REAKSI vs RESPONS
CEO Google, Sundar Pichai mulai banyak dikenal orang setelah menjabat pimpinan tertinggi raksasa perusahaan Google. Pichai terlahir di Tamil Nadu, India pada tahun 1972. Pichai dikenal oleh karyawan Google sebagai seseorang yang selalu berhasil merealisasikan rencana menjadi kenyataan. Beberapa proyek dia yang sukses yakni browser Chrome dan Android
Sundar Pichai memang dikenal sebagai orang yang ramah, cerdas, dan pekerja keras. Ada sebuah kisah inspiratif dari pidato oleh Sundar Pichai kepada anak buahnya–
Ia berpidato tentang kecoa. Kisah inspiratif dibalik kecoa yang menjijikkan.
Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang wanita.
Dia mulai berteriak ketakutan.
Dengan wajah yang panik dan suara gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk menyingkirkan kecoa tersebut.
Reaksinya menular, karena semua orang di kelompoknya juga menjadi panik.
Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa tersebut pergi tapi … kecoa itu mendarat di pundak wanita lain dalam kelompok.
Sekarang, giliran wanita lain dalam kelompok itu untuk melanjutkan drama.
Seorang pelayan wanita bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka.
Dalam sesi saling lempar tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada pelayan wanita.
Pelayan wanita berdiri kokoh, menenangkan diri dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya.
Ketika dia cukup percaya diri, ia meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkan nya keluar dari restoran.
Menyeruput kopi dan menonton hiburan itu, antena pikiran saya mengambil beberapa pemikiran dan mulai bertanya-tanya, apakah kecoa yang bertanggung jawab untuk perilaku heboh mereka?
Jika demikian, maka mengapa pelayan wanita tidak terganggu?
Dia menangani peristiwa tersebut dengan mendekati sempurna, tanpa kekacauan apapun.
So, para hadirin.. CEO dari India ini kemudian bertanya:
“Lalu apa yang bisa saya dapat dari kejadian tadi?”
Ia melanjutkan pidatonya..
“Dari tempat saya duduk, saya berpikir..
Kenapa 2 wanita karir itu panik, sementara wanita pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa?
Berarti jelas bukan karena kecoanya, tapi karena respon yang diberikan itulah yang menentukan. Ketidakmampuan kedua wanita karir dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat suasana cafe jadi kacau.
Kecoa memang menjijikkan.
Tapi ia akan tetap seperti itu selamanya.
Tak bisa kau ubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan.
Begitupun juga dengan masalah.
Macet di jalanan, atau istri yang cerewet, teman yang berkhianat, bos yang sok kuasa, bawahan yang tidak penurut, target yang besar, deadline yang ketat, customer yang demanding, tetangga yang mengganggu, dsb.
Sampai kapanpun semua itu tidak akan pernah menyenangkan.
Tapi bukan itu yang membuat semuanya kacau. Ketidakmampuan kita untuk menghadapi yang membuatnya demikian.”
Yang mengganggu wanita itu bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut.
Di situ saya menyadari bahwa, bukanlah teriakan ayah saya atau atasan saya atau istri saya yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh teriakan merekalah yang mengganggu
Reaksi saya terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup saya, melebihi dari masalah itu sendiri.
Apa hikmah dibalik kisah inspiratif dari pidato ini?
Para wanita bereaksi, sedangkan pelayan merespon.
Reaksi selalu naluriah sedangkan respon selalu dipikirkan baik-baik.
Sebuah cara yang indah untuk memahami HIDUP.
Orang yang BAHAGIA bukan karena semuanya berjalan dengan benar dalam kehidupannya..
Dia BAHAGIA karena sikapnya dalam menanggapi segala sesuatu di kehidupannya benar..!
Itulah kira-kira hikmah yang dapat diambil dari sebuah kisah inspiratif dari pidato CEO Google, Sundar Pichai.
"Masalah adalah sebuah masalah ..... RESPONSE kita lah yg akan menentukan bagaimana akhir dari sebuah masalah ...."
Mengenai Saya
- FAHMI
- Trenggalek, JawaTimur, Indonesia
- Menulis membebaskanku. Membesarkanku. Memberanikanku. Aku menulis untuk berkaca. Aku menulis untuk melepaskan air mata. Aku menulis karena menulis menyembuhkan. Aku menulis untuk merapikan masa lalu. Dan lebih dari itu Aku menulis untuk menjadikanku manusia. Because Writers see the world differently. Every voice we hear, every face we see, every hand we touch could become story fabric.
Popular Posts
-
Dulu waktu SD saya sering tidak masuk sekolah tanpa alasan dan berita yang tidak jelas, suatu hari di dimarahi oleh guruku. Guru,...
-
Tri Tunggal Usahatani adalah suatu konsep yang di dalamnya terdapat tiga foundasi atau modal dasar dari kegiatan usahatani. Tiga modal...
-
Bagi kalian yang suka bilang JANCOK. Uppsss…. Mungkin ada juga yang bilang DANCOK. Sadarkah kalian akan apa arti dari sebuah DANCOK…?????...
-
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN Gejala dan Kerusakan Akibat Serangan Hama Oleh Nama : Muhammad Guruh Arif Zulahmi NIM ...
-
Michael Faraday (22 September 1791-25 Agustus 1867) ialah ilmuwan Inggris yangmendapat julukan "Bapak Listrik", karena berkat...
-
Hama putih palsu, Cnaphalocrocis medinalis (Guen.) termasuk dalam famili Pyralidae, ordo Lepidoptera. Hama ini disebut sebagai hama p...
-
Berdasarkan Julie (2012), t ahap pertama dari sistem fotosintesis adalah reaksi terang, yang sangat bergantung kepada ketersediaan s...
-
“ Pandangan Kognitif dan Pendekatan Perilaku ” Tugas Kegiatan Pembelajaran 1. Dengan menggunakan bahan baca...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahka...
Blog Archive
-
▼
2017
(60)
-
▼
March
(15)
- 50 STRIKER TERSUBUR DI DUNIA SEPANJANG MASA (Eloco...
- Jangan Kikir Bekerja Keras
- Si Pikiran Kecil, Sedang dan Besar
- Tembus Langit
- Jalan Ridha
- "RIYA' TERSELUBUNG"
- SANG TELADAN ITU SEORANG PENJUAL KORAN
- SEKILAS TERDENGAR BIASA TAPI BISA BERBAHAYA
- SATU PERISTIWA, DUA RASA
- Ulama dan Fitnah
- REAKSI vs RESPONS
- "TEH"untuk renungan
- CARA MEMANDANG NASIB...!!!!
- Kesederhanaan, rasa syukur dan selalu menghadirkan...
- 💐MENGGAPAI RIDHA ALLAH DENGAN BERBAKTI KEPADA ORA...
-
▼
March
(15)
Powered by Blogger.
No comments:
Post a Comment