I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang
Air merupakan bahagian
yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis kehidupan
bersifat aquatik. Dalam prakteknya suatu habitat aquatik apabila mediumnya baik
eksternal maupun internal adalah air (Mahida, 1984).
Menurut Swingle (1986) Permukaan
bumi secara umum terdiri atas bagian daratan dan bagian perairan. Kemudian bagian
perairan ini dibedakan lagi menjadi perairan umum dan perairan laut. Secara
keseluruhan kedua habitat perairan ini sangat menentukan kehidupan manusia
karen menyentuh ke segala aspek.
Debit air merupakan
ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat
di tampung dalam sutau tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan memiliki
sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa
mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki kecepatan
yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat
pengaruh gravitasi bumi (Clark, 1994)
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun Tujuan dari praktikum mengenai Pengukuran Debit
Air adalah agar mahasiswa dapat mengukur debit air dengan menggunakan beberapa
metode untuk mengukur debit air seperti Emboys Float Method dan Cara Kecepatan
– Luas.
Sedangkan Manfaat praktikum ini bagi mahasiswa adalah dapat
mempraktekkan dan menerapkan cara
pengukuran debit air dengan metode – metode yang ada.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Nurdin (1984) air adalah zat yang mengelilingi
semua organisme dan merupakan bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan
binatang air. Air juga meruapakan tempat terjadinya berbagai reaksi kimia oleh
berbagai organisme hidup.
Menurut Adriman (2002) menyatakan bahwa perairan umum
adalah bagian permukaan bumi yang secar permanent maupun berkala digenangi oleh
air, baik air tawar, payau maupun air laut, mulai dari garis pasng surut
terendah kea rah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau
buatan.
Menurut Sachlan (1980) perairan umum merupakan sumberdaya
yang mempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan
manusia. Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat
dikatakan bahwa semua jenis makhluk hidup bersifat aquatic.
Menurut Sihotang (1988)
bahwa debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu
(sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk).
Menurut Fauzi (1996) bahwa arus merupakan pergerakan dan perpindahan massa
air secara horizontal dari suatu tempat ke tempat lain.
Menurut Goldman dalam Rambe (1999) bahwa kecepatan arus air dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu arus yang
sangat cepat ( > 100 cm/detik), cepat (50
– 100 cm/detik), sedang (25 – 50 cm/detik), lambat (10 – 25 cm/detik)
dan sangat lambat (< 10 cm/detik).
Menurut Mahida (1984) bahwa pergerakan air
yang cukup lambat di daerah berlumpur menyebabkan patikel-partikel halus
mengendap dan detritus berlimpah.
Menurut Hehanusa (2001) debit adalah jumlah atau volume air yang mengalir
di sungai atau badan air yang lain (asal kata dari Belanda , debiet),
dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu.
Menurut Asdak (2002) bahwa pada musim kemarau besar debit air aliran air
menyusut drastis.
Menurut Danar (2004) bahwa pada musim hujan debit air meningkat drastis.
Dengan tingginya debit air, seluruh air dengan kandungan organik yang tinggi di
dalamnya akan tersapu habis dan masuk ke perairan pesisir.
Menurut Odum (1971) bahwa pengendapan partikel lumpur di dasar perairan
tergantung pada arus.
III.
BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan tempat
Pratikum Limnologi dengan judul Pengukuran
Debit Air ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2011 setiap hari Rabu pada
pukul 10.00 – 12.00 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Limnologi Fakultas
perikanan dan ilmu kelautan Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yang
digunakan dalam pratikum ini adalah Tali rapia, Weir, Stopwatch, Botol Aqua dan
Penggaris.
3.3. Metode Praktikum
Adapun
metode praktikum Limnologi yang berjudul Debit Air ini dilakukan dengan
metode survey, yaitu dengan melakukan kegiatan peninjauan, pengamatan dan
pengukuran serta pengambilan data dan informasi melalui pengamatan langsung
dilapangan.
3.4. Prosedur Pratikum
Adapun
prosedur praktikum kali ini adalah dengan cara:
1.
Metode Emboys Float
1. Menentukan panjang selokan yang
akan diukur kecepatan arusnya.
2. Mengukur waktu yang digunakan
untuk menempuh jarak yang telah ditentukan dengan menggunakan pelampung.
3. Menentukan konstanta perairan
dengan melihat keadaan dasar perairan (0,8 untuk dasar perairan berbau dan
berkerikil 0,9 untuk dasar perairan berlumpur)
4. Menghitung debit air dengan rumus
:
R
= WDAL / T
Keterangan : R :
Debit Air
W :
Rata – rata lebar (m)
D :
Rata – rata kedalaman (m)
A :
Konstanta perairan
L :
Jarak yang ditempuh pelampung (m)
T :
Waktu (detik)
2. Metode
Weir (Rectangular Weir)
- Menentukan lebar Weir yang digunakan
- Membendung selokan dengan menggunakan Weir
- Mengukur tinggi perairan dari dasar perairan sampai garis bawah air
- Mengukur ktinggian air setelah dipasang Weir
- Menghitung debit denagan menggunakan rumus :
- Rectangular Weir Q = 0,33 (L – 0,2 H)
- 90 North Weir Q = 2,5 H5/2
- Trapezoid Weir Q = 3,367 LH 3/2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
- Metode Emboys Float
Dik : W1 = 96 cm W =
W2 = 127 cm =
W3
= 90 cm =
104,3 cm 1,043 m
D1
= 60 cm D =
D2 = 65 cm =
D3
= 38 cm =
54,3 cm 0,543 m
A = 0,8
L = 3,375 m
T = 107 s
Dit : R ( m3/s)
=……..?
Jawab : R (m3/s) =
=
=
= 0,014 m3/s
·
Metode Weir(90 North Weir )
Dik : H = 67,3 cm = 0,673 m
Dit : Q (m3/s) = ………?
Jawab : Q (m3/s) = 2,5 H5/2
= 2,5 .
0,637 5/2
= 2,5 .
0,323
= 0,80 m3/s
4.2. Pembahasan
Menurut Sachlan (1980) perairan umum merupakan sumberdaya
yang mempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan
manusia. Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat
dikatakan bahwa semua jenis makhluk hidup bersifat aquatic.
Menurut Asdak (2002) bahwa pada musim kemarau besar debit air aliran air
menyusut drastis. Sedangkan menurut Danar (2004) bahwa pada musim hujan debit
air meningkat drastis. Dengan tingginya debit air, seluruh air dengan kandungan
organik yang tinggi di dalamnya akan tersapu habis dan masuk ke perairan
pesisir.
Menurut Swingle (1968) waduk adalah suatu perairan
tergenang dan mempunyai tingkat kesuburan perairan yang dipengaruhi oleh
partikel-partikel baik dari luar maupun dari dalam. Waduk
Faperika merupakan daerah genangan air yang terbentuk karena pembendungan air
sungai tadah hujan bukan alami. Waduk sebagai salah satu perairan umum yang
juga merupakan wilayah perikanan yang perlu dikelola dengan baik agar
keberadaaannya dapat dimanfaatkan sebagaimana fungsinya.
Pada waktu melakukan praktikum Pengukuran Debit Air ini
dilakukan pemilihan lokasi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Dibagian sungai yang relatif lurus
2.
Jauh dari pertemuan cabang sungai
3.
Tidak ada tumbuhan air
4.
Aliran air tidak turbulen
5.
Aliran air tidak melimpah melewati tebing sungai
Dalam pengukuran debit air ini dilakukan dengan
menggunakan metode antara lain (Sihotang,2006) :
·
Emboys Float Method
Yang
menghitung debit air dengan rumus:
R=WDAL/T
|
Keterangan :
R : Debit air
W :
Rata-rata lebar (m)
D :
Rata-rata kedalaman (m)
A :
Konstanta perairan
L : Jarak
yang ditempuh pelampung (m)
T : Waktu
(detik)
Pada pengukuran debit air yang di lakukan dialiran waduk
Faperika di ketahui bahwa dengan menggunakan metode Emboys Float Method
didapatkan hasil 0,014
m3/s.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pengukuran
debit air menggunakan metode Emboys Float berbeda dengan menggunakan Metode
Weir. Perbedaan ini disebabkan oleh luas penampang pada celah papan weir,
sedangkan pada Emboys Float Method menggunakan lebar rata-rata dan kedalaman
rata-rata.
Dalam
pengukuran debit air, pemilihan lokasi sangat penting dilakukan. Lokasi
tersebut harus memiliki ketentuan sebagai berikut: di bagian sungai yang
relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air,
aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai.
5.2. Saran
Pelaksanaan praktikum
hendaknya benar-benar memperhatikan prosedur kerjanya, sehingga paraktikum
dapat berjalan dengan lancer tanpa ada kendala yang mengganggu. Dan juga perlu
diperhatikan Alat-alat dan bahan yang diperintahkan oleh asisten masing-masing
kelompok sehingga praktikum dapat dilaksanakan dengan cepat.
Para praktikan juga harus memahami teori yang akan
dipraktikumkan atau prosedur-prosedur dalam melakukan praktikum, supaya saat
melakukan praktikum tidak terjadi kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Adriman. 2002. Kualitas Dan Distribusi Spasi
Karakteristik Fisika Kimia Perairan Sungai Sulir Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Bengkalis. Berkala Perikanan Terubuk ISSN 0126-4265 Vol. 29, No.
2.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjamada
University : Jogjakarta. 618 hal.
Clark,J.,R,. 1994. Phytoplankton. Edwar Amild Ltd. London. 115 pp.
Danar,A. 2004. Musim Hujan Dan Eutrofikasi Perairan Pesisir. http: //cac. Eng. Ui.ac.id / article /
articleprint / 2660 / 1 / 25 /
Fauzi. 1996. Kumpulan Istilah Perikanan. Lembaga Yayasan Informasi
dan Kajian. Pekanbaru. 203 hal. (tidak diterbitkan)
Hehanusa, P.E., dan Haryani, G.,s. 2001. Kamus Limnologi (Perairan
Darat). Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.230 hal.
Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air
Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali : Jakarta. 543 hal.
Nurdin, S,. 1984. Peran Radiasi Matahari Sebagai Input Dalam Kemantapan
Ekosistem. IPB : Bogor. 45 hal.
Odum. 1971. Fundamentalis Of Ecologi. 3rd
Ed. W. B. Sounders Comp. Philadelphia. 574 pp
Rambe, S.B.M.S. 1999. Kualitas Sungai Kampar Di Kecamatan Bangkinang
Barat Ditinjau Dari Karakteristik Fisika, Kimia dan Struktur Komunitas
Phytoplankton. Skripsi, Fperika UNRI. Pekanbaru. 46 hal.
Sachlan,M. 1980. Planktonologi. Diktat Perkuliahan Planktonologi.
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 63 hal.
Sihotang, C,.1988. Limnologi II. Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan UNRI : Pekanbaru. 64 hal.
Swingle, A.,S.
1968. Standarization Of Chemical And Analysis For Water And Pond Fish
Culture. Fisher Report 44 (4) 397-421 pp.
No comments:
Post a Comment