Kemarin aku memulai
hari di saat umurku sudah menginjak 20 tahun. Aku merasa kini ada dunia
baru yang akan dan telah aku pijak, ya.. dunia itu adalah masa dewasa.
Entahlah semua berlalu begitu cepat, cepat bagaikan siang dan malam yang
silih berganti. Di belakang sana telah terukir kebahagian, kesedihan,
cinta, kebanggaan, keputus asaan, keberanian, kekonyolan, kebencian,
ketulusan dan semua berbaur dalam suatu tempat yaitu hati. Andai saja
semua perasaan itu memiliki warna, tak terbayangkan lukisan semacam apa
yang telah aku goreskan selama 20 tahun ini kawan. Semoga saja lukisan
itu tidak mengecewakan saat aku pertanggungjawabkan kepada Dia Allah
Tuhan yang memiliki kehidupan.
20 tahun adalah waktu yang cukup lama bagiku untuk
mencoba mengenali dunia. Memahami arti hidup dan berusaha mengenal yang
menciptakan hidup. Menurutku dunia ini sungguh luar biasa, terkadang
nampak begitu indah tapi dalam sekejap bisa berubah menjadi sangat
menakutkan, dan ada kalanya akupun tak siap menghadapinya. Maka yang
terjadi akupun merasa lemah dan kemudian mengeluh atau bahkan menyerah
begitu saja. Sesuatu yang selalu bisa membuat aku survive adalah
keyakinanku bahwa kita hidup hanya memiliki dua hak yaitu hak untuk
berusaha dan hak untuk berdoa, adapun semua hasil yang akan kita terima
sepenuhnya adalah kehendak Allah.
Menjalani roda kehidupan ibarat menulis di sebuah buku
yang sangat tebal. Setiap perbuatan yang kita lakukan dan peristiwa
yang kita alami seakan tertulis di lembar-lembar kehidupan. Halaman yang
sudah tertulis sering aku sebut sebagai pengalaman, sedangkan halaman
yang belum terisi aku katakan itu sebagai masa depan. Kumpulan
pengalaman baik dan buruk yang pernah ku alami selama 20 tahun yang lalu
biarlah menjadi sesuatu yang setiap saat bisa aku jadikan referensi
untuk menentukan sikapku di masa sekarang dan di masa depan.
Setiap keris pasti ada empunya, begitu juga dengan
diriku. Bagiku ibuk dan bapak adalah empu yang luarbiasa hebat. Hebat
karena merekalah yang rela meghabiskan banyak waktunya untuk membesarkan
dan mendidikku tanpa berharap imbalan sedikitpun dariku. Namun apabila
banyak keburukan yang terdapat pada diriku 100% itu bukan salah mereka,
demi Allah setauku selama ini mereka tidak pernah menanamkan keburukan
dalam diriku. Keburukan itu datang dari musuh nomor satuku, dan dialah
setan yang telah menjerumuskan manusia sejak zaman nabi Adam sampai
akhir zaman. Aku yakin Allah mengetahui itu dan Dia akan senantiasa
merahmati setiap hambanya yang berbuat kebaikan.
Entah
tinggal berapa sisa umur yang aku punya. Aku sangat ingin menghabiskan
sisa umurku ini dengan melakukan sesuatu yang bikin Allah cinta padaku.
Biarlah pena ini terus menulis, menulis setiap jejak yang aku tapakkan.
Dan si pena akan menjadi saksi bagaimana aku menghabiskan waktuku di
dunia yang fana ini.
No comments:
Post a Comment