Sejarah El Clasico

El Clasico (bahasa Inggris: The Classic; juga dikenal sebagai El Derbi Espanyol atau El Classic) adalah nama umum yang diberikan untuk setiap pertandingan sepak bola antara FC Barcelona dan Real Madrid. Pertemuan mereka terjadi setiap tahun sebagai bagian dari kompetisi La Liga Spanyol, dengan maksimum sembilan pertandingan tahun, dengan dua tambahan di Copa del Rey, Liga Champions, dan Supercopa de Espana, dengan kemungkinan lain dalam Piala Super UEFA dan Final Liga Champions. Kedua klub ini adalah klub-klub yang paling mengikuti pertandingan sepak bola di dunia, disaksikan oleh ratusan juta orang.
Rivalitas antara Los Galacticos dan Blaugrana itu lebih darisekadar rivalitas biasa antarklub atau mereka yang fanatik, jugalebih dari sekadar sukses komersil atau keberhasilan menghadirkansatu miliar pemirsa yang menyaksikan langsung laga ini. Clasicoadalah panggung di mana setiap tahunnya warga Kataloniamemproklamasikan kemerdekaan mereka dari Spanyol.

Bendera Katalan berkibar hampir di setiap laga El Clasico


Katalonia sendiri merupakan suatu negara yang memiliki bahasa,budaya dan identitas sendiri sampai 11 September 1714, ketika RajaPhilip V menaklukkan daerah Katalan. Beberapa saat kemudian,sejumlah teritori di Iberia juga digabungkan, yang kini menjadidaerah yang kita kenal sebagai Spanyol.
Selama 200 tahun lebih, bahasa Spanyol terus diperkenalkan diKatalonia dan hingga akhirnya menjadi bahasa resmi dari daerahtersebut. Warga Katalan tetap diperbolehkan menggunakan bahasa ibu,namun semua hal perizinan, sekolah, dokumen dan bahkan mediadiharuskan menggunakan bahasa Spanyol. Hal ini membuat kebanggaanwarga Katalan terkikis, tapi tak sampai hilang.
Pada awal abad 20an, Katalonia membuat usaha besar untuk bisamenegaskan kemerdekaan. Sayangnya, rencana mereka diredam olehFranco, militan sayap kanan dan konservatif, yang kemudian menjadisatu-satunya diktator Spanyol di akhir Perang Sipil Spanyol pada1939, dan selama 36 tahun ke depan, dia memerintah negaranya denganmenjadikan ketakutan, tekanan dan kekuatan militer sebagaisenjatanya.
Namun ada juga yang berusaha melakukan pemberontakan, terutamamereka yang berasal dari daerah Basque dan Katalan, meski parapemberontak dari daerah lain juga terus bermunculan bak jamur dimusim hujan. Pemberontak yang tertangkap kemudian disiksa, dipaksamemberikan informasi dan kemudian dibunuh.
Di masa sulit sejarah Spanyol inilah yang kemudian menjadikanBarcelona muncul lebih dari sekadar klub. Mereka berubah menjadisimbol kebanggaan dari warga Katalan dan mewakili harapan untukmasa depan yang lebih baik.
Rezim penguasa memiliki wakilnya tersendiri, Real Madrid. Taksedikit yang kemudian menilai Real Madrid adalah perwakilan daripihak yang berseberangan dengan Barcelona.
Setelah Franco meninggal dunia pada 1975, yang berujung padaberakhirnya pemerintahan kediktatoran miliknya, hak Katalonia,termasuk penggunaan bahasa Katalan di semua pertokoan,dikembalikan, meski keinginan untuk merdeka belum jugaterwujud.
Hari ini, Real Madrid, yang mengenakan seragam putih-putih,masih mewakili Spanyol yang murni dan bersatu. Sebaliknya,Barcelona dengan bangganya mewakili bendera Katalan, yang merupakansatu-satunya bendera di Katalonia, yang tersemat di jersey merekasebagai bentuk dukungan atas perjuangan tanpa henti untuk negarayang merdeka.

“Everyone picks a side”
Pernyataan di atas adalah perseteruan ideologi, sosial, dan politik antara kebudayaan daerah yang ingin merdeka dengan pemerintah pusat yang kuat, dan tidak hanya melibatkan FC Barcelona dan Real Madrid, atau Catalunya dan Castille, tetapi juga seluruh masyarakat Spanyol. Ketika duel El Clásico berlangsung, dapat dipastikan, seluruh orang di Spanyol akan terbagi dua. El Clásico mempunyai fungsi yang ‘unik’ yaitu sebagai ‘pembatas transparan’ antara dua daerah dalam satu negara. Suporter dari klub lain, siapa pun mereka, akan memilih salah satu di antara Barcelona dan Real Madrid, berdasarkan kepentingan dan ideologi masing-masing, everyone (should) picks a side.

FAHMI

No comments:

Post a Comment

Instagram