
karbohidrat, protein dan lemak sebagai cadangan makanan dari hasil fotosintesis
dan sebagai sumber energy untuk pembentuk akar baru.
Stek akar kurang familiar,
sehingga pengetahuan tentang jenis tanaman apa yang biasa diperbanyak dengan
stek akar juga sangat terbatas. Orang-orang yang tinggal di negeri 4
musim menyerbutkan bahwa stek akar sangat mudah dilakukan. Banyak jenis
tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara ini yaitu beberapa tumbuhan yang
berbentuk pohon, semak, tanaman pemanjat, perennial (tanaman tahunan) dan
tanaman dataran tinggi dan beberapa tanaman pohon yang sudah kita ketahui bias
diperbanyak dengan stek akar adalah cemara, jambu biji, jeruk keprok, kesemak,
dan sukun.
2.
Stek batang
Batang yang dipilih untuk stek batang adalah biasanya mempunyai umur
kurang lebih satu tahun. Cabang yang terlalu tua tentunya kurang baik
untuk distek karena sulit untuk membentuk akar sehingga memerlukan waktu lama,
sedangkan cabang terlalu muda (tekstur lunak) proses penguapan sangat cepat
sehingga stek menjadi lemak dan akhirnya mati.
Stek batang adalah stek yang menggunakan bagian dari batang tanaman,
sebagian orang menyebutkan dengan stek cabang. Umumnya tanaman yang dikembangbiakan
dengan stek cabang adalah tanaman berkayu. stek cabang ini meliputi stek
cabang yang telah tua dan cabang yang setengah tua.
Stek batang banyak digunakan untuk memperbanyak tanaman hias dan tanaman
buah. Syarat multah tanaman yang akan diperbanyak secara stek batang
adalah harus memiliki cambium batang, cabang atau ranting yang ideal untuk
bahan stek harus memenuhi syarat berikut : tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda dengan umur tanaman sekitar 1 tahun dan batangnya berwarna kehijaun, sehat
yaitu bebas dari hama dan penyakit,subur, dan tidak tergantung keadaan
efisiensi atau kekurangan salah satu unsure yang diperoleh tanaman,
diameter bahan stek sekitar 0,5 cm dan bahan stek harus memiliki cukup
bakal tunas.
3.
Stek daun
Stek daun
adalah pembiakan dengan pematangan sehelai daun dari tanaman induknya dengan
maksud mengusahakan perakaran dari bagian daun tersebut, stek daun banyak
diterapakan pada tanaman hias sukulen, daun lebal berdaging dan kandungan
airnya juga tinggi. Daun yang dipilih untuk stek ini harus telah cukup
umurnya dan mempunyai karbahidrat yang tinggi dan harus hijau.
Perbanyakan
dengan stek daun yaitu menggunakan sehelai daun yang lengkap dengan tangkainya,
sedangkan pada tanaman lain seperti begonia diperbanyak dengan helai daun tanpa
tangkai.tanaman sukuren yang mempunyai daun berukuran besar, yaitu panjang
lebih dari 10 cm, dapat diperbanyak dengan memotong daunnya secara horizontal
menjadi bagian-bagian.
-
Sambung
Menyambung
(grating) adalah salah satu pembiakan vegetative, dimana menggabungkan batang
bawah dan batang atas dari tanaman berbeda sedimikian rupa, sehingga tercapai
persenyawaan dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Penyambungan mutlak memerlukan batang atas dan batng bawah. Batang bawah
sering juga disebut STOCK atau ROOK STOCK atau ENDERSTAM. Ciri-ciri
batang bawah adalah batang masih dilengkapi dengan akar. Sedangkan batang
atas yang di sambungkan sering disebut ENTRIES atau SCION. Batang atas
dapat berupa potongan batang atau biiasa juga batang yang masih berada pada
pohon induknya.
Teknik
penyambungan ini biasa kita terapkan untuk beberapa keperluan yaitu membuat
bibit tanaman unggul, memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan juga untuk
membantu pertumbuhan tanaman. Dengan mengadakan penyambungan kita
mengharapkan agar bibit yang kita hasilkan akan lebih unggul dari tanaman
asalnya (Batang bawah dan batang atas).
Penyambungan
atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan
sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai
satutanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau
tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan
disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut
stock.
Bagian tanaman yang disambungkan
atau disebut batang atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai
lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas
samping. Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan
antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya
penyambungan antar varietas pada tanaman durian.Kadang-kadang bisa juga
dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi
masih dalam satu famili.Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung
denga tanaman kweni (Mangifera odorata).
-
Merunduk
Pembiakan
vegetative dengan cara merunduk, sering juga disebut dengan cangkok tanah,
cangkok runduk, atau memumbun. Memang pada prisipnya cara merunduk ini
sama dengan mencangkok, karena keduanya sama-sama memerlukan media guna
menumbuhkan akar pada cabang, tapi merundukkan tidak membuntukkan akarpada
cabang, tetapi merunduhkan tidak membutuhkan pembungkus.
Merunduk
ini dilakukan pada tanaman-tanaman yang sulit untuk distek, misalnya pada apel
liar untuk batang bawah sedangkan kita ingin perbanyak tanaman itu dengan cepat
dan dalam julah yang besar. Caranya ialah batang tanaman itu dirundukkan
(Dibengkokkan) mendatar ketanah dan ditumbuhi tanah tipis. Setelah mata
pada tiap-tiap ruas itu tumbuh dan tunas-tunasnya berakar, barulah batang itu
dipotong untuk ditanam. Cara ini adalah sangat mudah dikerjakan dan tidak
banyak memerlukan tenaga, sedangkan hasilnya pun tinggi.
Tanaman
yang dapat dikembangbiakan secara merunduk jenisnya sangat sedikit. Jenis
tanaman yang mempunyai cabang panjang dan lentur yang umumnya bisa
dirundukkan. Tanpa disengaja tanaman seperti ini kadang-kadang juga dapat
melakukan pembiakan vegetative sendiri atau sering juga disebut rundukan secara
alamiah. Karena bagian tepi atau ujung cabang yang terkulai cenderung
berakar bila bersetuhan dengan tanah.
Merunduk
dapat dilakukan pada batang beberapa jenis tanaman yang secara normal berdiri
tegak kemudian dibengkokkan hingga menyentuh tanah sehingga akan segera berakar
pada mawar .
• Merunduk biasa
Cabang tanaman dirundukkan dan
ditimbun dengan tanah, kecuali
ujung cabangnya. Setelah
membentuk akar, cabang atau batangnya
dipotong, sehingga diperoleh
tanaman baru.. Cara ini dapat
dikerjakan pada mawar, jambu air,
dan arbel
• Merunduk majemuk
Seluruh batang dirundukkan
kemudian ditimbuni tanah pada
beberapa tempat atau seluruh
tempat. Cara ini dapat dikerjakan
pada tanaman soka dan anggur.
-
Okulasi
Teknologi
memang dapat menciptakan sesuatu yang baru dan apabila teknologi ini dipadukan
dengan seni, hasilnya akan lebih mempesona lagi. Hal ini dapat dilakukan
pada tanaman, suatu pohon mangga bias mempunyai lebih dari satu macam buah,
misanya mangga arumanis, gadung, golek dan sebagainya. Bisa juga dalam
satu pohon mempunyai daun yang berbeda-beda. Misalnya jambu biasa
mempunyai daun jambu kerikil yang ukurnya kecil-kecil dapat dipadukan dengan
jambu arigot yang daunnya berpinggiran putih. Perpanduan tanaman demikian
tentunya sangat menarik dan akan mempunyai harga yang sangat mahal. Hal
demikian bias terjadi karena merupakan hasil dari akulasi.
Okulasi
sering juga disebut dengan menempel, Oculatie (Belanda) atau Budding
(Inggris). Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan
jika dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil
okulasi mempunyai mutu lebih baik dari pada induknya. Bisa dikatakan
demikian karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakartan yang
baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman
yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran kurang
baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai batang
bawah. Sedangkan tanaman yang mempunyai buah lezat diambil mata tunasnya
untuk ditempelkan pada batang bawah dikenal dengan sebutan batang atas.
Sama
halnya dengan enten, okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan batang
atas dari satu spesies atau dari satu varietas. Penyambungan tanaman dari
satu varietas atau dari satuspesies memang dapat dilakukan tanpa mengalami
kesukaran. Lain halnya dengan okulasi yang dilakukan antarspesies
biasanya agak mengalami kesukaran. Hal demikian di karenakan antar batang
atas dan batang bawah kadang-kadang terdapat perbedaan fisiologis.
Perbanyakan
tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama
pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman
dengan cara okulasi yaitu :
Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
- Pertumbuhan tanaman
yang seragam.
- Penyiapan benih
relatif singkat.
-
Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu
klon agar serentak pada waktu
tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidium hevea
bila terjadi.
Kelemahan
dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :
-
terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena
tidak
adanya
keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
- perlu menggunakan tenaga ahli
untuk pengokulasian ini.
- Bila
salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan
gagal atau mata entres tidak tumbuh
sangat besar.
BAB
III
METODE
3.1
WAKTU
DAN TEMPAT
Waktu : Selasa, 10 April 2012, pukul :
08.15 WIB
Tempat : Kebun jeruk milik P. sugito di Desa Mulyo
Agung Kec. Dau Kab. Malang
3.2
METODE
PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan dari fieldtrip ini
adalahdengan melakukan wawancara langsung ke pemilik kebun yaitu P.sugito.wawancara
tersebut meliputi tentang :
-
Bagaimana teknik memproduksi bibit jeruk
-
Produksi tanaman yang dibudidayakan oleh
petani beserta banyaknya potensi bibit yang dapat diproduksi
-
Permasalahan yang
dihadapi oleh narasumber tentang produksi benih
-
Solusi dari permasalahan
yang dihadapi narasumber
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 TEKNIK PRODUKSI BENIH
Pada
wawancara yang telah dilakukan terdapat beberapa informasi tentang teknik produksi
pada tanaman jeruk. Petani menyediakan
bibit jeruk sebanyak 50.000 pohon.Bibit-bibit tersebut didapatkan dari mitra
yang telah menyediakan benih tersebut dan ada yang mebuat sendiri. Untuk batang
bawah beliau mendapatkan pasokan dari daerah Madura sedangkan untuk batang atas
beliau memproduksinya sendiri melalui penanaman biji buah jeruk yang akan
diproduksi.
Untuk memproduksi bibit yang selama
ini beliau tangani, beliau menggunakan 2 cara dalam teknik produksinya yaitu
okulasi dan grafting. Untuk grafting batang bawah yang digunakan adalah batang
jeruk RL.Hal ini dikarenakan jenis jeruk ini buahnya tidak biasadimakan namun
system perakarannya sangat baik.Sedangkan untuk batang atasnya beliau
menggunakan bibit yang diproduksinya sendiri melalui penanaman biji.Produksi
tanaman menggunakan teknik ini beliau mengetahuinya secara otodidak tanpa ada
bibimbingan dari pihak terkait.Namun dewasa ini ada beberapa mitra yang
bekerjasama untuk memajukan sentra pembibitan milik beliau.
Teknik kedua pada aplikasi yang
dilakukan oleh beliau adalah menggunakan teknik okulasi. Pada teknik ini beliau
memilih mata tunas yang tidak terlalu tua dan juga teidak terlalu muda.
Pemilihan salah satu tunas terbaik sangatlah penting karena hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan hasil produksi. Setelah pemilihan tunas selesai beliau
melakukan pemotongan tunas dengan menggunakan pisau. Pisau yang digunakan harus
bersih dan bebas dari karat. Selain itu juga bias menggunakan silet. Setelah
batang dilukai dan tunas dimasukkan dalam irisan batang induk luka yang
terdapat pada batang diikat menggunakan tali plastic. Tali pengikat dibuka
setelah 20 hari pengokulasian. Untuk keberhasilan okulasi dapat dilihat melalui
tunas yang disambungkan, jika tunas tersebut berwarna hijau maka okulasi
berhasil dan jika tunas berwarna coklat maka okulasi gagal.
4.2 PERMASALAH PRODUKSI
BENIH
Permasalahan
yang yang dihadapi oleh narasumber tentang produksi benih adalah kurang jelinya
dalam melakukan teknik okulasi. Dampak dari kurang jelinya dalam proses okulasi
adalah banyak tanaman yang mati atau tidak jadi. Selain itu, serangan penyakit
yang dapat mempengaruhi proses produksi. Penyakit yang mnyerang tanaman jeruk diantaranya adalah CTV, CVPD, Vein
enation, Exortis, Psorosis, Xyloporosis dan Tatter leaf. Penyakit utama yang
sering menyerang tanaman jeruk adalah CVPD dengan menunjukkan gejala kuning pada sebagian daun
atau seluruh tajuk,daun tampak kaku, tegak, dan sering pula terlihat bercak
klorosis (blotching) Pada daun tua,tulang-tulang daun yang halus
berwarna lebih gelap, sehingga kontras dengan daging daun yang berwarna kuning.
Dan permasalahan yang terakhir adalah musim yang tidak menentu. Dampak dari
itu, biasanya akan menurunkan tingkat produksi benih.
4.3 SOLUSI DAN REKOMENDASI
Dari
permasalahan tersebut dapat diberikan solusi dan rekomendasi bahwa dalam
produksi tanaman jeruk harus tetap menjaga kestabilan lingkungan dengan cara
meminimalisir prosentase kematian pada saat musim hujan. Solusi yang beliau
lakukan ini menunjukkan adanya kemajuan dalam menjaga tingkat
produktifitasnya.Salah satu caranya adalah dengan meletakkan tanaman-tanaman
tersebut kedalam green house dan memberikan perlakuan-perlakuan untuk perawatan
secara berkala.Hal ini dikarenakan untuk menghindari kontak langsung tanaman
dengan hujan yang bterus menerus sehingga mengakibatkan tanaman busuk dan mati.
BAB
V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN (HASIL
PRAKTIKUM)
Dari
hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa petani menggunakan teknik secara
okulasi dan grafting.Untuk batang bawah beliau mendapatkan pasokan dari daerah
Madura sedangkan untuk batang atas beliau memproduksinya sendiri melalui
penanaman biji buah jeruk yang akan diproduksi.
Untuk
grafting batang bawah yang digunakan adalah batang jeruk RL.Hal ini dikarenakan
jenis jeruk ini buahnya tidak biasadimakan namun system perakarannya sangat
baik.Sedangkan untuk batang atasnya beliau menggunakan bibit yang diproduksinya
sendiri melalui penanaman biji.
Pada
teknik okulasi beliau memilih mata tunas yang tidak terlalu tua dan juga teidak
terlalu muda. Pemilihan salah satu tunas terbaik sangatlah penting karena hal
ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil produksi.
Permasalahan
yang sering muncul dalam teknik produksi tersebut adalah terkadang kurang
jelinya dalam hal okulasi atau grafting yang dapat membuat tanaman mati dan
gagal tumbuh.Selain itu, serangan penyakit yang dapat mempengaruhi proses
produksi. Penyakit yang mnyerang tanaman jeruk diantaranya adalah CTV, CVPD, Vein enation, Exortis,
Psorosis, Xyloporosis dan Tatter leaf.Dan permasalahan yang terakhir adalah
musim yang tidak menentu. Dampak dari itu, biasanya akan menurunkan tingkat
produksi benih.
DAFTAR
PUSTAKA
AAK. 1992. Bertanam Pohon
Buah-buahan 2. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.
AKK, 2004. Budidaya Tanaman Jeruk.
Kanisius, Yogyakarta.
Barus, A. dan Syukri,
2008.Agroteknologi Tanaman Buah-Buahan.USU-Press, Medan.
Basri
Jumin, 1998. Dasar-dasar agronomi. Rajawali Press, Jakarta.
Bonus
Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih.
Joesoef, M., 1993. Penuntun
Berkebun Jeruk. Penerbit Bhratara, Jakarta.
Pracaya, 2009. Cet. XV. Jeruk Manis
Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahardi, Yovita H. Indriani &
Haryono. 1999. Agribisnis Tanaman Buah. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Redaksi Agromedia, 2007. Kunci
Sukses Memperbanyak Tanaman. Cet. I. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rini
Wudianto, 1996. Membuat Setek, Cangkok dan okulasi. PT. Penebar
Swadaya, Jakarta.
R. Bambang Soelarso, Ir. 1996.
Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.
Saptarani,
Eti Widayanti dan Lila Sari, 1999. Cara Bercocok Tanaman Secara
Vegetatif. Sinar Mas, Jakarta.
Setiadi dan Parimin, 2003. Budidaya
Jeruk Asam di Kebun dan di Pot. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setyati
Hardjadi, 1995. Pengantar agronomi, PT. Gramedia, Jakarta.
Soelarso, R. B., 1996. Budidaya Jeruk
Bebas Penyakit. Kanisius, Yogyakarta.
Tim Penulis PS, 2003. Peluang Usaha
dan Pembudidayaan JERUK Siam. Penebar Swadaya, Jakarta.
Truus no 340. 1998. Masih
Diperlukan Penambahan 50.129 ha Kebun Jeruk.
Wudianto,
R., 2001. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Cet. XV. Penebar Swadaya,
Jakarta.
No comments:
Post a Comment