LAPORAN FIRLDTRIP
TEKNOLOGI PRODUKSI
BENIH
“KOMODITAS JERUK”
Oleh:
M. GURUH ARIF ZULFAHMI (105040201111091)
Kelompok : Selasa 09.15
Kelas : G
Asisstant: Mbak Ismi
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
APRIL
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam dunia pertanian benih merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan sukses tidaknya suatu budidaya tanaman. Benih yang baik tentunya
akan menciptakan tanaman yang bagus pula sehingga output atau hasil yang
diperoleh bisa melimpah dan sesuai harapan. Dewasa dalam dunia pertanian telah
ditemukan beberapa teknologi pemuliaan tanaman untuk menciptakan sebuah bibit
ataupun benih yang memiliki kualiatas
dan kuantitas yang unggul. Baik itu melalui tekhnik secara vegetatif ataupun
generatif.
Sebagai
mahasisiwa agroekoteknologi yang nantinya akan mempelajari materi yang berhubungan
dengan masalah produksi benih selain itu perlu adanya pengalaman tentang
kegiatan pembibitan benih secara benar dan terpadu. mulai dari budidaya hingga
pemasaran dengan memperhitungkan biaya serta pendapatannya. Kegiatan filedtirp
lapang merupakan kegiatan yang mengupayakan praktek langsung unsur-unsur
produksi baik SDA, SDM, dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di
lapangan pertanian. Khususnya pada
produksi benih dan bibit tanaman hortikultura maupun tanaman tahunan. Oleh
sebab itu, diadakanlah praktikum lapang ini untuk menunjang praktikum
teknologi produksi benih mahasiswa yang didapat dari kuliah materi sekaligus
memberikan pengalaman praktis berupa pengetahuan tentang kegiatan mahasiswa
agroekoteknologi di lapangan yang selama ini, serta dapat mengaplikasikannya
secara langsung.
1.2 Tujuan
Tujuan yang diharapkan tercapai dari praktikum
lapang yang dilaksanakan mahasiswa adalah :
a)
Mengetahui tekhnik okulasi
tanaman
b)
Mengetahui tekhnik
budidaya tanaman jeruk
c)
Mengetahui
berbagai kendala yang bisa muncul, yang dapat menyebabkan kegagalan praktek
okulasi sehingga dapat melakukan penanganan dini untuk mengatasi masalah
tersebut
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum lapang yang dilaksanakan
mahasiswa adalah mahasiswa bisa mengerti
dan memahami proses produksi pembibitan benih tanaman hortikultura maupun
tanaman tahunan. Mahasiswa bisa
mengerti dan memahami permasalahan dalam produksi pembibitan tanaman yang
dilakukan oleh petani dan kendala-kendala yang dihadapi petani dalam
memproduksi benih. Selaian itu agar mahasiswa bisa
mengidentifikasi kendala-kendala daam produksi benih dan dapat menyelesaikan
masalah tersebut dengan memberikan solusi-solusi dalam penyelasaiannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Botani Komoditi Jeruk
Jeruk (Citrus sp) merupakan
tanaman tahunan yang berasal dari Asia Tenggara. Sejak ratusan tahun yang
lampau, tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar
maupun sebagai tanaman budidaya. Di Indonesia, bila dilihat dari luas
pertanaman dan jumlah produksi per tahun jeruk merupakan komoditas buah-buahan
yang terpenting ketiga setelah pisang dan mangga (Ashari, 1995).
Genus dari jeruk terdiri dari dua subgenus yaitu subgenus Papeda
dan Eucitrus. Buah dari subgenus Papeda tidak enak dimakan dan salah satu
contohnya adalah jeruk purut (Citrus hystrix). Sementara subgenus
Eucitrus mempunyai 10 spesies (Pracaya, 1992). Keragaman genetik dan fenotif
menyebabkan identifikasi dan klasifikasi jeruk sulit dilakukan (Setiawan,
2000). Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Ujung akar
selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan merupakan titik
tumbuh akar jeruk.Keadaan sel akar ini sangat lembut, sehingga mudah sekali
rusak kalau menembus tanah yang keras dan padat.Ujung akar terlindungi oleh
tudung akar (calyptra), yang bagian luarnya berlendir, sehingga ujung akar
mudah menembus tanah.Bagian luar tudung akar ini cepat rusak (aus), tetapi di
dalamnya selalu ditumbuhi oleh sel-sel baru lagi. Di belakang titik tumbuh,
sel-sel terbagi-bagi di bagian luarnya yang akan menjadi kulit luar. Tepat
dibawah kulit luar ada kulit pertama dan ditengah-tengahnya merupakan pusat
yang disebut empulur.Epidermis (kulit luar) terdiri dari susunan sel-sel dan di
antara sel-sel itu tidak terdapat celah-celah, sebab sel-sel ini saling
berhimpit.
Pohon jeruk yang
sekarang ditanam di Indonesia berbentuk bulat dan tingginya dapat mencapai 5-15
meter.Jeruk keprok berbatang rendah tingginya 2-8 meter, tajuk pohon tidak
beraturan, dahan kecil, cabangnya banyak, tajuknya rindang dan letak dahan
berpencar.Lingkar batang 12-36 cm.
Bentuk daun bulat
telur (elips), panjangnya lebih kurang 5-15 cm dan lebar 2-8 cm. Ujungnya
runcing sedikit tumpul dan biasanya sedikit berlekuk.Bagian tepi daun
kadang-kadang bergerigi halus, tidak berbulu pada kedua permukaannya.Permukaan
atas berwarna hijau tua mengilat dengan titik-titik kuning muda, permukaan
bawah berwarna hijau muda sampai hijau kekuningan kusam dengan titik-titik
hijau tua. Bila daun dimemarkan akan timbul bau harum khas jeruk. Tulang daun
bagian bawah bila dilihat dari permukaan bawah berwarna hijau muda, mempunyai
cabang berjumlah 7-15 pasang.Setelah sampai di tepi, melengkung dan bertemu
menjadi satu dengan tulang daun tepi. Tangkai daun pendek, setengah bulat,
bagian bawah berwarna hijau muda (hijau kekuningan), bagian atas datar dengan
alur, berwarna hijau tua, mempunyai sayap daun yang bentuknya bulat telur
terbalik memanjang (obovate-oblong), panjang 0,5-3,5 cm dan lebar 0,2-1,5 cm.
Tamanan jeruk
berbunga majemuk yang keluar dari ketiak daun di ujung cabang.Bunga kecil dan
bertangkai pendek dengan daun pelindung kecil serta berbau harum. Kelopak bunga
bentuknya cawan bulat telur, dan tajuk bunga ada lima lembar dengan bentuk
bulat telur panjang kearah pangkal disertai ujung menyempit. Putik berwarna
putih bintik-bintik dan berkelenjar serta umumnya berbunga diakhir musim
kering. Bakal buah bentuknya seperti bola dengan garis tengahnya 0,15-0,20 cm.
Buah yang sudah jadi bentuknya agak besar, beruang antara 9-19 ruangan dengan
pangkal buah adalah pendek. Buah yang sudah tua warna kulitnya ada hijau tua,
hijau muda, kuning, orange dengan kulit mengkilap, licin dan penuh pori-pori.
Buah jeruk ada
yang berbentuk bulat, oval (hampir bulat), atau lonjong sedikit
memanjang.Tangkai buah rata-rata besar dan pendek.Kulit buah ada yang tebal dan
ulet, tetapi ada juga yang tipis tidak ulet, sehingga kulit mudah
dilepas.Dinding kulit buah jeruk berpori-pori.Terdapat kelenjar-kelenjar yang
berisi pectin. Kadar pectin yang paling tinggi terdapat pada jeruk garut, yakni
3-3,5%, lebih tinggi jika dibandingkan engan jeruk siam dan jeruk bali.
Kandungan pectin terbanyak ada di lapisan dalam kulit jeruk yang sering disebut
albedo.
Biji jeruk harus segera disemaikan dalam
keadaan masih segar. Biji jeruk tidak mengalami masa dormansi, bila
kekeringanakan rusak.Temperatur optimal lebih kurang 32°C.Dalam beberapa hari
setelah disemai, biji jeruk kelihatan menggembung karena mengabsorpsi air.
Jenis jeruk
lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus
reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis.
L) yang terdiri atasSiem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis
(C. auranticum L. danC.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C.
medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yangterdiri atas jeruk
Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yangterdiri atas jeruk
nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk
sambal (C.hystix ABC).Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam
adalah varitas Lemon dan Grapefruit.Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem,
jeruk baby, keprok medan, bali, nipis danpurut.
2.2
Profil Petani
Nama Lengkap : Mulyono
Alamat :Dadaprejo, Jl. Melati no 35 RT 04 RW 05, Batu
Kabupaten Malang
Pendidikan : Tamat SL
Tanggal Lahir : 15 oktober 1954
Pekerjaan : Petani kebun jeruk dan Beliau sebagai ketua
kelompok tani Dadaprejo.
2.3
Teknik Produksi Benih (Menurut Literatur)
Teknik Produksi Benih adalah Penerapan ilmu pengetahuan dalam menghasilkan benih yang berkualitas dengan mudah, efektif dan efisien. Dengan definisi lain teknik produksi benih adalah cara manusia
untuk memudahkan kegiatan pengadaan benih secara murahtanpa mengorbankan kualitas benih dan aman untuk pekerja serta kelangsungan produksi benih
yang akan datang. Prinsipteknik produksi benih adalah menghasilkan benihbermutudengan biaya yangmurah, tepat, aman, efektif dan efisien. Berdasarkan jenis benih maka Teknik
Produksi Benih dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
a. Teknik Produksi Benih Generatif.
Pada teknik
produksi dengan generatif biasanya dilakukan dengan penanaman biji dari
komoditas tersebut.Proses Pembentukan Biji Pada Tanaman dalam reproduksi
seksual adalah pembuahan, yaitu penyatuan sel betina dan sel jantan
(gamet).Hasil penyatuan tersebut dinamakan zigot.Zigot tersebut berisi kedua
krosom dari individu jantan dan individu betina dan merupakan sel pertama dari
individu baru. Zigot akan tumbuh menjadi embrio (janin) di dalam biji. Bila
biji berkecambah akan menjadi tumbuhan dewasa. Karena embrio tersebut memiliki
sifat-sifat kedua induknya, maka kemampuan mewariskan sifat-sifat tersebut
melalui biji dari generasi ke generasi. Bunga merupakan fase penting dalam
proses pembentukan biji. Pada dasarnya bunga terdiri dari beberapa organ, namun
hanya dua organ saja yang terlibat dalam pembentukan biji, yaitu benang sari
(stamen) dan putik (pistil).Benang sari menghasilkan serbuk sari yang
masing-masing membentuk gamet jantan. Sedangkan putik akan membentuk bakal biji
(ovulum) yang mengandung telur. Pada waktu proses penyerbukan, yaitu jatuhnya
serbuk sari pada kepala putik, terbentuklah tabung serbuk sari, kemudian
berlangsung pembuahan antara sperma dengan telur. Proses akhir dari pembuahan
ini adalah terbentuknya biji. Struktur bunga sangat beragam, walaupun demikian
terdapat pola umum dari berbagai macam tumbuhan. Semua bunga mempunyai kerangka
struktur yang sama. Bunga terbentuk pada tangkai khusus yaitu tangkai bunga
atau pedicellus.Pada apeks yang membesar tersusun bagian-bagian bunga.Salah satu
bagian bunga adalah kelopak bunga (calyx) dimana biasanya bagian ini menumpang
pada daun kelopak berwarna hijau (sepalum). Sebelum mekar, kelopak daun ini
membungkus bagian bunga yang lain. Sedangkan bagian ang paling menonjol adalah
daun mahkota bunga (petalum) yang secara kolektif disbeut mahkota
(corolla).Calyx dan corolla bersama-sama membentuk hiasan bunga atau
perianth.Petal dapat berwarna putih, merah, jingga, kuning, biru dan
sebagainya.
b. Teknik Produksi Benih Vegetatif
-
Stek
Stek (cutting)
adalah suatu teknik mengusahakan perakaran dan bagian-bagian tanaman (cabang,
daun, pucuk dan akar) yang mengandung mata tunas dengan memotong dari induknya
untuk tanaman, sehingga akan diperoleh tanaman baru. Menurut bentuknya,
setek dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain adalah stek akar,
stek daun, stek batang, stek umbi dan stek pucuk.
Perbanyakan secara
stek akan diperoleh tanaman yang baru yang sifatnya seperti induknya.
Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai dapat
menjadi tanaman yang sempurna dan menghasilkan bunga dan buah.
1. Stek akar
Stek akar banyak
yang digunakan pada tanaman perkebunan. Bagian akar yang kita ambil
adalah cabang akar yang tidak jauh dari akar tunggang dan berasal dari tanaman
yang berdaun banyak. Hal ini dimaksudkan agar akar yang digunakan
mempunyai persiapan-persiapan karbohidrat, protein dan lemak sebagai cadangan
makanan dari hasil fotosintesis dan sebagai sumber energy untuk pembentuk akar
baru.
Stek akar kurang
familiar, sehingga pengetahuan tentang jenis tanaman apa yang biasa diperbanyak
dengan stek akar juga sangat terbatas. Orang-orang yang tinggal di negeri
4 musim menyerbutkan bahwa stek akar sangat mudah dilakukan. Banyak jenis
tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara ini yaitu beberapa tumbuhan yang
berbentuk pohon, semak, tanaman pemanjat, perennial (tanaman tahunan) dan
tanaman dataran tinggi dan beberapa tanaman pohon yang sudah kita ketahui bias
diperbanyak dengan stek akar adalah cemara, jambu biji, jeruk keprok, kesemak,
dan sukun.
2. Stek batang
Batang yang dipilih untuk stek batang adalah biasanya mempunyai umur
kurang lebih satu tahun. Cabang yang terlalu tua tentunya kurang baik
untuk distek karena sulit untuk membentuk akar sehingga memerlukan waktu lama,
sedangkan cabang terlalu muda (tekstur lunak) proses penguapan sangat cepat
sehingga stek menjadi lemak dan akhirnya mati.
Stek batang adalah stek yang menggunakan bagian dari batang tanaman,
sebagian orang menyebutkan dengan stek cabang. Umumnya tanaman yang
dikembangbiakan dengan stek cabang adalah tanaman berkayu. stek cabang
ini meliputi stek cabang yang telah tua dan cabang yang setengah tua.
Stek batang banyak digunakan untuk memperbanyak tanaman hias dan tanaman
buah. Syarat multah tanaman yang akan diperbanyak secara stek batang
adalah harus memiliki cambium batang, cabang atau ranting yang ideal untuk
bahan stek harus memenuhi syarat berikut : tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda dengan umur tanaman sekitar 1 tahun dan batangnya berwarna kehijaun, sehat
yaitu bebas dari hama dan penyakit,subur, dan tidak tergantung keadaan
efisiensi atau kekurangan salah satu unsure yang diperoleh tanaman,
diameter bahan stek sekitar 0,5 cm dan bahan stek harus memiliki cukup
bakal tunas.
3. Stek daun
Stek daun adalah
pembiakan dengan pematangan sehelai daun dari tanaman induknya dengan maksud
mengusahakan perakaran dari bagian daun tersebut, stek daun banyak diterapakan
pada tanaman hias sukulen, daun lebal berdaging dan kandungan airnya juga
tinggi. Daun yang dipilih untuk stek ini harus telah cukup umurnya dan
mempunyai karbahidrat yang tinggi dan harus hijau.
Perbanyakan dengan
stek daun yaitu menggunakan sehelai daun yang lengkap dengan tangkainya,
sedangkan pada tanaman lain seperti begonia diperbanyak dengan helai daun tanpa
tangkai.tanaman sukuren yang mempunyai daun berukuran besar, yaitu panjang
lebih dari 10 cm, dapat diperbanyak dengan memotong daunnya secara horizontal
menjadi bagian-bagian.
-
Sambung
Menyambung (grating)
adalah salah satu pembiakan vegetative, dimana menggabungkan batang bawah dan
batang atas dari tanaman berbeda sedimikian rupa, sehingga tercapai
persenyawaan dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Penyambungan mutlak memerlukan batang atas dan batng bawah. Batang bawah
sering juga disebut STOCK atau ROOK STOCK atau ENDERSTAM. Ciri-ciri
batang bawah adalah batang masih dilengkapi dengan akar. Sedangkan batang
atas yang di sambungkan sering disebut ENTRIES atau SCION. Batang atas
dapat berupa potongan batang atau biiasa juga batang yang masih berada pada
pohon induknya.
Teknik penyambungan
ini biasa kita terapkan untuk beberapa keperluan yaitu membuat bibit tanaman
unggul, memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan juga untuk membantu
pertumbuhan tanaman. Dengan mengadakan penyambungan kita mengharapkan
agar bibit yang kita hasilkan akan lebih unggul dari tanaman asalnya (Batang
bawah dan batang atas).
Penyambungan atau
enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan
sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai
satutanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau
tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan
disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut
stock.
Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut
batang atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari
satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping.
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua
varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan
antar varietas pada tanaman durian.Kadang-kadang bisa juga dilakukan
penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam
satu famili.Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung denga tanaman
kweni (Mangifera odorata).
-
Merunduk
Pembiakan vegetative
dengan cara merunduk, sering juga disebut dengan cangkok tanah, cangkok runduk,
atau memumbun. Memang pada prisipnya cara merunduk ini sama dengan
mencangkok, karena keduanya sama-sama memerlukan media guna menumbuhkan akar
pada cabang, tapi merundukkan tidak membuntukkan akarpada cabang, tetapi
merunduhkan tidak membutuhkan pembungkus.
Merunduk ini
dilakukan pada tanaman-tanaman yang sulit untuk distek, misalnya pada apel liar
untuk batang bawah sedangkan kita ingin perbanyak tanaman itu dengan cepat dan
dalam julah yang besar. Caranya ialah batang tanaman itu dirundukkan
(Dibengkokkan) mendatar ketanah dan ditumbuhi tanah tipis. Setelah mata
pada tiap-tiap ruas itu tumbuh dan tunas-tunasnya berakar, barulah batang itu
dipotong untuk ditanam. Cara ini adalah sangat mudah dikerjakan dan tidak
banyak memerlukan tenaga, sedangkan hasilnya pun tinggi.
Tanaman yang dapat
dikembangbiakan secara merunduk jenisnya sangat sedikit. Jenis tanaman
yang mempunyai cabang panjang dan lentur yang umumnya bisa dirundukkan.
Tanpa disengaja tanaman seperti ini kadang-kadang juga dapat melakukan
pembiakan vegetative sendiri atau sering juga disebut rundukan secara
alamiah. Karena bagian tepi atau ujung cabang yang terkulai cenderung
berakar bila bersetuhan dengan tanah.
Merunduk dapat
dilakukan pada batang beberapa jenis tanaman yang secara normal berdiri tegak
kemudian dibengkokkan hingga menyentuh tanah sehingga akan segera berakar pada
mawar .
• Merunduk biasa
Cabang tanaman dirundukkan dan ditimbun dengan
tanah, kecuali
ujung cabangnya. Setelah membentuk akar, cabang
atau batangnya
dipotong, sehingga diperoleh tanaman baru.. Cara
ini dapat
dikerjakan pada mawar, jambu air, dan arbel
• Merunduk majemuk
Seluruh batang dirundukkan kemudian ditimbuni tanah
pada
beberapa tempat atau seluruh tempat. Cara ini dapat
dikerjakan
pada tanaman soka dan anggur.
-
Okulasi
Teknologi memang
dapat menciptakan sesuatu yang baru dan apabila teknologi ini dipadukan dengan
seni, hasilnya akan lebih mempesona lagi. Hal ini dapat dilakukan pada
tanaman, suatu pohon mangga bias mempunyai lebih dari satu macam buah, misanya
mangga arumanis, gadung, golek dan sebagainya. Bisa juga dalam satu pohon
mempunyai daun yang berbeda-beda. Misalnya jambu biasa mempunyai daun
jambu kerikil yang ukurnya kecil-kecil dapat dipadukan dengan jambu arigot yang
daunnya berpinggiran putih. Perpanduan tanaman demikian tentunya sangat
menarik dan akan mempunyai harga yang sangat mahal. Hal demikian bias
terjadi karena merupakan hasil dari akulasi.
Okulasi sering juga
disebut dengan menempel, Oculatie (Belanda) atau Budding (Inggris). Cara
memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibandingkan
dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai mutu
lebih baik dari pada induknya. Bisa dikatakan demikian karena okulasi dilakukan
pada tanaman yang mempunyai perakartan yang baik dan tahan terhadap serangan
hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat,
tetapi mempunyai perakaran kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran
baik digunakan sebagai batang bawah. Sedangkan tanaman yang mempunyai
buah lezat diambil mata tunasnya untuk ditempelkan pada batang bawah dikenal
dengan sebutan batang atas.
Sama halnya dengan
enten, okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan batang atas dari satu
spesies atau dari satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas
atau dari satuspesies memang dapat dilakukan tanpa mengalami kesukaran.
Lain halnya dengan okulasi yang dilakukan antarspesies biasanya agak mengalami
kesukaran. Hal demikian di karenakan antar batang atas dan batang bawah
kadang-kadang terdapat perbedaan fisiologis.
Perbanyakan tanaman
dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada
perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan
cara okulasi yaitu :
Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
- Pertumbuhan tanaman yang seragam.
- Penyiapan benih relatif singkat.
- Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur
dari satu klon agar serentak pada
waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit
Oidium hevea bila terjadi.
Kelemahan dari
perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :
- terkadang suatu
tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak
adanya keserasian
antara batang bawah dengan batang atas (entres)
- perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian
ini.
- Bila salah satu
syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat
besar.
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan tempat
v Waktu
Hari Kamis tanggal 12 April 2012.
v Tempat
Wawancara
dilaksanakan di Desa Dadaprejo Jl.Melati no 35 RT 04 RW 05
3.2 Metode Pelaksanaan
Metode yang disunakan dalam
praktikum lapang kali ini mengunakan metode Tanya jawab secara sederhana serta
melihat dan meninjau tempat produksi benih.Bertujuan agar mahasiswa dapat
mengetahui cara-cara pembibitan secara konvensiona sesuai dengan metode
pembenihan yang diterapkan oleh petani produksi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Teknik Produksi Benih (Sesuai Komoditi + Dokumentasi)
Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah kami
dilakukan dengan petani
(Pak Mulyono). Kami dapatkan beberapa
informasi tentang teknik produksi pada
tanaman jeruk. Untuk memproduksi bibit yang selama ini beliau tangani, beliau
menggunakan 3 cara dalam teknik produksinya yaitu budding,
grafting dan stek. Secara umum
untuk stek pak Mulyono menggunakan jeruk keprok punten batu 55. Sedangkan untuk
Okulasi diusahakan penempelan mata tunas dilakukan pada musim kemarau agar
tidak busuk. Adapun untuk grafting beliau memilih biji jeruk sitrun yang
kmudian dikeringkan (sebagai batang bawah).
Stek (cutting)
adalah suatu teknik mengusahakan perakaran dan bagian-bagian tanaman (cabang,
daun, pucuk dan akar) yang mengandung mata tunas dengan memotong dari induknya
untuk tanaman, sehingga akan diperoleh tanaman baru. Menurut bentuknya,
setek dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain adalah stek akar,
stek daun, stek batang, stek umbi dan stek pucuk.
Batang yang dipilih untuk stek batang adalah biasanya mempunyai umur
kurang lebih satu tahun. Cabang yang terlalu tua tentunya kurang baik untuk
distek karena sulit untuk membentuk akar sehingga memerlukan waktu lama,
sedangkan cabang terlalu muda (tekstur lunak) proses penguapan sangat cepat
sehingga stek menjadi lemak dan akhirnya mati.
Stek batang adalah stek yang menggunakan bagian dari batang tanaman,
sebagian orang menyebutkan dengan stek cabang. Umumnya tanaman yang
dikembangbiakan dengan stek cabang adalah tanaman berkayu. stek cabang
ini meliputi stek cabang yang telah tua dan cabang yang setengah tua.
Stek batang banyak digunakan untuk memperbanyak tanaman hias dan tanaman
buah. Syarat multah tanaman yang akan diperbanyak secara stek batang
adalah harus memiliki cambium batang, cabang atau ranting yang ideal untuk
bahan stek harus memenuhi syarat berikut : tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda dengan umur tanaman sekitar 1 tahun dan batangnya berwarna kehijaun, sehat
yaitu bebas dari hama dan penyakit,subur, dan tidak tergantung keadaan
efisiensi atau kekurangan salah satu unsure yang diperoleh tanaman,
diameter bahan stek sekitar 0,5 cm dan bahan stek harus memiliki cukup
bakal tunas.
Pada grafting batang bawah menggunakan jeruk sitrun, Hal ini dikarenakan
jenis jeruk ini buahnya tidak biasadimakan namun system perakarannya sangat
baik.Sedangkan untuk batang atasnya beliau menggunakan bibit yang diproduksinya
sendiri melalui penanaman biji.Penyambungan tunas pucuk (PTP) atau lebih dikenal
dengan istilah Shoot-tip grafting (STG) adalah metode membebaskan atau
membersihkan pohon indk terpilih dari patogen sisitemik.
Tahapan pelaksanaan PTP meliputi penyediaan semai batang bawah, peneydiaan
tunas pucuk, pelaksanaan penyambungan, dan pemeliharaan yang aman hasil PTP.
Seluruh kegiatan dilaksanakan dalam kondisi aseptic.
Teknik kedua pada aplikasi yang dilakukan oleh beliau adalah
menggunakan teknik budding. Pada teknik ini
beliau memilih mata tunas yang tidak terlalu tua dan juga teidak terlalu muda.
Pemilihan salah satu tunas terbaik sangatlah penting karena hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan hasil produksi. Setelah pemilihan tunas selesai beliau
melakukan pemotongan tunas dengan menggunakan pisau. Pisau yang digunakan harus
bersih dan bebas dari karat. Selain itu juga bias menggunakan silet. Setelah
batang dilukai dan tunas dimasukkan dalam irisan batang induk luka yang
terdapat pada batang diikat menggunakan tali plastic. Tali pengikat dibuka setelah
20 hari pembuddingan. Untuk keberhasilan okulasi dapat dilihat melalui tunas yang
disambungkan, jika tunas tersebut berwarna hijau maka budding berhasil dan jika tunas berwarna coklat maka budding gagal.
4.2 Pemasalahan Produksi Benih
Permasalahan yang yang dihadapi oleh narasumber tentang produksi
benih adalah kurang jelinya dalam melakukan teknik okulasi. Dampak dari kurang
jelinya dalam proses okulasi adalah banyak tanaman yang mati atau tidak jadi.
Selain itu, serangan penyakit yang dapat mempengaruhi proses produksi. Penyakit
yang mnyerang tanaman jeruk diantaranya adalah CTV, CVPD, Vein enation,
Exortis, Psorosis, Xyloporosis dan Tatter leaf. Penyakit utama yang sering
menyerang tanaman jeruk adalah CVPD dengan
menunjukkan gejala kuning pada sebagian daun atau seluruh tajuk,daun
tampak kaku, tegak, dan sering pula terlihat bercak klorosis (blotching)
Pada daun tua,tulang-tulang daun yang halus berwarna lebih gelap,
sehingga kontras dengan daging daun yang berwarna kuning. Dan permasalahan yang
terakhir adalah musim yang tidak menentu. Dampak dari itu, biasanya akan
menurunkan tingkat produksi benih.
4.3 Solusi dan Rekomendasi
Dari permasalahan tersebut dapat diberikan solusi dan rekomendasi
bahwa dalam produksi tanaman jeruk harus tetap menjaga kestabilan lingkungan
dengan cara meminimalisir prosentase kematian pada saat musim hujan. Solusi
yang beliau lakukan ini menunjukkan adanya kemajuan dalam menjaga tingkat
produktifitasnya.Tahapan kegiatan penyediaan bibit bebas penyakit di Indonesia meliputi
kegiatan : seleksi varietas untuk pohon induk, pembersihan tanaman yang sakit
melalui metode penyambungan tunas pucuk/PTP, indeksing, blok fondasi, blok
penggandaan mata tempel, dan distribusi mata tempel dari BPMT kepada penangkar
bibit, dan distribusi bibit dari penangkar kepada petani. Untuk menjamin agar mata tempel dari BPMT hingga bibit sampai ke
petani tetap bebas penyakit, maka pelaksanaan sertifikasi bibit harus dilakukan
dan dipantau secaara cermat dan ketat. Tahapan kegiatan penyediaan bibit jeruk
bebas penyakit di Indonesia dapat dilihat pada gambar skema berikut
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa petani menggunakan teknik secara Budding dan grafting. Untuk
grafting batang bawah yang digunakan adalah batang jeruk citrun .Hal ini dikarenakan
jenis jeruk ini buahnya tidak biasa dimakan namun system perakarannya sangat
baik.Sedangkan untuk batang atasnya beliau menggunakan bibit yang diproduksinya
sendiri melalui penanaman biji. Pada teknik Budding
beliau memilih mata tunas yang tidak terlalu tua dan juga teidak terlalu muda.
Pemilihan salah satu tunas terbaik sangatlah penting karena hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan hasil produksi.
Penyakit yang mnyerang
tanaman jeruk diantaranya
adalah CTV, CVPD, Vein enation, Exortis, Psorosis, Xyloporosis dan Tatter leaf.Dan
permasalahan yang terakhir adalah musim yang tidak menentu. Dampak dari itu,
biasanya akan menurunkan tingkat produksi benih.
5.2 Saran
Untuk praktikum teknologi benih sudah baik system pengajaran dan
metode yang digunakan cukup baik.
DAFTAR
PUSTAKA
AAK.
1992. Bertanam Pohon Buah-buahan 2. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.
AKK,
2004. Budidaya Tanaman Jeruk. Kanisius, Yogyakarta.
Barus,
A. dan Syukri, 2008.Agroteknologi Tanaman Buah-Buahan.USU-Press, Medan.
Basri Jumin, 1998. Dasar-dasar
agronomi. Rajawali Press, Jakarta.
Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha
Terpilih.
Joesoef,
M., 1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Penerbit Bhratara, Jakarta.
Pracaya,
2009. Cet. XV. Jeruk Manis Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Rahardi,
Yovita H. Indriani & Haryono. 1999. Agribisnis Tanaman Buah. Penebar
Swadaya.
Jakarta.
Redaksi
Agromedia, 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Cet. I. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Rini Wudianto, 1996. Membuat Setek, Cangkok
dan okulasi. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
R.
Bambang Soelarso, Ir. 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Penerbit Kanisisus.
Yogyakarta.
Saptarani, Eti Widayanti dan Lila Sari, 1999. Cara
Bercocok Tanaman Secara Vegetatif. Sinar Mas, Jakarta.
Setiadi
dan Parimin, 2003. Budidaya Jeruk Asam di Kebun dan di Pot. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Setyati Hardjadi, 1995. Pengantar agronomi,
PT. Gramedia, Jakarta.
Soelarso,
R. B., 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius, Yogyakarta.
Tim
Penulis PS, 2003. Peluang Usaha dan Pembudidayaan JERUK Siam. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Truus
no 340. 1998. Masih Diperlukan Penambahan 50.129 ha Kebun Jeruk.
Wudianto, R., 2001. Membuat Setek, Cangkok, dan
Okulasi. Cet. XV. Penebar Swadaya, Jakarta.
No comments:
Post a Comment