“
Pandangan
Kognitif dan Pendekatan Perilaku”
Tugas Kegiatan Pembelajaran
1.
Dengan
menggunakan bahan bacaan bab 8 dalam Peter dan Olson (1996), mahasiswa
diminta membuat ringkasan tentang deskripsi perbedaan antara pandangan kognitif
dan pendekatan perilaku.
a. Pandangan
kognitif
Pandangan
kognitif (cognitive view) didasarkan pada riset tentang topic seperti
pemrosesan informasi dan ilmu kognitif yang sedang berjalan.
►
Posisi dan asumsi:
Pandangan kognitif memungkinkan masuknya faktor
teori atau mental yang diukur secara tidak langsung melalui apa yang disebut
laporan verbal. Selain itu, pandangan kognitif ini menyatakan bahwa perilaku
konsumen dikontrol oleh individu melalui proses mental yang dilibatkan dalam
pemrosesan kognitif dan pengambilan keputusan. Dengan demikian, konsumen adalah
pengambil keputusan independen yang secara sadar memilih perilaku mereka.
► Pendekatan dan tahapan riset:
Pandangan kognitif cenderung mengarahkan diri pada
penjelasan dan pengujian teori. Pada riset kognitif sering menggunakan laporan
verbal yang diperoleh melalui kuesioner. Selain itu pada riset kognitif ini
sering dimulai dengan suatu teori dan upaya membuat riset untuk menguji teori
tersebut. Misalnya, pendekatan dominan pada riset konsumen melibatkan upaya
untuk menguji teori kognitif dalam konteks pemasaran. Riset kognitif biasanya
dianggap berhasil jika ada suatu hubungan logis yang secara nyata didukung oleh
perhitungan statistik.
► Pandangan pemasaran:
Dari
sudut pandang kognitif, pemasaran sering dipandang sebagai suatu ilmu yang
mencari penjelasan. Pendekatan kognitif sering tergantung pada konsep-konsep
pemasaran sebagai arahan mengembangkan strategi. Dalam pandangan kognitif
terdapat dua asumsi yang mendasari konsep pemsaran, dimana tindakan pemasaran
harus didasarkan pada suatu upaya untuk memuaskan kebutuhan dalam kondisi yang
menguntungkan. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen memiliki sesuatu yang
disebut ”kebutuhan”, yang berupaya dipuaskan melaluinpembalian dan pengkonsumsian.
Kedua, diasumsikan bahwa konsumen memiliki otonomi dan pikiran yang rasional,
serta seorang pengambil keputusan yang pilihan dan pembeliannya umumnya
dikontrol oleh diri sendiri. Pandangan ini juga menyadari bahwa strategi
pemasaran mencoba mengubah pengaruh dan kognisi konsumen, seperti kepercayaan
dan sikap, tapi biasanya mengingkari bahwa pemasaran dapat menciptakan
kebutuhan dan keinginan atau bahkan memodifikasinya.
b.
Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku (behavior approach) didasarkan
pada suatu pandangan yang sedang berlaku saat ini yang disebut ”analisis
perilaku terapan”.
► Posisi dan asumsi:
Pada pendekatan perilaku, biasanya cenderung
meneliti perilaku yang dapat diukur secara langsung. Selain itu pendekatan ini
juga menganggap bahwa perilaku konsumen dikontrol oleh lingkungan. Meskipun
kejadian kognitif dipandang sebagai perilaku yang mempengaruhi, namun
lingkungan masih tetap menjadi penyebab kejadian kognitif. Oleh karena itu
lingkungan adalah penyebab dan kontrol perilaku.
►
Pendekatan dan tahapan riset:
Pendekatan perilaku sering menggunakan prediksi dan kontrol
perilaku sebagai tujuan dasar riset. Biasanya, pendekatan perilaku menyatakan
pengumpulan data dilakukan melalui observasi. Analisis perilaku terapan sering
dimulai dengan permasalahan perilaku dan dilanjutkan dengan upaya untuk
mengubah perilaku tersebut. Riset perilaku biasanya dikatakan berhasil jika
sejumlah tertentu perilaku dapat diubah.
►
Pandangan pemasaran:
Dari sudut pandang perilaku, pemasaran dapat
dipandang sebagai suatu teknologi yang mencari jawaban atas permasalahan
praktis. Pendektan perilaku menyajikan prinsip dasar perilaku sebagai suatu
arahan untuk perencanaan dan strategi pemasaran. Pada pendekatan perilaku,
pemasaran dapat dipandang sebagai uapaya untuk mencapai tujuan organisasi
dengan memperkirakan dan mempengaruhi perilaku konsumen. Tujuan ini biasanya
melibatkan peningkatan keuntungan dan/atau pangsa pasar, yang biasanya didapat
melalui penigkatan penjualan. Dua metode utama meningkatkan penjualan adalah
(1) mempengaruhi pelanggan untuk membeli lebih banyak, dan (2) memelihara
pelanggan lama sementara mempengaruhiorang lain untuk menjadi pembeli. Keduanya
melibatkan tindakan mengubah perilaku pembelian konsumen. Strategi pemasaran
akan efektif dalam mengubah dan memelihara perilaku konsumen.
2.
Jelaskan
apa yang dimaksud dengan promosi dagang dan promosi konsumen!
Promosi
berfungsi untuk meningkatkan volume penjualan juga sebagai strategi untuk
menjangkau pembeli untuk melakukan pertukaran. Dalam hal ini, promosi dibedakan
menjadi promosi dagang dan promosi konsumen. Promosi dagang yaitu promosi
penjualan yang ditujukan kepada pedagang perantara atau badan – badan tertentu,
misalnya dengan pemberian barang sebagai hadiah, potongan harga atas pembelian
pada waktu tertentu dan dalam jumlah tertentu. Contoh yang lain dari promosi
dagang, misalnya kredit pembelian, hadiah pembelian, periklanan bersama,
pajangan bersama, kontes penjual dan sebagainya. Sedangkan menurut RUU
perdagangan, promosi dagang merupakan salah satu sarana penunjang perdagangan
yang bertujuan untuk memperkenalkan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang dilakukan oleh:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah;
dan/atau
c. Pelaku Usaha.
Dari
dua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa promosi perdagangan bertujuan
untuk memberi tahu kepada konsumen atau
pihak-pihak lain seberapa baik karakteristik dari suatu produk dan bagaimana produk tersebut
ditawarkan dengan semenarik mungkin.
Selanjutnya yaitu promosi konsumen. Promosi konsumen
yaitu promosi
penjualan yang ditujukan untuk konsumen akhir, misalnya dengan pemberian kupon
berhadiah, pemberian sampel produk, jaminan uang kembali bila produk
mengecewakan sesudah dipakai dan demonstrasi atau pertunjukan yang
memperlihatkan keunggulan produk tersebut. Yang dimaksud pengembalian
uang ganti rugi, yaitu produsen bersedia mengembalikan uang pembeli apabila
kalau ternyata produk yang dijualnya
tidak memuaskan lagi bagi konsumen. Sedangkan demontrasi, yaitu perbuatan nyata
dari penjualan dihadapan pembeli dimana diperlihatkan serta dijelaskan
cara-cara pemakaian maupun kegunaan dan daya tahan suatu barang. Dengan
cara tersebut pembeli dapat melihat bagaimana kebenaran dari theme
advertensi suatu produk dan manfaat apa yang akan diperoleh bila membeli produk
tersebut.
3.
Sebut dan jelaskan empat aspek dari promosi konsumen!
Empat
aspek dari promosi konsumen yaitu:
a.
Kemungkinan
pembelian
Sebagian
besar promosi konsumen didisain untuk meningkatkan kemungkinan seseorang
konsumen membeli suatu merek atau kombinasi produk. Meskipun
demikian, suatu perusahaan berharap dapat mencapai beberapa dari sejumlah
subtujuan ketika menjalankan promosi. Tujuan utamanya mungkin adalah
mengupayakan agar konsumen mau mencoba produk baru. Subtujuan kedua dar promosi
konsumen mungkin adalah memposisikan
suatu merek atau perusahaan di benak konsumen untuk mendorong mereka membeli
dan meneruskan membeli merek tersebut. Untuk kasus ini, promosi didisain
untuk mempertahankan atau mengubah pengaruh,
kognisi dan perilaku konsumen. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan
promosi yang gencar untuk mendapatkan harga yang bersaing atas suatu
merek yang diposisikan pada harga dan kualitas tinggi. Dengan sudut
pandang ini, harga yang lebih rendah tidak akan langsung membuat konsumen
memandang bahwa produk tersebut berkualitas
lebih rendah dar merek pesaingnya. Penggunaan lain dari promosi untuk tujuan
penentuan posisi adalah menawarkan pemberian amal pada kegiatan sosial
untuk atas setiap kupon atau pembatalan pembelian yang dilakukan konsumen.
Taktik ini dapat meningkatkan persepsi
konsumen terhadap komitmen sosial perusahaan. Konsumen yang sangat tertarik dengan
masalah sosial dan lingkungan dapat bertukar haluan dan membeli merek
tersebut.
Subtujuan
ketiga dari promosi konsumen adalah mendorong terjadinya penggantian merek.
Promosi konsumen dapat mengubah penggunaan merek dengan membuat pembelian merek
baru jauh lebih menarik dari membeli merek yang biasa dibeli. Tujuan terakhir
dari promosi konsumen adalah memperkuat loyalitas merek. Karena sebagian
konsumen cenderung membeli suatu produk didasarkan pada kupon dan
tawaran-tawaran lainnya, maka pemberian tawaran yang menarik secara rutin akan
membuat mereka relatif loyal pada suatu merek yang dipromosikan.
b. Jumlah pembelian
Sejumlah
promosi konsumen didisain bukan hanya untuk mempengaruhi pembelian suatu merek
tetapi juga mempengaruhi jumlah produk yangakan dibeli. Promosi konsumen dapat
meningkatkan jumlah produk yang
dibeli dan dapat meningkatkan loyalitas merek. Meskipun demikian konsumen yang telah loyal
pada suatu merek tertentu dapat saja menimbun barang tersebut pada
masa promosi, dan kemudian menunggu hingga masa promosi berikutnya
tiba untuk kembali membeli. Sebagian konsumen cenderung membeli produk
hanya pada saat mereka mendapatkan
tawaran-tawaran yang menarik.
c. Waktu pembelian
Promosi
konsumen juga dapat juga digunakan untuk mempengaruhi kapan konsumen akan melakukan
pembelian. Misalnya, diskon khusus bagi
mereka yang makan pada malam hari dapat ditawarkan restoran kepada konsumen agar mau
datang pada malam hari ketika tingkat kesibukan bisnis sangat rendah.
Ada
kecenderungan dalam penggunaan kupon yaitu dengan memperpendek masa penukaran
sehingga konsumen terdorong untuk segera membeli. Akhirnya undian dan kontes
dilakukan dalam jangka waktu yang singkat sehingga mendorong konsumen untuk
segera mengikuti kontes dengan membeli produk yang dipomosikan.
d. Lokasi pembelian
Promosi
konsumen juga dapat digunakan untuk memperngaruhi lokasi atau penjual suatu
produk. Masingmasing toko eceran dan jaringan pengecer mengeluarkan
tawaran-tawaran menarik seperti kupon, kontes, potongan langsung dan tawaran
lainnya untuk mendorong konsumen
berbelanja di toko mereka. Promosi dan taktik tersebut dapat menarik kerumunan konsumen
dan mendorong tumbuhnya loyalitas
pada toko. (anonymous 2011 .http://arsipkuliah.blogspot.com)
4.
Membuat
ringkasan setiap tahapan jenis perilaku.
Tahapan
Pembelian
|
Jenis Perilaku
|
Tahapan Pembelian
|
Jenis Perilaku
|
|||
Prapembelian
|
Kontak informasi
|
I
|
Mencari informasi
|
|||
↓
|
↓
|
|||||
Akses pendanaan
|
Mengambil dana
|
|||||
↓
|
↓
|
|||||
Pembelian
|
Kontak toko
|
II
|
Berhubungan dg toko
|
|||
↓
|
↓
|
|||||
Kontak produk
|
Mencari produk
|
|||||
↓
|
↓
|
|||||
Transaksi
|
III
|
Melakukan transaksi
|
||||
↓
|
↓
|
|||||
Pascapembelian
|
Konsumsi
|
IV
|
Konsumsi
|
|||
↓
|
↓
|
|||||
Komunikasi
|
Pasca Konsumsi
|
Gambar 2a Tahapan proses pembelian (Peter dan Olson,
1996)
|
Gambar 2b Tahapan proses pembelian dirumuskan dari
Sumarwan (2004)
|
·
Kontak informasi
Tahapan awal yang
umumnya terjadi dalam tahapan pembelian disebut dengan istilah kontak informasi
(information contact), terjadi ketika
konsumen terlibat langsung dengan informasi,
tentang produk, toko,atau merk. Perilaku dalam tahap ini antara lain membaca
atau mengamati surat kabar, majalah,dan papan iklan,mendengarkan iklan diradio,
menonton iklan di televisi dan berbicara dengan salesman atau kawan. Pada tahap
ini bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan bahwa konsumen akan mengamati dan
memperhatikan informasi, karena hal ini akan meningkatkab kemungkinan terjadinya
perilaku lain. Bukan hanya pemasar saja yang berusaha menyediakan informasi
bagi konsumen tetapi juga konsumen juga berusaha mencari informasi tentang produk,merek,toko,
dan harga. Semuanya ditunjukan untuk menciptkan rangsangan yang dapat meningkatkan
kemungkinan bahwa konsumen potensial akan memperhatikannya.
·
Akses Dana
Pandangan pemasar saat ini menekankan pertukaran sebagai
konsep untuk dapat memahami bidang pemasaran. Meskipun tidak banyak perhatian
yang diberikan pada apa yang dipertukarkan konsumen dalam proses pemasaran.
Uang adalah media utama dalam pertukaran konsumen. Konsumen harus mengakses
media dalam satu bentuk atau bentuk lainnya sebelum pertukaran terjadi, yaitu
melakukan kegiatan yang dikenal dengan istilah akses dana ( funds accses) . pada tahap ini adalah 1)
metode yang digunakan konsumen untuk membayar dan 2) strategi pemasaran untuk
meningkatkan kemungkinan konsumen dapat mengakses dana untuk pembelian.
Strategi ini dapat meningkatkan kemungkinan konsumen mengakses dana untuk
belanja. Misalnya memberikan hadiah kecil kepada yang mengajukan pendaftaran kartu
kredit,menempatkan ATM di pusat pertokoan, menetapkan persyaratan kreditnya
bebas dan kebijakan menukar check menjadi uang tunai, serta menerima berbagai
macam kartu kredit yang sah
.
·
Kontak toko
Kontak toko (store contact) adalah 1) mengetahui lokasi
toko,2) melakukan perjalan ke toko,dan 3) memasuki toko. Kondisi konsumen dalam
peran merekan sebagai pembeli mempengaruhi kemungkinan terjadinya kontak toko.
Adanya perbedaan dalam mendesain strategi segmentasi pasar atau toko. Berbagai
desain untuk meningkatkan kemungkinan kontak toko. Misalnya memilih lokasi toko
yang nyaman disuatu daerah yang lalu lintasnya padat dan dilengkapi dengan
areal parkir yang luas. Taktik ini digunakan untuk menarik konsumen potensil
datang ke lingkungan sekitar pertokoan atau mal.
·
Kontak produk
Berbagai metode yang digunakan untuk menciptakan kontrak
produk (product contact) antara lain strategi dorong (push strategies) seperti potongan harga dan intensif unutk
mendorong daya juang para pengecer. Pendekatan lain disebut dengan strategi
tarik (pull strategies) seperti kupon
potongan harga yang ditunjukan untuk mendorong konsumen membeli merek
tertentu. Ada 3 perilaku yang dibutukan
agar suatu pembeli terjadi 1) mencari lokasi produk atau merek di toko,
2)mendapatkan fisik produk atau merek tersebut, 3)membawa produk atau merek
yang didapat ke titik pertukaran (misalnya
: kasir ). Taktik ini dapat digunakan untuk membawa konsumen potensial
ke titik pertukaran atau kasir. Misalnya kasir biasanya ditempatkan disebelah
pintu keluar, dan kartu parkir biasanya diperiksa disekitar lokasi tersebut.
Disamping itu, pramuniaga sering menemani konsumen hinggs ke kasir dimana
mereka dapat memecahkan masalah pembayaran.
·
Transaksi
Dari sudut pandang makro, memfasilitasi pertukaran dipandang
sebagai tujuan utama pemasaran. Disudut pandang mikro, hal ini melibatkan
transaksi (transactions) dimana dana
konsumen dipertukarkan dengan produk atau jasa. Berbagai strategi pemasaran
ditunjukan untuk menghilangkan hal – hal yang menghambat terjadinya transaksi.
Penguatan positif yang diberikan adalah elemen penting dalam menciptakan
penjualan. Taktik seperti diskon, pelayanan yang ramah oleh pramuniaga dan
adanya tiket untuk diundi dapat meningkatkan kemungkianan pembelian dan
pembelian ulang. Ciri – ciri produk atau jasa yang menjadi pertukaran juga
merupakan elemen yang penting,baik yang berupa
manfaat fungsional maupun
psikososial.
·
Konsumsi
Penkonsumsian (consumption)
dan penggunaan yang tampaknya seperti suatu perilaku yang terlalu sederhana
untuk digambarkan, walaupun pada kenyataannya tidak benar karena adanya
perbedaan yang sangat luas pada ciri – ciri produk atau jasa. Beberapa strategi
dapat meningkatkan pengkonsumsian dilakukan dengan cepat, seperti penggunan
kursi yang hanya nyaman diduduki beberapa saat saja dan kejutan yang digunakan
sebagai tanda terima kasih. Apapun jenis produk yang dijual, perhatian utana
pemasaran adalah pada bagamana meningkatkan kemungkinan pembelian ulang. Untuk
produk tidak tahan lama yang dibungkus, biasanya digunakan taktik seperti
penggunaan kupon diluar atau didalam kemasan untuk mendorong konsumen membeli
kembali merek yang sama.
·
Komunikasi
Tahap terakhir dari perilaku yang berusaha ditingkatkan
oleh pemasar adalah komunikasi (communication). Pemasar ingin agar konsumennya
berkomunikasi dengan dua maksud utama yaitu 1) mereka ingin konsumen untuk
menyediakan informasi pemasaran kepada perusahan dan 2) memberitahu konsumen
potensial tentang produk dan mendorong mereka untuk membelinya.
Dari
Konsumen ke Pemasar
Pemasar biasanya membutuhkan paling tidak 3 jenis
informasi dari konsumen, pertaman mereka membutukan infomarsi tentang konsumen
untuk mengetahui kualitas strategi pemasaran mereka dan keberhasilan
segmentasi pasar yang dilakukan. Kedua,
nama pembeli potensial lainnya. Beberapa perusahaan dan organisasi menawarkan
hadiah jika pelanggan mereka memberikan nama pembeli dan akan diberilan hadiah
yang lebih besar jika nama yang diberi ternyata benar – benar membeli. Yang
terakhir, pemasar juga mencari informasi dari konsumen sehubungan dengan produk
yang rusak.
Dari
Konsumen ke Konsumen
Pemasar juga menginginkan agar konsumen menceritakan pada
teman mereka dan orang lain tentang produk yang mereka beli. Suatu produk yang
efektif dan berkinerja baik dapat mendorong perilaku ini. Komunikasi dari mulut
ke mulut adalah cara yang paling populer. Taktik ini dapat meningkatkan bukan
hanya komunikasi tetapi juga perilaku lain dalam tahapan pembelian. Jadi,
konsumen sering belajar tentang perilaku pembelian dan penggunaan melalui
proses pembelajaran vicarious.
5.
Membuat
ringkasan mekanisme dari model manajemen perilaku.
Identifikasi perilaku bermasalah
|
||
¯
|
||
Analisis kemungkinan-kemungkinan
|
||
¯
|
||
Kembangkan & terapkan strategi
perubahan perilaku
|
||
¯
|
||
Ukur perubahan perilaku
|
||
¯
|
||
Tidak
|
Tingkat perubahan perilaku yang dapat
diterima
|
|
¯
ya
|
||
Pelihara perilaku
|
||
¯
|
||
Apakah muncul perilaku yang
berurutan?
|
Tidak
|
|
¯
ya
|
||
Evaluasi untuk meningkatkan kinerja
|
Gambar 3. Model
Manajemen Perilaku Konsumen (Peter dan Olson, 1996)
Tipologi pengambilan keputusan konsumen :
1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making)
Menggambarkan proses yang
berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat
berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan
merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi
bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.
2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan
kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang
tinggi adalah penting bagi konsumen. Pembelian berhubungan secara erat dengan
kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi
konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus,
untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan
energi khusus dari konsumen.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang
rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan
psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi
konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk
mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan
pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a
limited process of decision making”.
Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan
yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe
proses pembelian konsumen.
EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN
1.
Proses “ Complex Decision
Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan
keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi
elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus
seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan
mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria Konsep
perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan
untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2.
Proses “ Brand Loyalty “.
Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli
merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket
merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian
adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan
dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi.
Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian
informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam
konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
3.
Proses “ Limited Decision
Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak
memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit
pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba
untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian
informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada
proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga
terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan,
biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang
rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari
variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya
minimal.
Catatan
proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada
kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan
keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada
karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan
memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain
mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari
variasi.
4.
Proses “ Inertia “. Tingkat
kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan.
Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada
merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk
mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan
pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan
kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang
melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek
tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas tisu.
thank you..
ReplyDelete