Pengenalan obyek
merupakan bagian paling vital dalam interpretasi citra. Foto udara sebagai
citra tertua di dalam penginderaan jauh memiliki unsur interpretasi yang paling
lengkap dibandingkan unsur interpretaasi pada citra lainnya. (Sutanto,
1994:121). Unsur interpretasi citra terdiri :
1. Rona dan Warna
Rona ialah tingkat
kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra, sedangkan warna ialah wujud
yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari
spektrum tampak.
- Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya adalah hitam, putih atau kelabu . Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi, siang atau sore) dan sebagainya.
- Pada foto udara berwarna, rona sangat dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan, misalnya menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto udara berwarna
Bentuk-bentuk atau
gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi atau kerangka suatu
objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek yang dapat
dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja.Contoh: 1) Gedung sekolah pada
umumnya berbentuk huruf I, L, U atau empat persegi panjang.2) Gunung api,
biasanya berbentuk kerucut.
2. Bentuk
Bentuk dari suatu objek dapat membantu kita di
dalam menginterpretasi citra. Bentuk tersebut biasanya memberikan cirikhas dari
suatu objek. Contohnya, bangunan sekolah terlihat seperti huruf H, L, dan I.
3. Ukuran
Ukuran dalam foto udara meliputi jarak, luas, volume,
tinggi, dan kemiringan. Ukuran objek pada citra sangat berhubungan dengan skala
citra. Contohnya, skala citra 1:2000. Panjang objek pada foto udara 4 Cm, dan
lebarnya 3 Cm. Panjang sebenarnya = 4 X 2000 = 8000 cm atau 80 m, sedangkan
lebar sebenarnya = 3 X 2000 = 6000 Cm = 60 m.
4. Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada
citra. Di dalam tekstur, kita mengenal tiga tingkatan tekstur, yaitu halus,
sedang, dan kasar. Contohnya hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang,
dan padang rumput bertekstur halus.
5. Bayangan
Bayangan bersifat
menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Meskipun
demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi
beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.
Contoh: Lereng terjal
tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan
menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat
condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas,
sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama jika
pengambilan gambarnya dilakukan pada tengah hari.
6. Pola
Pola atau susunan
keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan
bagi beberapa objek alamiah.
Contoh: Pola aliran
sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai struktur
lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu
ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet,
kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya
dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya
7. Situs
Situs adalah letak atau kedudukan suatu objek
terhadap objek lain di sekelilingnya. Contohnya, situs permukiman penduduk
biasanya memanjang mengikuti jalan, sungai, dan pantai.
8. Asosiasi
Asosiasi adalah hubungan suatu objek dikaitkan
dengan objek yang lain di sekitarnya. Contohnya perkampungan biasanya dekat
dengan jalan dan lahan pekarangan yang ditumbuhi tanaman.
9. Konvergensi Bukti
Konvergensi bukti ialah
penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya menjadi
semakin menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu.
v
Contoh Interpretasi
Citra
Pabrik dapat dikenali
dengan bentuknya yang serba lurus dan ukurannya yang besar (a), jauh lebih
besar dari ukuran rumah mukim pada umumnya. Pabrik itu berasosiasi dengan lori
yang tampak pada foto dengan bentuk empat persegi panjang dan ronanya kelabu,
mengelompok dalam jumlah besar (b). Lori pada umumnya digunakan untuk
mengangkut tebu dari sawah ke pabrik gula. Oleh karena itulah maka pabrik itu
diinterpretasikan sebagai pabrik gula. Pada saat pemotretannya, pabrik itu
sedang aktif menggiling tebu. Hal ini dapat diketahui dari asapnya yang
mengepul tebal dan tertiup angin ke arah barat daya. Pola perumahan yang
teratur dan letaknya yang berdekatan dengan pabrik gula mengisyaratkan bahwa
perumahan itu merupakan perumahan karyawan pabrik gula (c).
Atap pabrik gula maupun
atap perumahan karyawannya yang berona cerah mengisyaratkan bahwa bangunannya
merupakan bangunan baru. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa pohon-pohonan
di sekitar rumah tersebut baru mulai tumbuh. Tanaman pada (a) bertekstur halus,
tanaman tebu (b) yang tampak pada tepi kanan dan tepi atas foto bertekstur
sedang, tanaman pekarangan (c) dan kebun kelapa bertekstur kasar. Di samping
bertekstur sedang, tanaman tebu juga ditandai dengan tekstur yang seragam untuk
daerah cukup luas. Hal ini disebabkan karena penggarapannya dan penanaman dapat
dilakukan secara serentak. Bagi tekstur tanaman lain pada sawah yang diusahakan
oleh petani, teksturnya berbeda dari petak yang satu ke petak lainnya.Pada (d)
terdapat pohon kelapa yang dapat dikenali berdasarkan tajuknya yang berbentuk
bintang. Berbeda dengan bagian lain yang tanaman pekarangannya berupa campuran
berbagai jenis pohon, pada bagian (d) ini yang dominan adalah pohon
kelapa.Bayangan juga merupakan salah satu unsur interpretasi citra yang
penting. Di dalam contoh ini, bayangan dapat digunakan untuk mengetahui beda
tinggi relatif antara tanaman tebu dan tanaman pekarangan. Tinggi pohon kelapa
tampak sekitar 5 – 6 kali tinggi tanaman tebu.
No comments:
Post a Comment