Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor(Cl).
A. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsur mikro yang
diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap
dalam bentuk ikatan logam dengan bahan organik. Mineral Fe antara lain olivin
(Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit
(Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat,
sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan
adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang
terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap
lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman
yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering
diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun
klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom
merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan
peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
B. Mangaan (Mn)a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
Mangaan diserap dalam bentuk ion
Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk
kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam
tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ
lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida,
karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)),
rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan
primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena
proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder
terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar
antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan
oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan
yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
C. Seng (Zn)Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk
ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen
Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya
Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam
tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar
antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS),
spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan
ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat
dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super
okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan
peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas
batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
D. Tembaga (Cu)Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion
Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya
Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen
triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem
hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar
tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.
E. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion
MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman
terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang
memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun
kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup
mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain
molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai
kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat
adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo
membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang
disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan
karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida
hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
F. Boron (B)Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
Boron dalam tanah terutama sebagai
asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah
umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman
hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan
dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi.
Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga
banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik
dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara
lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut
terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
G.Klor(Cl)Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
Klor merupakan unsure yang diserap
dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau
larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar
2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah
antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam
tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh
air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara
Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah
keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan
osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan
ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang
penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya
dalam evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
No comments:
Post a Comment