TAKSONOMI TUMBUHAN


MAKALAH BOTANI
“TAKSONOMI TUMBUHAN”

OLEH

M. G. ARIF ZULFAHMI    : 105040201111070



JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010

KATA PENGANTAR

            Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan, taufiq serta hidayahnya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah genetika tanaman yang membahas “Taksonomi Tumbuhan”, Insya Allah dengan baik dan tepat waktu.

            Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah botani dan agar kami juga dapat memahami lebih jelas tentang bunga.

            Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat menambah wawasan kita semua, bagi pembaca pada umumnya dan kami sebagai penyusun pada khususnya. Makalah yang kami buat memang jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam pembuatan makalah selanjutnya.


Malang, 22 September 2010

Tim penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Taksonomi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh,pemerian,pengenalan(identifikasi),pengelompokan(klasifikasi),dan penamaan tumbuhan. Taksonomi merupakan salah satu cabang ilmu botani yang mempelajari pengelompokan tumbuhan.  Kata Taksonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu taxis yang berarti susunan dan penataan dan nomos yang berarti hukum atau aturan.Lawrence (1969) mendefinisikannya sebagai studi yang meliputi identifikasi, tatanama (nomenclature) dan klasifikasi dari suatu obyek.
Ilmu taksonomi  modern : mencakup studi tentang hubungan kekerabatan antar spesies (filogenetik) maupun proses-proses evolusi yang terkait (misalnya hibridisasi, variasi dalam populasi dan asal muasal suatu jenis).

1.2 Tujuan
            Mengetahui dan memahami:
Ø  Definisi taksonomi tumbuhan
Ø  Klasifikasi taksonomi tumbuhan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Taksonomi Tumbuhan
            Taksonomi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari penelusuran,penyimpanan contoh,pemerian,pengenalan(identifikasi),pengelompokan(klasifikasi),dan penamaan tumbuhan.
Taksonomi merupakan salah satu cabang ilmu botani yang mempelajari pengelompokan tumbuhan.Kata Taksonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu taxis yang berarti susunan dan penataan dan nomos yang berarti hukum atau aturan.Lawrence (1969) mendefinisikannya sebagai studi yang meliputi identifikasi,tatanama (nomenclature) dan klasifikasi dari suatu obyek.
Ilmu taksonomi  modern : mencakup studi tentang hubungan kekerabatan antar spesies (filogenetik) maupun proses-proses evolusi yang terkait (misalnya hibridisasi,variasi dalam populasi dan asal muasal suatu jenis).

2.2 Komponen Dasar dalam Taksonomi
   1. Klasifikasi
             Penyusunan kelompok-kelompok tumbuhan ke dalam suatu tingkatan taksonomi berdasarkan sifat-sifat tertentu. sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan sistem klasifikasi alam atau sistem klasifikasi filogenetik dan sistem klasifikasi buatan (berdasarkan habitat). Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.

2.  Identifikasi
                     Identifikasi adalah determinasi suatu nama untuk suatu spesies sehingga dapat menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Identifikasi tumbuhan ialah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis. Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu. Dalam mengidentifikasi tanaman selalu menghadapi 2 kemungkinan  yaitu:
a.       Identifikasi Tanaman yang Belum dikenal dunia Pengetahuan
         Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen yang riil baik hidup maupun diawetkan. Oleh pelaku Identifikasi dibuatkan Deskripsi dari tumbuhan tersebut yang meliputi ciri-ciri diagnostiknya kemudian ditetapkan jenis, marga, famili dan berturt-turut keatas. Penentuan tingkat-tingkat takson ini tidak boleh menyimpang dari ketentuan KITT (Kode Internasional Tatanama Tumbuhan). Pada dasarnya Identifikasi Tanaman yang belum diketahui ini dilakukan oleh Profesional dibidang Taksonomi Tumbuhan.
b.      Identifikasi Tumbuhan yang dikenal oleh dunia Pengetahuan
Menanyakan identitas Tumbuhan pada Ahlinya Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan Penggunaan Lembar Identifikasi Jenis (Species Identification Sheet) Mencocokkan dengan deskripsi dan gambar yang ada dalam buku flora atau monografi Penggunaan Kunci Determinasi dalam Identifikasi Tumbuhan.

3. Deskripsi
                     Deskripsi adalah penjabaran karakter-karakter atau ciri-ciri suatu spesies. Biasanya digunakan untuk membedakan antara suatu spesies dengan spesies lainnya.




    4. Tatanama (Nomenclature),
            Suatu sistem aturan yang jelas dan bersifat universal yang digunakan oleh semua ahli botani di dunia untuk menamakan tumbuhan yang tertuang dalam Kode Internasional untuk Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature, ICBN). 

2.3 Taksonomi Tumbuhan Rendah (Cryptogamae = tumbuhan spora)
Tahun 1880 diperkenalkan suatu sistem yang membagi Cryptogamae menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Ciri- ciri pada Cryptogamae:  
-          Sel telah berinti, tetapi belum berdeferensiasi (belum punya berkas pengangkut)
-    Sporangia dan gametagianya belum diselubungi oleh dinding sel.

1. Thallophyta (tumbuhan talus)
 Terdiri dari dua anak kelas Algae dan Fungi dibedakan dari Bryophyta dan Pteridophyta berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta perkembangan zigotnya.
Berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikroskop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada: pigmentasi, hasil fotointesis, flagelasi, sifat fisik dan kimia dinding sel, ada atau tidak adanya inti sejati.
Atas dasar hal tersebut, Smith (1955) membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera
·         Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
a.       Bentuk uniseluler
 Bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
b.      Bentuk multiseluler



·         Reproduksi
Vegetatif  : Fragmentasi,pembelahan sel,pembentukan hormogonia.
Aseksual  : Pembentukan mitospora,zoospora,aplanospora,hipnospora,stadium pamela.
Seksual: Isogami,heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami,aplanogami,autogami.
Divisi: Chlorophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Chrysophyta, Cyanophyta.
Divisi: Chlorophyta

·         Ciri-ciri Pada Tallophyta ( tumbuhan lumut )
1. Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam jumlah yang       banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau 
2. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas.
3. Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral
4. Sel  mempunyai 2 atau 4 flagela sama panja5g.
5. Dinding sel mengandung selulose.
6. Perkembangbiakan: aseksual dengan Zoospora dan seksual dengan anisogami
·         Tempat hidup
Sebagian besar ( ± 90%) merupakan algae air tawar terdapat pula di tanah atau di dinding tembok yang lembab, di atas batang pohon dan dapat pula sebagai epifil (pada permukaan daun).

2. Divisi Phaeophyta
Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah beriklim dingin.
-          Bersel banyak dan berwarna pirang (fikosantin)
-          Kromatofora mengandung klorofila, karotin dan xantofil, fikosantin.
·         Tempat hidup
Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.


3. Divisi Rhodophyta (ganggang merah)
Sel mempunyai dinding yang terdiri dari seluloser rhodophyceae tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagela. Pigmen Khlorofil: terdiri dari khlorofil a, karotenoid, fikoeritrin dan fikosianin yang sering disebut pigmen aksesoris. - karoten Pigmen-pigmen tersebut terdapat dalam kloroplas cadangan makanan berupa tepung floride (hasil polimerase dari glukosa) dan terdapat diluar khloroplas. Talus Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler, talus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian, talus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Habitat : laut yang dalam

4. Divisi :Chrysophyta
Bersifat uniselular, dinding sel terdiri atas pektin yang lunak
Selnya berinti, kromatofora mengandung klorofil a, karotin, santofil dan sutu karotenoid yang menyerupai fikosantin.
Sebagian besar bersifat autotrof, kecuali yang tidak berwarna : heterotrof.
Tempat hidup : air laut dan air tawar (sering melekat pada tumbuhan air). 

5.  FUNGI (jamur, cendawan)
-          Tidak berklorofil : tidak  berfotosintesis
-          Tubuhnya mempunyai benang-benang hifa
-          Perkembangbiakan : vegetatif : dengan spora, generatif, dengan isogami, anisogami, oogami, gametangiogami dan somatogami
-          Hidup secara heterotrof sebagai saprofit atau parasit
-          Jarang hidup di air, kebanyakan di daratan.


6. Tumbuhan lumut ( Bryophyta )
Merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut"). Tumbuhan ini tingkatannya lebih tinggi dari Thallophyta dengan habitus yang bermacam-macam,dengan ciri- ciri seperti berikut :
-          Warna hijau klorofil a dan b
-          Selnya berdinding terdiri dari selulosa
-       Alat kelamin terdiri atas anteridium dan arkegonium
-   Terdiri dari lumut daun (musci) dan lumut hati (hepaticae)
Organ penyerap haranya adalah rizoid ( "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
·         Perkembangbiakan Pada Bryophyta
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

7. Pteridophyta / Filicophyta (Tumbuhan paku / paku-pakuan )
            Daur hidup tumbuhan paku  pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun.
Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang  tumbuh menjadi tumbuhan paku Setelah terjadi pembuahan (zigot berkembang), protalium hilang.
·         Morfologi Pada Pteridophyta
Akar yang tumbuh pertama tidak dominan, disusul akar lain yang tumbuh dari batang Batang bercabang, menggarpu, pada tumbuhn paku Dapat berbentuk semak , pohon sampai beberapa meter. Ukuran daun bervariasi sampai 6 m;pada umumnya berdaun majemuk;” tipe daun kecil, tidak bertangkai dan hanya mempunyai satu tulang daun, tersusun rapat menurut garis spiral (Lycopsida=paku kawat)”.
·         Perkembangbiakan : vegetatif : spora
            Sporangium dan spora terdapat pada daun-daun khusus : sporofil (sering terkumpul membentuk alat yang menyerupai bunga pada Spermatophyta).
Berdasarkan klasifikasi baru tumbuhan paku dapat dikelompokkan sebagai berikut:
·         Klasifikasi Tumbuhan Paku ( Pteridophyta )
Ø  Divisio : Lycophyta dengan satu kelas: Lycopsida.
Ø  Divisio : Pteridophyta dengan empat kelas :
-          Psilotopsida, mencakup Ophioglossales.
-          Equisetopsida
-          Marattiopsida
-          Polypodiopsida (=Pteridopsida, Filicopsida)

8. Spermatophyta
Tingkat perkembangan pada spermatophyta yang paling tinggi dan telah menghasilkan biji, tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Biji berasal dari  tumbuhan berbunga (Anthophyta).
Dibagi menjadi 2 sub divisi tumbuhan berbiji telanjang (Gymnospermae) dan berbiji tertutup = bakal biji terbungkus oleh karpela/daun buah (Angiospermae). Angiospermae terdiri dari dua kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah/memiliki dua daun lembaga) dan Monocotyledoneae ( mempunyai satu daun lembaga)
Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga dikelompokkan mulai tercapai sejak hasil "Angiosperm Phylogeny Group" (APG) dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui (update) pada tahun 2003 sebagai Sistem Klasifikasi APG II. Jenisnya diperkirakan berkisar antara 250 000 hingga 400 000 yang dikelompokkan menjadi 462 suku/famili (APG, 1998), dari keseluruhan spesies: monokotil = 23% dan  dikotil= 75%. Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1.      Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran) : 23.600 jenis
2.      Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan) : 21.950
3.      Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan) : 19.400
4.      Rubiaceae (suku kopi-kopian) : 13.183
5.      Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan) : 10.035
6.      Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman) : 7.173
7.      Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan) : 5.735
8.      Cyperaceae (suku teki-tekian) : 4.350
9.      Malvaceae (suku kapas-kapasan) : 4.225
10.  Araceae (suku talas-talasan) : 4.025
11.  Orchidaceae, Poaceae,Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.

Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri. Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku terpenting karena menghasilkan berbagai sumber energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum, jagung, juwawut, tebu, serta sorgum. Suku polong-polongan menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran utama dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilam-nilaman beranggotakan banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan.
·         Beberapa suku penting lainnya dalam kehidupan manusia adalah :
- Solanaceae (suku terong-terongan), sebagai sumber pangan   penting terutama sayuran
- Cucurbitaceae (suku labu-labuan), sebagai sumber sayuran penting
- Brassicaceae atau Cruciferae (suku sawi-sawian), sebagai sumber sayuran dan minyak pangan     penting
- Alliaceae (suku bawang-bawangan), sebagai sumber sayuran bumbu penting
- Piperaceae (suku sirih-sirihan), sebagai sumber rempah-rempah penting.
- Arecaceae atau Palmae (suku pinang-pinangan), sebagai pendukung kehidupan penting masyarakat agraris daerah tropika
- Rutaceae (suku jeruk-jerukan), Rosaceae (suku mawar-mawaran), dan Myrtaceae (suku jambu-jambuan) banyak menghasilkan buah-buahan penting.
Tumbuhan berbunga juga menjadi pemasok sumberdaya alam dalam bentuk kayu, kertas, serat (misalnya kapas, kapuk, and henep,  serat manila), obat-obatan (digitalis, kamfer), tumbuhan hias (ruangan maupun terbuka), dan berbagai daftar panjang kegunaan lain.


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
                     Taksonomi merupakan salah satu cabang ilmu botani yang mempelajari pengelompokan tumbuhan.  Kata Taksonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu taxis yang berarti susunan dan penataan dan nomos yang berarti hukum atau aturan.  Lawrence (1969) mendefinisikannya sebagai studi yang meliputi identifikasi, tatanama (nomenclature) dan klasifikasi dari suatu obyek. Identifikasi adalah determinasi suatu nama untuk suatu spesies sehingga dapat menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Deskripsi adalah penjabaran karakter-karakter atau ciri-ciri suatu spesies. Biasanya digunakan untuk membedakan antara suatu spesies dengan spesies lainnya.



DAFTAR PUSTAKA
Ø  Anonymous, 2010, www, pikipedia. Com





FAHMI

No comments:

Post a Comment

Instagram