Pemerintah
berdalih bahwa menaikkan BBM bersubdi memang harus dilakukan dengan
alasan naik tajamnya harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang bulan Feb
lalu mencapai $122/barel. Situasi krisis ekonomi dan politik global
terutama Konflik di Selat Hormuz. Meyedot APBN 2012 kepada subsidi,
karena subidi hampir 20% dari APBN. Subsidi naik mencapai Rp137triliun
melebih alokasi APBN 2012 sebesar Rp123triliun. Harga asumsi per barel
$95/barel. Sedangkan kini sudah $122/barel. Subsidi listrik 95triliun
dan akan dinaikkan bulan Mei 2012 bertahap sebesar 3%/bulan. APBN bisa
jebol. Dengan kenaikan BBM bersubsidi Rp1500 per liter dan
ICP(Indonesian Crude price) $105 per barel beban subsidi BBM tahun ini
akan mencapai Rp137,4 triliun. Kalau ICP rata-rata $110 per barel,
subidi mencapai Rp153,2triliun. Subsidi BBM akan membengkak menjadi
Rp196 triliun bila ICP mencapai $125/barel. Untuk 2011 pemerintah
membayar subsidi BBM dan LPG sebesar Rp 164,triliun untuk 40,3juta kilo
liter.melebihi alokasi energi dalam APBN-P sebesar Rp129,7triliun.
Karena ICP naik menjadi $109,9/barel. Adapun target produksi (lifting)
minyak justru diturunkan dari 950 ribu barel per hari menjadi 930 ribu
barel per hari. + subsidi dinilai salah sasaran bukan ke kalangan miskin
tapi kepada yang mampu sebanyak 70%. Subsidi hanya habis kepada roda
empat. Dengan kenaikan premium bersubsidi Rp1,500 dari 4500 menjadi
6000. Dengan asumsi ICP sebesar $105/barel. Pernah ada wacana naik
Rp2000 per liter. Namun MK pernah putuskan bahwa harga BBM tidak boleh
lepas dari harga pasar.
Apakah
alasan pemerintah ini sudah bisa diterima saudraku? Mengingat ada
trilyunan dana APBN yang dikorupsi oleh bandit-bandit yang duduk manis
dikursi pemerintahan tanpa peradilan yang jelas. Tidak adakah jalan lain
yang bisa ditempuh pemerintah untuk menyelesaikan persoalan ini tanpa
harus mengorbankan rakyatnya? Sebenarnya banyak langkah-langkah yang
dapat diambil pemerintah, diantaranya optimalisasi kinerja Pertamina,
efisiensi perdagangan produk BBM, menutup kebocoran anggaran dan belanja
pemerintah, optimalisasi penerimaan negara diantaranya penerimaan
pajak, dan lainnya. Sebagai contoh sederhana piutang penerimaan pajak
Negara saat ini adalah sekitar Rp. 57 Triliun, belum termasuk
perhitungan bunga. Sedangkan perhitungan kasar rencana kenaikan BBM ini,
menurut salah satu lembaga kajian energi, hanya bisa menghemat subsidi
pemerintah sekitar 19 sampai 57 Triliun Rupiah. Hal ini belum ditambah
perhitungan dampak meningkatnya inflasi.
Haruskah
kita berdiam diri dengan keadaan yang terjadi saat ini saudaraku?
Tegakah kita melihat ribuan karyawan yang akan terkena PHK? Tidakkah
terpikir oleh kita bagaimana susahnya nanti rakyat miskin untuk memenuhi
hajat hidupnya? Kita masih punya waktu saudaraku. Beri pemerintah jalan
terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Dan kita harus selalu berada
disisi terdekat rakyat miskin yang tertindas untuk menyelamatkan dan
melindungi mereka, karena kita adalah Mahasiswa.
No comments:
Post a Comment