Budidaya Alpukat

TUGAS DASAR BUDIDAYA TANAMAN
KOMODITAS ALPUKAT

Nama                    : Muhammad Guruh Arif Zulfahmi
NIM                      : 105040201111091
Kelas                     : H


Dosen Pengajar           : Dr. Ir Titin Sumarni, MS



UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2010


Komoditas Alpukat (Persea americana )
Ø  Klasifikasi Alpukat :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               :Magnoliopsida                      
Ordo                : Laurales
Famili              : Lauraceae
Genus              : Persea
Spesies            : Persea americana       
Ø  Sejarah Alpukat
            Asal kata alpukat atau avokad berasal dari bahasa Aztek yaitu ahuacatl. Suku Aztek berada di daerah Amerika Tengah, Meksiko dan Guam. Karena itu, buah ini pada awalnya dikenal di daerah tersebut. Kemudian pada saat pasukan Spanyok memasuki wilayah tersebut sekitar awal abad ke-16, buah alpukat bersama buah lainnya dari daerah tersebut diperkenalkan kepada penduduk Eropa. )
            Alpukat, atau Persea americana ialah tumbuhan penghasil buah. Banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Orang pertama yang memperkenalkan buah alpukat kepada penduduk Eropa yaitu Martín Fernández de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol. Dia memperkenalkan buah alpukat ini pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan coklat, jagung dan kentang kepada masyarakat Eropa. Sejak itulah buah alpukat mulai disebar dan dikenal oleh banyak penduduk dunia. Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama alpuket ( Jawa Barat), alpokat (Jawa Timur/Jawa Tengah), boah pokat, jamboo pokat (Batak), advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pookat (Lampung) dan lain-lain. Diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi.

Ø  Morfologi Komoditas Alpukat
1.      Perakaran : Tanaman alpukat berakar tunggang atau dikotil .
2.      Batang       : memiliki batang yang berkayu, bulat warnanya coklat kotor banyak bercabang ranting berambut halus.tanaman alpukat ini berbentuk pohon kecil yang tingginya 5-10 m.
3.      Daun         : Daun tunggal simetris, bertangkai yang panjangnya 1-1,5 cm, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur atau ovalis memanjang, tebal seperti kertas, pangkal daun dan ujung daun meruncing (acuminatus), tepi rata (integer), kadang-kadang agak menggulung ke atas, permukaan daun gundul (glaber), pertulangan menyirip, panjang daun 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan, daun tua warnanya hijau.
4.      Bunga        : bunga majemuk berbentuk bintang, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan.
5.      Buah          : Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 10-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali, berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau kekuningan. Berat buahnya antara 0,3-0,4 kg. Kulit buah tebalnya 1 mm berwarna hijau tua saat matang. Daging buah berwarna kuning kehijauan dengan tebal sekitar 1,5 cm. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Setiap pohon dapat menghasilkan rata-rata 22 kg per tahun.
6.      Biji            : Berdasarkan perkembangan dan posisi kotiledon pada saat perkecambahan, maka perkembangan biji alpukat merupakan tipe hipogeal (dalam perkecambahan kotiledon tetap berada di dalam tanah, hipokotilnya aktif bertambah panjang,
Ø  Manfaat Alpukat
1.       Bijinya dapat digunakan dalam industri pakaian sebagai pewarna yang tidak mudah luntur.
2.      Batang pohonnya dapat digunakan sebagai bahan bakar.
3.      Kulit pohonnya digunakan sebagai pewarna warna coklat pada produk dari bahan kulit.
4.      Daging buahnya itu dapat dijadikan makanan atau minuman serta menjadi bahan dasar untuk beberapa produk kosmetik dan kecantikan.
5.      Daunnya yang muda sebagai obat tradisional (obat batu ginjal, rematik).
Ø  Kandungan Gizi Dari Alpukat       
Kandungan gizi alpukat memang memiliki kadar lemak tinggi di antara semua jenis buah-buahan. Namun total kalorinya tidaklah tinggi karena kandungan karbohidratnya terbatas. Lemak alpukat termasuk lemak tak jenuh tunggal, sehingga tidak akan menyebabkan naiknya berat badan. Satu buah alpukat mengandung nutrisi kalsium 23 mg, fosfor 95 mg, zat besi 1,4 mg, sodium 9 mg, potassiummm 1,368 mg, vitamin A 660 Iu, niacin 8,6 mg dan vitamin C 82 mg.
Ø  Berdasarkan sifat ekologis, tanaman alpukat terdiri dari 3 tipe keturunan/ras, yaitu:
1.Ras Meksiko
Berasal dari dataran tinggi Meksiko dan Equador beriklim semi tropis dengan        ketinggian antara 2.400-2.800 m dpl. Ras ini mempunyai daun dan buahnya yang berbau adas. Masa berbunga sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan. Buah kecil dengan berat 100-225 gram, bentuk jorong (oval), bertangkai pendek, kulitnya tipis dan licin. Biji besar memenuhi rongga buah. Daging buah mempunyai kandungan minyak/lemak yang paling tinggi. Ras alpukat ini tahan terhadap suhu dingin.

2. Ras Guatemala
Berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah beriklim sub tropis dengan ketinggian sekitar 800-2.400 m dpl. Ras ini kurang tahan terhadap suhu dingin (toleransi sampai -4,5 derajat C). Daunnya tidak berbau adas. Buah mempunyai ukuran yang cukup besar, berat berkisar antara 200-2.300 gram, kulit buah tebal, keras, mudah rusak dan kasar (berbintil-bintil). Masak buah antara 9-12 bulan sesudah berbunga. Bijinya relatif berukuran kecil dan menempel erat dalam rongga, dengan kulit biji yang melekat. Daging buah mempunyai kandungan minyak yang sedang.

3. Ras Hindia Barat
Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang beriklim tropis, dengan ketinggian di bawah 800 m dpl. Varietas ini sangat peka terhadap suhu rendah, dengan toleransi sampai minus 2 derajat C. Daunnya tidak berbau adas, warna daunnya lebih terang dibandingkan dengan kedua ras yang lain. Buahnya berukuran besar dengan berat antara 400-2.300 gram, tangkai pendek, kulit buah licin agak liat dan tebal. Buah masak 6-9 bulan sesudah berbunga. Biji besar dan sering lepas di dalam rongga, keping biji kasar. Kandungan minyak dari daging buahnya paling rendah.
Ø  Adapun Ras-ras alpukat yang lainnya adalah :
1.       Alpukat  Winslowson ( Family Lauraceae )
Alpukat ini bobot buahnya terberat di antara semua jenis alpukat, mencapai 0,50 kg. Panjang buah 12 cm dan diameter buah 12 cm. Bentuk buah bulat tidak simetris. Bentuk ujung buah agak miring dan pangkalnya tidak berleher seperti jenis lainnya. Warna kulit buah bila matang hijau tua. Daging buah tebal, rata-rata 3 cm, dan berwarna kekuningan. Rasanya gurih agak manis. Bentuk biji gepeng dengan panjang 6 cm dan diameter 5 cm. Produksi buah per pohon per tahun mencapai 22,1 kg.
2.       Alpukat Merah Bundar  ( Family lauraceae )
Alpukat ini mudah sekali dibedakan dari jenis lainnya: warna kulit buahnya merah tua saat matang dan bentuknya agak bundar. Ujung buahnya tumpul, sedangkan pangkalnya meruncing. Panjang buah sekitar 11 cm dan lebarnya 8 cm dengan berat 0,29 kg. Jenis ini hanya menghasilkan buah sekitar 12,5 kg per pohon per tahun. Daging buah agak tebal, rata-rata sekitar 2 cm, dengan rasa gurih. Warna daging buah kuning. Bijinya berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5,5 cm dan diameter 4 cm.
3.       Alpukat  Ijo Panjang ( Family Lauraceae )
Alpukat ini berbuah sepanjang tahun tergantung lokasi dan kesuburan tanah. Kerontokan buah sedikit. Berat buah antara 0,3-0,5 kg. Bentuknya seperti buah pear dengan ujung tumpul dan pangkal meruncing. Panjangnya 11,5-18 cm dan diameternya 6,5-10 cm. Tebal, kulit buah 1,5 mm berwarna hijau kemerahan dengan permukaan licin berbintik kuning. Daging buahnya tebal (sekitar 2 cm), bertekstur agak lunak, berwarna kuning, dan rasanya gurih. Bijinya berbentuk jorong dengan rata-rata panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Produksi buah rata-rata 16,1 kg per pohon per tahun.
4.      Alpukat  Ijo Bundar ( Family Lauraceae )
Buah alpukat ini berbentuk lonjong dengan ujung bulat dan pangkal tumpul. Berat buahnya antara 0,3-0,4 kg. Panjang buah sekitar 9 cm dengan diameter 7,5 cm. Kulit buah tebalnya 1 mm berwarna hijau tua saat matang. Permukaannya licin berbintik kuning. Daging buah berwarna kuning kehijauan dengan tebal sekitar 1,5 cm. Biji berbentuk jorong dengan panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Setiap pohon dapat menghasilkan rata-rata 22 kg per tahun. Produksi buah terus menerus sepanjang tahun.
5.       Alpukat  Fuerte  ( Family Lauraceae )
Alpukat ini memiliki lapisan daging buah yang tebal, sekitar 2,5 cm. Rasanya gurih seperti jenis alpukat lainnya. Kulit buah yang sudah matang berwarna hijau tua dengan tekstur lunak dan permukaan licin. Bentuknya agak bulat dengan panjang 11 cm dan diameter 7,5 cm. Berat buah sekitar 0,25 kg dengan produksi rata-rata per pohon per tahun sekitar 45,1 kg. Bijinya berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5 cm dan diameter 4 cm. Walaupun sudah tua, buah alpukat jenis ini sulit jatuh dari pohon.
6.       Alpukat Butler
Alpukat ini tergolong besar. Bobot setiap buahnya mencapai 0,38 kg. Bentuknya bulat pendek dengan panjang sekitar 10,5 cm dan lebar 7,5 cm. Ujung buah membulat dan pangkalnya tumpul. Ketebalan daging buah sekitar 1,5 cm (untuk bagian yang terkecil) dan 3 cm (untuk bagian yang terbesar). Daging buah berwarna kuning, rasanya tidak begrtu gurih, teksturnya lunak, dan agak berserat. Bila matang, kulit buah berwarna hijau kekuningan. Bijinya rata-rata berukuran panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Umur mulai berproduksi alpukat butler lebih pendek dibandingkan jenis lainnya. Rata-rata setiap pohonnya dapat bereproduksi sebanyak 14 kg per tahun.
Ø  Syarat tumbuh dari alpukat adalah           :
1.                  Iklim
Angin sangat diperlukan oleh tanaman alpukat untuk proses penyerbukan. Namun demikian angin dengan kecepatan 62,4-73,6 km/jam dapat dapat mematahkan ranting dan percabangan tanaman alpukat yang tergolong lunak, rapuh dan mudah patah.
2.                  Curah hujan
Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750-1000 mm/tahun. Ras Hindia Barat dan persilangannya tumbuh dengan subur pada dataran rendah
beriklim tropis dengan curah hujan 2500 mm/tahun. Untuk daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan minimal (2-6 bulan kering), tanaman alpukat masih dapat tumbuh dengan catatan kedalaman air tanah yang di perluhkan maksimal 2 m.
3.                  Cahaya matahari
Kebutuhan cahaya matahari untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara 40-80
4.                  Suhu
Suhu optimal untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara 12,8oC sampai 28,3oC. tanaman alpukat ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran
tinggi, tanaman alpukat dapat mentolerir suhu udara antara 15-30 o C atau lebih.


Daftar Pustaka :
Anonymous. 2011. http://www.thelovemagazine.co.uk/ di akses tanggal 27 Februari 2011
Hodson, R.W. (1950). "The avocado a gift from the middle Americas". Economic Botany, (4) hal. 253 Aviable at : http://toiusd.multiply.com/photos/album/31/persea_americana , accessed 27 februari  2011
Indriani, Y. Hetty; Suminarsih, Emi (1997). "Alpukat". Jakarta: Penebar Swadaya. 96 hal. Aviableat:http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://myunusw.files.wordpress.com/2008/04/alpokat. , accessed 27 februari  2011.
Kalie, Moehd. Baga (1997). "Alpukat: budidaya dan pemanfaatannya". Yogyakarta: Kanisius. 112 hal Aviable at : http://triagrosukses.blogspot.com/ , accessed 27 februari  2011.
Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Singaraja.
Tjitrosoepomo, Gembong, 1985, Morfologi Tumbuhan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.



FAHMI

No comments:

Post a Comment

Instagram