2.1 Pengertian Mulsa
a. Mulsa
adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga
kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat
tanaman tersebut tumbuh dengan baik.
b. Mulsa adalah setiap bahan yang
dihamparkan untuk menutupi sebagian atau seluruh permukaan
tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut.
Bahan-bahan dari mulsa dapat berupa sisa-sisa tanaman atau bagian tanaman yang
dikelompokkan sebagai mulsa organik
dan
bahan-bahan sintesis berupa plastik yang dikelompokkan sebagai mulsa anorganik.
c. mulsa ialah sisa
tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah.
Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan
hujan, erosi, dan menjaga kelembaban, struktur, kesuburan tanah, serta
menghambat pertumbuhan gulma (rumput liar).
2.2
Keuntungan dan Kelemahan Mulsa
a. Keuntungan mulsa
- Melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung butir-butir air hujan serta mengurangi aliran permukaan, erosi dan kehilangan tanah.
- Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma) sehingga mengurangi (biaya tenaga kerja untuk penyiangan.
- Mulsa yang berupa sisa-sisa tanaman menjadi sumber bahan organik tanah
- Meningkatkan aktivitas jasad renik (mikroorganisme tanah), sehingga memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah
- Membantu menjaga suhu tanah serta mengurangi penguapan sehingga mempertahankan kelembaban tanah sehingga pemanfaatan kelembaban tanah menjadi lebih efisien.
- Tergolong teknik konservasi tanah yang memerlukan jumlah tenaga kerja / biaya rendah.
b. Kelemahan Mulsa
- Bahan-bahan mulsa mungkin menjadi sarang berkembangbiaknya penyakit-penyakit tanaman. Namun hal ini masih perlu diteliti bagi setiap bahan mulsa yang digunakan.
- Tidak dapat digunakan dalam keadaan iklim yang terlampau basah.
- Mulsa sukar ditebarkan secara merata pada lahan-lahan yang sangat miring.
- Bahan-bahan untuk mulsa tidak selalu tersedia.
- Beberapa jenis rumput jika digunakan sebagai mulsa dapat tumbuh dan berakar sehingga dapat menjadi tanaman pengganggu.
2.3 Jenis Mulsa
a. Mulsa Organik
Mulsa organik adalah
sisa-sisa tanaman yang disebar di permukaan tanah. Sisa tanaman dapat berupa
serasah tanaman (gulma), cabang, ranting, batang maupun daun-daun bekas tanaman
atau sisa tanaman hasil panen. Mulsa dapat melindungi tanah dari terpaan hujan,
erosi, menjaga struktur, menambah kesuburan tanah serta menghambat pertumbuhan
gulma. Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu
mulsa organik dan anorganik. Bahan-bahan dari mulsa dapat berupa sisa-sisa tanaman atau bagian tanaman
yang lalu dikelompokkan sebagai mulsa organik, dan bahan-bahan sintetis berupa
plastik yang lalu dikelompokkan sebagai mulsa non-organik.
1. Mulsa
Plastik Hitam Perak
Penggunaan mulsa plastik sudah menjadi
standar umum dalam produksi tanaman sayuran yang bernilai ekonomis tinggi, baik
di negara-negara maju maupun di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bahan
utama penyusun mulsa plastik adalah low-density polyethylene yang
dihasilkan melalui proses polimerisasi etilen dengan menggunakan tekanan yang
sangat tinggi (Lamont 1993). Penggunaan mulsa plastik, terutama mulsa
plastik hitam perak, dalam produksi sayuran yang bernilai ekonomis tinggi
seperti cabai, tomat, terong, semangka, melon dan mentimun, semakin hari
semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan permintaan konsumen
terhadap produk sayuran tersebut. Meskipun penggunaan mulsa plastik ini
memerlukan biaya tambahan, tetapi nilai ekonomis dari hasil tanaman mampu
menutupi biaya awal yang dikeluarkan.
2. Mulsa
Sisa Tanaman
Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami
yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang.
Mulsa organik diberikan setelah tanaman /bibit ditanam.
Keuntungan mulsa
organik adalah dan lebih ekonomis (murah), mudah didapatkan, dan dapat terurai
sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah. Contoh mulsa organik
adalah alang-alang/
jerami, ataupun cacahan batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan
lainnya.
Kekurangannya meliputi
: Tidak
tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen tadi. Hanya tersedia di
sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari pusat budidaya
padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi Tidak dapat digunakan
lagi untuk masa tanam berikutnya.
b. Mulsa Anorganik
Meliputi semua bahan batuan dalam
berbagai bentuk dan ukuran seperti batu kerikil, batu koral, pasir kasar, batu
bata, dan batu gravel. Untuk tanaman semusim, bahan mulsa ini jarang digunakan.
Bahan mulsa ini lebih sering digunakan untuk tanaman hias dalam pot.
c.
Mulsa Kimia- Sintetis
Meliputi bahan – bahan plastic dan bahan
– bahan kimia lainnya. Bahan- bahan plastic berbentuk lembaran dengan daya
tembus sinar matahari yang beragam. Bahan plastic yang saat ini sering
digunakan yang sering digunakan sebagai bahan mulsa adalah plastik transparan,
plastik hitam, palstik perak, dan plastik perak hitam.
Kelebihan dari jenis mulsa ini adalah : Dapat di peroleh setiap saat
Memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik, Dapat menekan erosi, Mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat
Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu , Dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa
Memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik, Dapat menekan erosi, Mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat
Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu , Dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa
Kekurangannya adalah : Tidak memiliki efek
menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk dan Harganya
relative mahal.
2.4
Manfaat
Mulsa
1.
Manfaat Terhadap
Tanaman
Dengan adanya bahan
mulsa di atas permukaan tanah, benih gulma akan sangat terhalang. Akibatnya
tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam
penyerapan hara mineral tanah. Tidak adanya kompetisi dengan gulma tersebut
merupakan salah satu penyebab keuntungan yaitu meningkatnya produksi tanaman
budidaya.
2.
Manfaat Terhadap Kestabilan
Agregat dan Kimia Tanah
a.
Kestabilan agregat
tanah
Dengan adanya bahan
mulsa di atas permukaan tanah, energy air hujan akan ditanggung oleh bahan
mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses
penghancuran. Semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan
erosi.
b.
Kimia tanah
Fungsi langsung mulsa
terhadap sifat kimia tanah terjadi melalui pelapukan bahan – bahan mulsa.
Fungsi ini hanya terjadi pada jenis mulsa yang mudah lapuk seperti jerami padi,
alang-alang, rumput-rumputan, dan sisa-sisa tanaman lainnya. Hal ini merupakan
salah satu keuntungan penggunaan mulsa sisa-sisa tanaman disbanding mulsa
plastic yang sukar lapuk.
3.
Manfaat Terhadap
Ketersediaan Air Tanah
Teknologi pemulsaan
dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah
akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang
ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi
melalui proses transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat
menarik air dari dalam tanah yang didalamnya telah terlarut berbagai hara yang
dibutuhkan tanaman.
Dari hasil penelitian
diperoleh air tanah setebal 1,5 cm ditanah-tanah terbuka (bare soil) tanpa
mulsa akan menguap selama 3-5 hari, sedangkan ditanah-tanah yang diberi mulsa
akan menguap 6 minggu dengan ketebalan yang sama.
4.
Manfaat Terhadap Neraca
Energi
Unsure fisik tanah yang
sangat dipengaruhi oleh bahan mulsa ialah suhu tanah. Suhu tanah ini sangat
bergantung pada proses pertukaran panas antara tanah dengan lingkungannya.
Proses ini terjadi akibat adanya radiasi matahari dan pengaliran panas kedalam
tanah melalui proses konduksi.
Pemulsaan
mengubah warna tanah yang dengan sendirinya dapat mengubah albedo tanah.
Perubahan suhu tanah terjadi karena perubahan radian energy yang mencapai
tanah. Adanya mulsa akan menyebabkan panas yang mengalir kedalam tanah lebih
sedikit disbanding tanpa mulsa. Selain itu, permukaan tanah yang diberi mulsa
memiliki suhu maksimum harian lebih rendah disbanding tanpa mulsa Mulsa plastic putih
dapat menurunkan suhu tanah. Hal ini disebabakan radiasi yang direfleksikan
kembali akan cukup besar sehingga berkurang suhu maksimum harian dari tanah
yang diberi mulsa. Sedangkan mulsa plastic hitam cenderung meningkatkan suhu
tanah karena radiasi yang direfleksikan kembali sangat kecil.
5.
Manfaat Terhadap
Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan – kegiatan
dalam proses budidaya yang cukup menyita waktu, tenaga, dan biaya antara lain
pemupukan, penyiraman dan penyiangan. Namun dengan pemulsaan dapat memperkecil
perlakuan pemupukan kerena hanya dilakukan sekali saja yaitu sebelum saat
panen. Demikain juga dengan penyiraman perlakuannya hanya dilakukan sekali
saja. Selain itu kegiatan penyiangan tidak perlu dilakukan pada keseluruhan
lahan, melainkan hanya pada lubang tanam atau sekitar batang tanaman.
2.5 Menjaga Kelembaban dan Mengatur Suhu Tanah
Membantu
menjaga suhu tanah serta mengurangi penguapan sehingga mempertahankan
kelembaban tanah sehingga pemanfaatan kelembaban tanah menjadi lebih efisien. Secara umum penggunaan mulsa plastik hitam
perak meningkatkan suhu rizosfir yang ditutupi mulsa dibanding tanpa mulsa
(Fahrurrozi and Stewart, 1994 ; Fahrurrozi et al., 2001).
Peningkatan suhu tanah di bawah mulsa plastik hitam perak lebih rendah
dibanding dengan suhu tanah di bawah mulsa plastik hitam. Meskipun di
daerah tropis, peningkatan suhu tanah relatif tidak diinginkan, tetapi
peningkatan suhu tanah akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dalam
menguraikan bahan organik yang tersedia (Fahrurrozi et al., 2001),
sehingga terjadi penambahan hara tanah dan pelepasan karbon dioksida melalui
lubang tanam.
2.6 KESESUAIAN BAHAN MULSA
DAN TANAMAN
1.
Mulsa Jerami
Mulsa
jerami sesuai digunakan untuk-untuk tanaman semusim atau non-semusim yang tidak
terlalu tinggi dan memiliki struktur tajuk berdaun lebat dengan system
perakaran dangkal. Tanaman-tanaman yang selama ini sukses diberi mulsa jerami
antara lain kentang, kedelai, bawang putih dataran rendah, semangka, dan melon.
Dengan adanya mulsa jerami yang memilki efek menurunkan suhu tanah, kentang
pada dataran medium sampai rendah dapat menghasilkan umbi.
3.
Mulsa Plastik
Mulsa
plastik sesuai digunakan untuk pembudidayaan tanaman yang struktur perakannya
dangkal tajuk tanaman berdaun tidak terlalu lebat dan tinggi tanaman di atas
0,5 meter. Berdasarkan efeknya terhadap suhu tanah maka mulsa plastik dapat
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman akan suhu tanah tanah.
a.
Mulsa Plastik Putih
(MPP)
Berdasarkan
penelitian, mulsa plastik putih (MPP) memantulkan cahaya sekitar 45% sehingga
55% cahaya matahari yang dipantulakan dan di serap secara langsung atau tidak
langsung akan berinteraksi dengan tanah.
Selain dapat menurunkan suhu tanah, MPP juga dapat menambah jumlah cahaya matahari yang di terima oleh tajuk tanaman karena cukup besarnya cahaya matahari yang dipantulkan. Hal ini kan sangat membantu tanaman dalam melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, MPP sangat cocok untuk budidaya semangka, melon, serta berbagai jenis cabai hibrida dan terung-terungan.
Selain dapat menurunkan suhu tanah, MPP juga dapat menambah jumlah cahaya matahari yang di terima oleh tajuk tanaman karena cukup besarnya cahaya matahari yang dipantulkan. Hal ini kan sangat membantu tanaman dalam melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, MPP sangat cocok untuk budidaya semangka, melon, serta berbagai jenis cabai hibrida dan terung-terungan.
b.
Mulsa Plastik
Transparan (MPT)
Dari hasil penelitian
pada tanah yang diberi mulsa plastik transparan (MPT), cahaya yang matahari
yang dipantulkn dan di serap oleh bahan mulsa sangat sedikit. Sebaliknya cahaya
yang diteruskan banyak. Hal ini menyebabkan MPT memiliki efek menaikkan suhu
tanah. MPT
sangat cocok diterapkan pada tanaman-tanaman dataran rendah yang ingin
dibudidayakan. Di dataran tinggi. Namun, tanaman-tanaman tersebut harus
memiliki struktur tajuk yang tidak terlalu tinggi, seperti pada bawang merah dataran
tinggi.
c.
Mulsa Plastik Hitam
(MPH)
Dengan adanya MPH,
cahaya matahari yang dipantulkan dan diteruskan sangat kecil. Banyaknya cahaya
matahari yang diserap dapat mencapai 90,5 %, dari jumlah cahaya matahari yang
datang. Cahaya yang diserap tersebut akan dipantukan dalam bentuk panas ke
segala arah termasuk tanah. Penerapan mulasa ini dapat dilakukan pada bawang
merah dan asparagus di dataran tinggi.
d.
Mulsa Plastik Perak
Hitam (MPPH)
MPPh akn mnyebabkan
cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar, bahkan lebih tinggi dari MPP.
Akibatnya cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar. Di lain pihak,
permukaan hitam dari MPPH akan menyebabkan cahaya matahari yang di teruskan
menjadi sangat kecil, bahkan mungkin nol. Keadaan ini akan menyebabkan suhu tanah
akan tetap rendah. Dewasa
ini, MPPH mualai diterapkan secara luas dan sangat cocok untuk pembudidayaan
semangka hibrida, melon, serta berbagai jenis cabai hibrida dan
terung-terungan.
2.7 Menjaga Kualitas atau Kebersihan Produk
Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis mulsa pada berbagai
jenis tanaman secara tepat dan benar dapat meningkatkan hasil awal dan total
hasil dari berbagai tanaman, meningkatkan kualitas hasil tanaman dan pada
akhirnya meningkatkan efisiensi usaha tani itu sendiri. Apabila pemanfaatan
teknologi penggunaan mulsa dilakukan secara optimal dan efisien maka akan
tercipta suatu proses produksi tanaman budidaya yang berkelanjutan, baik dari
sisi ekonomis, ekologis maupun dari segi sosial budaya petani dalam memproduksi
tanaman budidaya.
2.7 Shading
Net
·
Pembuatan Shading net
Fungsi shading net adalah untuk mengurangi intensitas sinar matahari
yang masuk ke dalam bedeng.
·
Misalnya saja pada stek pucuk daun jati
Dalam pembuatan setek pucuk jati diperlukan intensitas sinar matahari ±
40%. Untuk itu dibutuhkan shading net dengan ukuran 60%. Pembuatan shading
net disesuaikan dengan kapasitas produksi. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan shading net antara lain, bahan yang digunakan untuk tiang dan
rangka. Untuk persemaian jangka panjang sebaiknya digunakan bahan yang tahan
lama dalam hal ini menggunakan besi yang di cor dalamnya menggunakan pasir dan
semen. Untuk persemaian jangka pendek bahan yang digunakan cukup dengan bambu.
Untuk standar dalam 1 shading net dengan ukuran panjang dan lebar 24 x 72 meter
jarak antar tiang 3 meter dan tinggi tiang 2 meter. Dengan ukuran tersebut mampu
menghasilkan bibit sebanyak 200.000plc.
a.
Pembuatan Bedengan
Selain shading net untuk mengatur intensitas matahari
dalam pembuatan setek pucuk jug dibutuhkan suhu dan kelembaban yang sesuai.
Dalam mengatur suhu dan kelembaban diperlukan bedengan yang nantinya digubakan
untuk menutup setek dengan plastik sungkup. Bedengan yang dibuat dengan ukuran
standar 20 x 1,2 x 0,7 meter mampu menampung polybag yang akan digunakan untuk
setek pucuk jati sebanyak 6.720plc.
b.
Pembuatan Media
Media yang akan digunakan dalam pembuatan setek pucuk
sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan setek. Komposisi terbaik dalam
pembuatan setek pucuk jati adalah tanah top soil, pupuk kandang, dan arang
sekam dengan perbandingan 2:1:1. Untuk tempat media digunakan polybag dengan
ukuran 10 x 15 x 0,2 cm.
c.
Pengambilan Bahan Setek
Bahan setek yang diambil harus memenuhi kriteria
sebagai berikut 1. Pucuk autotrop, 2. Pucuk masih muda (juvenil), 3. Pucuk
bebas hama dan penyakit, 4. Panjang pucuk ± 10 cm atau terdiri dari dua ruas.
Pucuk yang telah diambil sebaiknya langsung ditanam, jika tidak pucuk akan
mudah layu, untuk itu setelah dipotong pucuk seaiknya dimasukan ke dalam air
penyegar dahulu agar kesegaran pucuk mampu bertahan lama.
d.
Penanaman Setek
Pucuk yang telah di potong dicelupkan pada zat
perangsang tumbuh akar dan kemudian ditanam pada media tanam yang sebelumnya
sudah disiram air sampai jenuh dan juga sudah dilubangi. Setelah tertanam dalam
satu bedeng segera ditutup dengan plastik sungkup.
e.
Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan 2 hari sekali dengan
memperhatikan kelembaban media tanam. Pembukaan sungkup dilakukan 1 minggu
sekali, dalam pembuakaan sungkup dilakukan kegiatan pemeliharaan antara lain :
1. Penyiangan terhadap gulma yang tumbuh pada polybag, 2. Pengambilan pucuk-pucuk
yang busuk dan layu, 3. Penyemprotan insektisida, dan fungisida, 4.
Penyemprotan pupuk daun. Kegiatan pembukaan bedengan dilakukan sampai minggu
ke-4 dimana pucuk telah keluar akarnya dan siap untuk dikeluarkan dari sungkup.
Setelah dikeluarkan dari sungkup pucuk yang telah menjadi bibit tersebut
diletakkan dibawah shading net untuk proses aklimatisasi selama seminggu.
Setelah proses aklimatisasi selesai bibit ditaruh ditempat yang mendapat sinar
matahari secara penuh (Open area). Satu minggu setelah bibit berada di open
area dilakukan kegiatan pemeliharaan berupa penambahan media pada polybag dan
memperbaiki posisi bibit agar pas ditengah-tengah polybag dan tumbuh secara
tegak lurus.
f.
Pemupukan
Bibit yang telah ditambah tanah setelah 1 bulan berada
di open area dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan dalam bentuk cair agar
cepat diserap, disamping itu pemberian pupuk dengan dilarutkan dengan akan
mempermudah dalam memperhitungkan dosis. Pupuk yang digunakan adalah campuran
NPK, Za dan bahan organik cair dengan komposisi : 1,25 gram NPK, 0,5 gram Za,
dan 0,125 cc bahan organik cair. Setelah umur 1 bulan dari pemupukan dilakukan
seleksi bibit dengan kriteria ketinggian. Untuk bibit yang mempunyai ketinggian
lebih dari 30 cm sudah siap ditanam. Sedangkan untuk bibit yang belum mencapai
30 cm diberikan perlakuan pemupukan dengan dosis setengah dari pemupukan
pertama.
2.8
Greenhouse
Rumah kaca (atau rumah
hijau) adalah sebuah bangunan
di mana tanaman
dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas
atau plastik;
Dia menjadi panas karena radiasi
elektromagnetik yang datang dari matahari
memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini.
A.
Penggunaan
Rumah kaca melindungi tanaman dari panas terlalu banyak atau dingin,
tanaman pelindung dari badai debu dan badai salju, dan membantu untuk mencegah
hama. Light and temperature control allows
greenhouses to turn inarable land into arable land , thereby improving food production in marginal
environments. Cahaya dan suhu kontrol memungkinkan rumah kaca untuk
mengubah tanah inarable menjadi tanah yang
subur , dengan demikian meningkatkan produksi pangan di lingkungan
marjinal.
Because greenhouses allow certain crops to be
grown throughout the year, greenhouses are increasingly important in the food
supply of high latitude countries. Karena rumah kaca memungkinkan
tanaman tertentu yang ditanam sepanjang tahun, rumah kaca semakin penting dalam
penyediaan makanan di negara garis lintang tinggi. One
of the largest greenhouse complexes in the world is in Almeria, Spain, where
greenhouses cover almost 50,000 acres (200 km 2 ). Salah satu
kompleks rumah kaca terbesar di dunia adalah di Almeria, Spanyol, di mana rumah
kaca mencakup hampir 50.000 hektar (200 km 2). Sometimes called the sea of
plastics . Kadang-kadang disebut lautan
plastik .
Greenhouses are often used for growing flowers , vegetables , fruits , and tobacco plants. Bumblebees are the pollinators of choice for most
greenhouse pollination , although other types of bees have been used, as well as
artificial pollination. Hydroponics can be used in greenhouses as well to make the most use
of the interior space. Rumah kaca sering digunakan untuk menanam bunga , sayuran , buah-buahan , dan tembakau
tanaman. lebah adalah penyerbuk pilihan bagi rumah kaca yang paling penyerbukan
, meskipun jenis-jenis lebah telah digunakan, serta penyerbukan buatan. Hidroponik
dapat digunakan dalam rumah kaca juga untuk memanfaatkan sebagian besar ruang
interior.
Daftar Pustaka
Alleyne, E.H. and F.O. Morrison. 1978. The lettuce root aphid,
Pemphigus bursaries L. Homothera:Aphidoidae) in Cquebec Cananada. Ann. Soc.
Ent. Quebec. 22:171-180
Baron, J.J. and S.F. Gorske. 1981. Soil carbon dioxide level as
affected by plastic mulches. Proc. Natl. Agr. Plastic Congress. 16:149-155.
Decoteau, D.R., M.J. Kasperbauer, D.D. Daniels and P.G. Hunt. 1988. Plastic
mulch color effects on reflected light and tomato plant growth. Scientia
Hortic. 34:169-175.
Decoteau, D.R., M.J. Kasperbauer and P.G. Hunt. 1989. Mulch surface color
affects yield of fresh tomato. J. Amer. Soc.Hort. Sci 114:216-219.
nice info gan
ReplyDeletehttp://www.indoplastik.com
tersedia plastik mulsa berkualitas
thanks