Gejala dan Kerusakan Akibat Serangan Hama

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU HAMA TANAMAN
Gejala dan Kerusakan Akibat Serangan Hama

Oleh
Nama : Muhammad Guruh Arif Zulahmi
NIM      : 105040201111091


JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Seperti kita ketahui bahwa tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia. Sebagian besar produk/hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan hidup dan kehidupannya. Namun sebaliknya, produk/hasil tanaman tersebut juga diminati makhluk hidup lain yaitu hama. Fenomena inilah yang menyebabkan manusia harus senantiasa berusaha agar produk/hasil tanaman yang dibudidayakan tersebut terhindar dari gangguan organisme pengganggu tanaman. Dalam agro-ekosistem, tanaman yang kita usahakan dinamakan produsen, sedangkan herbivora yang makan tanaman dinamakan konsumen pertama, sedangkan karnivora yang makan konsumen pertama adalah konsumen kedua. Herbivora yang berada pada tanaman tidak semuanya menimbulkan kerusakan. Ada herbivora yang keberadaannya dikehendaki ada juga yang tidak. Herbivora yang keberadaannya tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan disebut hama. Jadi selama keberadaannya ditanaman tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomis, maka herbivora tersebut belum berstatus hama.
      Hama adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian.

1.2 Tujuan
Mengetahui gejala, kerusakan dan tanda yang diakibatkan oleh serangan hama.
Mengetahui macam – macam alat makan dari beberapa jenis hama.
Mencari hubungan antara tipe mulut hama dengan gejala kerusakan yang ditimbulkan.

1.3    Manfaat
Dapat mengetahui gejala, kerusakan dan tanda yang diakibatkan oleh serangan hama.
Dapat mengetahui macam – macam alat makan dari beberapa jenis hama.
Dapat mencari hubungan antara tipe mulut hama dengan gejala kerusakan yang ditimbulkan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Hama, Gejala, Kerusakan dan Tanda

    a. Hama
     Hama (penyakit/serangga/gulma) adalah organisme yang tidak kita harapkan ada dalam petanaman pertanian. Hama adalah makhluk hidup yang menjadi pesaing, perusak, penyebar penyakit, dan pengganggu semua sumber daya yang dibutuhkan manusia. Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.

    b. Gejala
Gejala adalah kedaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap akitivitas dari patogen atau faktor yang lain. Gejala ialah perubahan yang terjadi pada suatu tanamanbudi daya akibat serangan hama.

    c. Kerusakan
     Kerusakan adalah kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat serangan OPT antara lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas produksi. Kerusakan adalahkondisi abnormal yang terjadi pada tanaman akibat serangan hama, dimana kondisi tersebut menyebabkan tanaman mengalami penurunan kapasitas produksi.

d. Tanda
Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain reaksi tumbuhan inang (gejala), misalnya bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir dan sebagainya. Tanda adalah bekas atau jejak yang ditinggalkan oleh hama pada bagian tanaman.

2.2. Tipe mulut serangga dan gejala kerusakannya

a. Tipe alat mulut menggigit mengunyah
    Jenis alat mulut ini terdiri atas sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu ditelan. Secara struktural alat makan jenis ini terdiri dari:
  1. Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut.
  2. Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.
  3. Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.
  4. Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
  5. Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
  6. Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang paraglosa.

     Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe alat mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah dimakan, digerek atau digorok.Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera.

 b. Tipe alat mulut meraut dan menghisap
      Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu. Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga. Hama ini meraut jaringan hingga keluar cairan , cairan ini kemudian dihisap paruh konikal. Jaringan yang terserang cenderung berwarna putih atau belang yang kemudian tampak mengerut.

 c. Tipe alat mulut menjilat mengisap (Sponge)
      Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera). Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah. Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum. Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum. Bahan pangan padat menjadi lembek dan busuk akibat ludah yang dikeluarkan hama ini untuk melunakkan makanan, kemudian baru dihisapnya.

d. Tipe Alat Mulut Mengisap
      Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung. Biasanya dimiliki oleh imago dari ordo lepidoptera. Serangga dewasa umumnya bukan merupakan hama yang bertindak sebagai hama adalah serangga yang mempunyai alat mulut mengunyah pada stadia larva.

e.  Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap
Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara (Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi selongsong stilet.Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. Keempat stilet berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat mulut serangga pengunyah. Serangga hama dengan tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap gejala serangan yang ditimbulkan yaitu pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya. (Gendroyono, 2006)

BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Petridish sebagai wadah untuk melakukan pengamatan terhadap spesimen.
2. Lup sebagai alat untuk memperbesar dan mempermudah pengamatan.
3. Pensil digunakan untuk menggambar spesimen hama.
4. Kertas sebagai tempat untuk menggambar spesimen yang diamati.
5. Plastik sebagai tempat sementara untuk menyimpan spesimen hama.

b. Bahan
1. Klorofom digunakan untuk membius hama
2. Etyl Asetat digunakan untuk membius hama
4. Kapas bahan untuk menempelkan bahan pembius
5. Spesimen hama serta tanaman dan komoditas yang terserang hama


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

      Pada praktikum ilmu hama tanaman ada lima spesies hama yang diamati terkait dengan morfologi, gejala serangan dan tipe mulut hama. Semua mempunyai tipe mulut menggigit mengunyah kecuali Nezara viridula yang tipe mulutnya menusuk menghisap. Kondisi tersebut menunjukan bahwa bagian – bagian tanaman tersebut telah dirusak dengan cara digigit dan dikunyah karena selain terdapat bekas gigitan, pada bahan simpan yang diamati juga terdapat semacam tepung bekas kunyahan. Gejala serangan seperti demikian, menunjukkan bahwa tipe mulut dari hama tersebut adalah menggigit – mengunyah. Untuk tipe mulut menusuk menghisap yaitu mengakibatkan bulir kosong.
     Ciri morfologi yang merupakan pembeda seperti metamorfosis, tipe alatmulut, bentuk kepala, sifat antena, sifat kaki (letak koksa, rumus tarsi, kuku,bantalan), venasi sayap, sifat abdomen, dan sebagainya. Gejala serangan hamapada tanaman sangat ditentukan oleh tipe alat mulutnya.. Pada umumnya metodeidentifikasi dilakukan yaitu dengan menggunakan kunci determinasi,mencocokkan dengan gambar, mencocokkan dengan spesimen yang sudahdiketahui namanya dan menanyakan kepada ahlinya (taksonom).(Agus, 2008) Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe alat mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah dimakan, digerek atau atau digorok, sedangkan kalau tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap maka pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya. (Agus, 2008)

BAB V
KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan yaitu melalui identifikasi terhadap morfologi, gejala serangan dikaitkan dengan tipe mulut pada lima spesimen, menunjukkan bahwa Valanga nigricornis, Erionata thrax, Tribolium castaneum, Nezara viridula memiliki tipe mulut menggigit mengunyah. Untuk Corcyra cephalonicamemiliki tipe mulut menusuk menghisap. Identifikasi semacam ini sebenarnya digunakan sebagai pemahaman untuk memahami karakteristik hama secara menyeluruh dengan harapan dapat melakukan upaya pengendalian yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Nurariaty. 2008. Identifikasi Hama Tanaman. Jurusan hama dan penyakit tanaman Fakultas Pertanian-Universitas Hasanuddin. Makassar

Anonymousa, 2013. Pengertian Hama, gejala , Kerusakan dan Tanda. http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.com/ diunduh tanggal 19 Maret 2013

 Anonymousb, 2013. Tipe mulut serangga. http://majalahserangga.wordpress.com/2011/08/05/mengenal-alat-mulut-serangga/ diunduh 19 Maret 2013

Anonymousc, 2013. Gambar serangga hama dan inang. http://google.image.com/ Diunduh 19 Maret 2013

Gendroyono, Heru. 2006. Perlindungan Tanaman. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kalimantan Timur

Raharjo, B. T. 2013. Ilmu Hama Tanaman. Kuliah Ilmu Hama Tanaman. FP-UB. Malang

FAHMI

No comments:

Post a Comment

Instagram