Kisah Beharga Thomas Alva Edison (Penemu Lampu)


Thomas Alva Edison adalah penemu dari Amerika dan merupakan satu dari penemu terbesar sepanjang sejarah. Edison mulai bekerja pada usia yang sangat muda dan terus bekerja hingga akhir hayatnya. Selama karirnya, Thomas Alva Edison telah mempatentkan sekitar dari 1.093 hasil penemuannya, termasuk bola lampu listrik dan gramophone, juga kamera film. Ketiga penemuannya membangkitkan industri-industri besar bagi industri listrik, rekaman dan film yang akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Dia juga dikenal sebagai penemu yang menerapkan prinsip 'produksi massal' bagi penemuan-penemuannya.

Thomas Edison Quotes
Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. Ia hanya bersekolah sekitar 3 bulan saja, dan secara fisik dirinya agak tuli, namun semua itu ternyata bukan penghalang untuk terus maju berkarya. Ia, Tommy memegang 1.093 hak paten atas namanya.
Ia lahir di Milan, Ohio, Amerika Serikat pada tanggal 11 Februari 1847. Pada masa kecilnya di Amerika Serikat,Edison selalu mendapat nilai buruk di sekolahnya. Oleh karena itu ibunya memberhentikannya dari sekolah dan mengajar sendiri di rumah. Di rumah dengan leluasa Edison kecil dapat membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan berbagai percobaan ilmiah sendiri. Pada Usia 12 tahun ia mulai bekerja sebagai penjual koran, buah-buahan dan gula-gula di kereta api. Kemudian ia menjadi operator telegraf, Ia pindah dari satu kota ke kota lain. Di New York ia diminta untuk menjadi kepala mesin telegraf yang penting. Mesin-mesin itu mengirimkan berita bisnis ke seluruh perusahaan terkemuka di New York.
Dimasa kecil, gurunya sering memarahi dan mengejeknya dengan ; “Seorang murid yang terlalu bodoh untuk mempelajari apa saja.” Tommy sering kali dipanggil dan mendapat julukan bocah idiot oleh gurunya dan teman-temannya, hingga akhirnya ia harus dikeluarkan dari sekolahnya.
Lalu ia pulang ke rumah dengan membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya kemudian membaca kertas tersebut: “Tommy, anak ibu, sangat bodoh, kami minta ibu mengeluarkannya dari sekolah.” Sang ibu terhenyak membaca surat itu, ia segera membulatkan tekad yang teguh, “Anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.”
Sang ibu, Nancy Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya, Tommy. Kemudian Nancy Edison memutuskan untuk berhenti sebagai guru dan ia berkonsetrasi untuk mengajar sendiri anaknya baca tulis dan hitung menghitung dengan jalan homeschooling (Sekolah dirumah), karena tak ada sekolah yang mau menerima Tommy, anaknya.
Itulah sekelumit catatan kecil tentang Tommy kecil (Thomas Alva Edison) yang masa kecilnya dianggap bodoh, idiot dan senangnya ber-imajinasi saja di sekolah. Dari balik sobekan kecil cerita diatas tersebut tentunya bisa kita jadikan pelajaran diri, khususnya bagi para orang tua. Yakni pentinting peranan orang tua atas pendidikan anak, jangan semata-mata terlalu dilepaskan kepada pihak sekolah, akan tetapi peranan orang tua masihlah penting untuk memperhatikan pendidikan anak, di sekolah dan di rumah. Jangan sepenuhnya kita limpahkan kepada sekolah atas kecerdasan anak itu sendiri.
Edison dipandang sebagai salah seorang pencipta paling produktif pada masanya, memegang rekor 1.093 paten atas namanya. Ia juga banyak membantu dalam bidang pertahanan pemerintahan Amerika Serikat. Beberapa penelitiannya antara lain : mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi. (photo: encore-editions.com)
Edison dipandang sebagai salah seorang pencipta paling produktif pada masanya, memegang rekor 1.093 paten atas namanya. Ia juga banyak membantu dalam bidang pertahanan pemerintahan Amerika Serikat. Beberapa penelitiannya antara lain : mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi. (photo: encore-editions.com)
Karier penemuan Thomas Alva Edison diawali setelah membaca buku School of Natural karya RF Parker. Buku tersebut isinya tentang petunjuk praktis untuk melakukan eksperimen di rumah, dan Dictionary of Science. Akhirnya sang ibu, Nancy Edison membangunkan sebuah laboratorium kecil untuk Tommy (Thomas Alva Edison).
Akhirnya Tommy berhasil melewati segala rintangan dan ujian keras yang diterimanya pada masa kecilnya itu. Sang ibu tercinta tidak pernah lelah untuk terus membimbing dan mendidiknya sehingga Tommy berhasil menjadi seorang tokoh di dunia yang disegani hingga sampai saat ini.
Thomas Alva Edison melakukan lebih dari 9.000 percobaan sebelum akhirnya menemukan bola lampu pijar. Bahkan pada saat menemukan bola lampu pijar, dirinya mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.999 dia berhasil secara sukses menciptakan bola lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Ia sadar bahwa betapa pentingnya sumber cahaya ini bagi umat manusia.
Thomas Alva Edison menghabiskan 40.000 dollar (senilai dengan Rp.360.000.000,-) dalam kurun waktu 2 tahun untuk percobaan lampu pijar. Sungguh patut direnungkan ketika saat keberhasilan dicapainya. Pada saat keberhasilan itu dicapainya, dia sempat ditanya oleh seseorang ilmuan ternama kala itu, Apa kunci kesuksesannya?. Thomas Alva Edison menjawab dengan nada merendah dan senyumnya yang mempesona banyak orang yang menyaksikan keberhasilannya itu, “Saya sukses karena saya telah kehabisan apa yang disebut kegagalan..”
Kemudian tak lama berselang muncul kembali pertanyaan kearahnya, bahkan saat dia ditanya, Apakan kamu tidak pernah bosan dengan kegagalannya?. Thomas Alva Edison menjawab dengan lugas dan cerdas, “Dengan kegagalan tersebut, saya malah mengetahui ribuan cara agar tidak gagal, dan lampu pijar ini bisa menyala..”
Pada tahun 1928 ia menerima penghargaan berupa sebuah medali khusus dari Kongres Amerika Serikat. Kata kebajikan yang dikenang dari Thomas Alva Edison adalah: “Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.” | “Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.” | “Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju.” (photo: mikainkom.com)
Pada tahun 1928 ia menerima penghargaan berupa sebuah medali khusus dari Kongres Amerika Serikat. Kata kebajikan yang dikenang dari Thomas Alva Edison adalah: “Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.” | “Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.” | “Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju.” (photo: mikainkom.com)

FAHMI

1 comment:

  1. I think is a genius for those who find the light switch , and thanks for the invention which until now used and very useful for us all
    domino qiu qiu

    ReplyDelete

Instagram