Bisa dibilang aku ini Fans
beratnya Hasan Al-Banna. Pemikirannya yang sangat visioner dan keberanian
beliau menentang kedzoliman birokrasi Mesir memang patut diacungi jempol. Meski
beliau meninggal diusia muda, warisannya kepada umat islam di mesir dan umat
islam di seluruh pelosok dunia luar biasa banyaknya mulai dari 2000 sekolah yang dinisiasinya
hingga pergerakan Ikhwanul Muslimin yang sangat mendunia.
Ada hal menarik yang akan aku
ulas dikesempatan ini, apa itu? Pertama, ternyata aku dan Hasan Al-Banna kuliah
di fakultas yang sama yaitu di Fakultas Pertanian. Kedua, tentang keberaniannya
dalam melawan arus, aku benar-benar ngiri dengan sifat yang satu ini. Rasanya
membayangkan untuk melakukan keberanian beliau diusia yang sama denganku adalah
hal yang sulit meski itu tidak mustahil. Ketiga dan terakhir, untuk lebih mengenal
dan mengetahui betapa hebatnya idolaku ini mari kita simak kisah beliau berikut
ini:
Di era tahun 1930-an,
dikisahkan ada seorang mahasiswa baru di fakultas pertanian di sebuah perguruan
tinggi di Mesir. Ketika waktu sholat tiba, diceritakanjn bahwa mahasiswa itu
mencari-cari tempat sholat. Setelah mencari-cari dengan susah payah, akhirnya
ia tak mendapatkan apa yang ia cari. Akhirnya ia bertanya kepada
mahasiswa-mahasiswa kampus. “Di fakultas ini tidak ada mushola, yang ada hanya
ruangan kecil dibawah lorong sana,” jawab salah satu mahasiswa.
Si
mahasiswa pun akhirnya berangkat menuju lokasi yang dimaksud di bawah lorong
tersebut. Sambil menggeleng-gelengkan kepala, seolah tidak percaya atas apa
yang ia lihat. Sebuah kamar kecil, kumuh, jorok dan tidak terawat, itulah yang
ia dapatkan. “Mereka yang ada di kampus ini, sholat apa tidak ya….,” Tanya
mahasiswa ini dalam hatinya dengan terheran-heran. Karena melihat tempat sholat
didepannya, tidak layak untuk disebut sebagai mushola.
Iapun
tidak pedulikan dengan pertanyaan-pertanyaan hatinya tersebut. Tanpa panjang
kata, ia segera masuk ke ruangan kecil lagi kumuh tersebut. Ia dapatkan tikar
lama dan kotor. Ia juga melihat ada satu orang yang sedang sholat. Setelah
selesai sholat, bertanyalah mahasiswa ini kepada orang yang sholat tadi, yang
ternyata karyawan di kampus. “Maaf pak, apa bapak sholat disini?” “Iya, emang
kenapa?” jawab karyawan penuh yakin. “Orang-orang yang diatas itu, tidak ada
yang sholat dan tempat ini satu-satunya mushola yang ada di kampus,” tambah
karyawan memberikan informasi kepada mahasiswa baru tersebut.
Dengan
penuh yakin dan semangat yang tinggi, si mahasiswa berkata kepada karyawan,
“Kalau saya, saya tidak akan sholat dibawah lorong ini.” Bergegaslah ia keluar
ke atas dan mencari-cari lapangan yang layak yang ada di kampus. Setelah
menemukan tempat yang layak, ia melakukan hal-hal yang aneh, menurut
mahasiswa-mahasiswa fakultas. Ia mengumandangkan adzan dengan suara yang sangat
keras dan kencang.
Melihat
apa yang dilakukan oleh yuniornya, para mahasiswa itu terkejut dengan kejadian
yang mereka lihat. Sambil mengejek dan mengolok-olok mahasiswa baru, para
senior dari mahasiwa baru ini menuding-nudingnya dan mengatakan, “Huuuuuu,
kampungan, kuno ….” Bahkan yang lebih menyakitkan hati adalah kata-kata mereka,
“Gila kamu ya….!”
Namun
mahasiwa baru tetap bertahan dan tak bergeming. Ia duduk sejenak kemudian
bangkit dan mengumandangkan iqomat, “Allahu Akbar Allahu Akbar……” dan tak
satupun yang ikut sholat bersamanya. Sehari dua hari….. mahasiswa ini selalu
diledek dan dicibiri oleh teman-teman mahasiswa lainnya.
Akhirnya,
ledekan dan cibiran para mahasiswa itu menjadi pemandangan setiap hari. Tak ada
hari selain menertawakan dan mengejek-ejek mahasiswa baru itu. Setelah beberapa
hari, ada kejadian aneh. Karyawan yang biasa sholat di tempat yang kumuh dan
jorok dibawah lorong itu, akhirnya ikut sholat berjamaah dengan mahasiswa. Hari
berikutnya, jamaah sholat bertambah menjadi empat termasuk sang mahasiswa.
Tepat satu pekan, salah satu dosen kampus akhirnya ikut sholat berjamaah.
Berita
tentang sholat berjamaah di tempat terbuka itu, kini tersebar di fakultas dan
menjadi buah bibir para mahasiswa. Dekan fakultas pun akhirnya memanggil
mahasiswa tersebut. “Wahai anakku, apa yang terjadi itu seharusnya tidak boleh
terjadi. Pemandangan yang tidak wajar, sholat di lapangan terbuka.” Tapi
melihat kegigihan dari mahasiwa baru ini, pihak dekan memberikan aspirasinya
dengan membangunkan sebuah mushola baru. “Yang bersih dan layak untuk sholat
berjamaah bagi siapa yang mau sholat didalamnya,” kata dekan penuh ekspresi.
Dan
akhirnya…. Sebuah masjid pertama telah dibangun di fakultas perguruan tinggi di
Mesir
Melihat
kejadian itu, ternyata mahasiswa-mahasiswa lain dari fakultas-fakultas yang
lain, ikut cemburu. “Kenapa kok fakultas pertanian saja, fakultas kita tidak
dibangun masjid….” Teriak mereka memprotes rektorat. Dan ….. akibat protes itu,
semua fakultas di perguruan tinggi itu dibangunkan masjid.
Hingga
hari ini, baik masih hidup atau sudah wafat, amal mahasiswa ini akan terus
dikenang. Akibat kejadian di fakultas pertanian itu, semua kampus di Mesir
dibangunkan masjid yang mengumandangkan kebesaran Allah ta’ala. Allahu
Akbar….Allahu Akbar…. Lalu, tahukah Anda siapa gerangan mahasiswa itu…..?
Itulah Hasan Al-Banna Pendiri Gerakan Dakwah Ikhwanul Muslimin, Gerakan Dakwah
terbesar di Dunia, “Bertindaklah secara positif dan katakan, bahwa Anda mampu
untuk merubah…..” #
No comments:
Post a Comment