BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari
oleh setiap orang karena rasanya enak, segar, dan sedikit asam. Selain itu,
tomat setelah tua dan berwarna merah merupkan sumber vit. A, vit C, dan sedikit
vit. B. Kandungan vit. A-nya lebih tinggi 2-3 kali dari semangka.
Tomat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun
tinggi. Jenis tomat sayur lebih baik ditanam di dataran rendah. Sementara tomat
apel lebih baik ditanam di dataran tinggi.Tanaman tomat sangat peka terhadap
tanah yang sedikit kekurangan zat-zat hara terutama unsure nitrogen (zat
lemas).
Oleh karena itu, penanaman tomat harus pada tanah
yang gembur, sedikit mengandung pasir dan banyak mengandung bahan organik
(subur). Tanah liat yang sedikit mengandung pasir dengan derajat keasaman tanah
(pH) antara 5-6 sangat disukai tanaman ini.
Tanaman tomat pun tidak tahan terhadap hujan. Oleh
karena itu, waktu tanam terbaik adalah 2 bulan sebelum musim hujan hingga akhir
musim hujan.Waktu tanam pun dapat dilakukan pada awal musim hujan. Akan tetapi, tanaman
sering mengalami kegagalan karena banyak terjadi serangan penyakit daun dan
buahnya banyak yang pecah sehingga mutunya danproduksinyamenurun.
Olehkarenaitu, padapraktikumteknologiproduksitanamanini di
ajarkanbagaimanacaranyamenanamtanamantomat yang baik di
semuamusimdanjugadiajarkantentangbagaimanameningkatkanproduksitomatdenganteknikbudidaya
yang benar.
1.2 Tujuan
PraktikumTeknologiproduksitanamaninibertujuan
:
1.
Agar
mahasiswamengertidanmengetahuipraktikdancarapenanamanataubudidayatanamantomatdenganbenar
2.
Agar
mahasiswamengertidanmemahamiteknologiproduksitanamantomatmelaluiteknikbudidaya
yang benar agar mendapatkanhasilproduksi yang maksimal
3.
Agar
mahasiswadapatbelajarmenanggulangipermasalahan yang timbuldalambudidayatanamantomat
(sepertiseranganhama, kekuranganunsurhara, dll)
1.3Manfaat
Manfaat yang
dapatdiperolehdaripraktikuminiadalah :
1.
Mahasiswadapatmengetahuicara/praktikbudidayatanamantomatdenganbenar
agar memperolehhasilproduksi yang maksimal
2.
Mahasiswadapatmengatasimasalahdidalamusahabudidayatanamantomatdenganteknik
yang benardantepatsasaran
3.
Mahasiswamengetahuiteknik/teknologiproduksi
yang benaruntuktanamantomat
4.
Mahasiswadapatmengaplikasikanteknikproduksitanamantomatdenganbenar
di kehidupansehari-haridandapatmembagipengetahuantersebutkepadaparapetanitomat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Komoditas (asal usul komoditas)
Kata tomat
berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian, yaitu xitomate atau
xitotomate. Tanamantomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian
menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayahyang beriklim tropik, sebagai
gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buahtomat dan kotorannya tersebar kemana-mana.
Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orangSpanyol. Tomat
ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman
tomatsudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik
2.2 Karakteristik
komoditas (klasifikasi dan morfologi)
Tomat adalah komoditas
hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih
rendah. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan
mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga
mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah
komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja,
penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan
kosmetik, obat-obatan dan bahan baku industri saus. Dengan tehnik budidaya tomat
yang baik diharapkan kualitas dan kuntitas produksi tomat dapat ditingkatkan
sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah peluang usaha yang menjanjikan.
Klasifikasi tanaman tomat
Divisi :
Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi :
Angiospermae (tanaman berbiji tertutup)
Kelas :
Dicotyledoneae (tumbuhan berbiji belah dan berkeping dua)
Ordo :
Solanales (Tubiflorae)
Famili :Solanaceae
Genus :
Lycopersicon
Spesies :Lycopersicon
esculentum Mill atau Solanum lycopersicum L
(Cahyono,2008)
Morfologi
tanaman tomat :
Tomat
mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar serabut yang
tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk
persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau
berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batang
tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas
bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat dapat
bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman
sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam. Daun berwama
hijau dan merupakan daun majemukganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara
daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun
majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral
mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2
cm dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau
terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah
6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung
sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama.
Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat,
agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga
bervariasi, yang paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki
berat 180 gram. Buah yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang
menjadi merah.
(Cahyono,
1998)
2.3 Syarat
Tumbuh
a. Keadaan
Iklim
Tanaman tomat dapat
tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan pengairan yang cukup. Kekeringan
banyak mengakibatkan banyak bunga yang gugur, lebih-lebih bila disertai dengan
angin kering. Sebaliknya pada musim hujan pertumbuhannya kurang baik karena
kelembaban dan suhu yang tinggi akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit.
Tanaman tomat
memerlukan sinar matahari yang cukup. Kekurangan sinar matahari menyebabkan
tanaman tomat terserang penyakit, baik parasit atau non parasit. Intensitas
sinar matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C dan karoten dalam
buah tomat. Sinar matahari berintensitas yang tinggi akan menghasilkan vitamin
C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Pertumbuhan tanaman tomat
didataran tinggi lebih baik dari pada didataran rendah karena tanaman menerima
sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah.
b. Keadaan Tanah
Tanaman tomat dapat
ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung. Akan
tetapi tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung unsur
organik serta unsur hara dan mudah
merembeskan air. Tanah yang selalu tergenang air menjadi tanaman yang kerdil
dan mati.
Tanaman tomat tumbuh
baik dengan tanah ber-pH 6,0-7,0. Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya tanah
ditaburi kapur. Misalnya, kapur bangunan Ca (OH)2 atau dolomit (kapur
pertanian) yang mengandung CaCO3 dan MgCO3. Pemberian kapur jangan keliru
dengan kliserit yang mengandung MgSO4, H2O karena hanya akan menurunkan pH.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah ber-pH 4,8 yang diberi kapur dolomit
sekitar 7,413 ton/ha akan menaikkan hasil tomat sekitar 10 ton. Untuk
memperbaiki struktur tanah perlu diberi tamabahan pupuk kandang yang telah jadi
atau kompos sebanyak 25-50 ton/ha. Pada tanah yang kurang subur ditanami pupuk
hijau misalnya orok-orok (Crotalalia juncea)(Pracaya,1998).
2.4 Teknologi Produksi Komoditas (masing2 komoditas,
tentang perlakuan yang diterapkan komoditas)
2.4.1. Pembibitan
2.4.1.1.
Persyaratan Benih
Kriteria-kriteria
teknis untuk seleksi benih tanaman tomat adalah:
1.
Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena
biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
2.
Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan
adanya serangan hama atau penyakit.
3.
Benih atau biji bersih dari kotoran.
4.
Pilih benih atau biji yang tidak keriput.
2.4.1.2. Teknik Penyemaian Benih
Berdasarkan tempat persemaiannya,
penyemaian benaih tomat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.
Persemaian di Bedengan
·
Olah lahan yang
akan digunakan sebagai bedengan agar gembur dengan cara dicangkul sedalam 30
cm.Lebar bedengan 110-120 cm dan tinggi
sekitar 30 cm. Bedengan dibuat secara membujur dari Utara keSelatan.
·
Tambahkan pupuk kandang halus yang telah matang ke
dalam lahan bedengan, aduk secara merata. Untuk ukuran bedengan 1 x 2 m,
pupuk kandang yang diberikan sebanyak 10-20 kg. Perbandingan antara tanahdan
pupuk kandang yang biasa digunakan adalah 1 : 3 atau 1 : 4.
·
Keringanginkan terlebih dahulu bedengan yang akan
digunakan sebagai tempat persemaian selama 4-5 hari.Selain itu, bersihkan
bedengan dari gulma yang tumbuh
·
Buat naungan di atas bedengan guna menghindari cahaya
matahari yang terlalu terik dan air hujan. Naungandibuat tidak permanen,
sehingga mudah dibuka ketika bibit membutuhkan cahaya matahari dalam
jumlah banyak. Naungan bisa dibuat dari daun pakis, daun kelapa, atau
plastik. Naungan di pasang miring dengantinggi sebelah Timur sekitar 100 cm dan
sebelah Barat sekitar 75 cm.
·
Airi bedengan sehari sebelum persemaian agar basah.
·
Sebar benih tomat ke dalam bedengan secara merata,
kemudian tutup benih dengan tanah tipis-tipis.
·
Buka naungan saat kecambah mulai tumbuh,
sekitar 4-10 hari setelah tanam. Pembukaan naungansebaiknya dilakukan pada pagi
hari (pukul 06.00 - 10.00) dan pada sore hari (pukul 15.00-17.00). Padakedua
waktu tersebut, pengaruh sinar matahari dan temperature tidak terlalu tinggi.
Pada kondisi hujan,sebaiknya naungan dibiarkan tertutup
2. Persemaian dikotak semai
·
Kotak semai terbuat dari kayu dengan panjang 50-60 cm,
lebar 30-40 cm, dan tinggi 25-30 cm. Selain kayu,kotak juga bisa terbuat dari plastik atau semen dengan ukuran yang sama.
Dasar kotak tersebut harusdilubangi dengan diameter lubang 0,5 cm.
·
Isi kotak semai dengan media berupa campuran tanah dan
pupuk kandang setinggi 12 cm. Perbandingankomposisi
antara tanah dan pupuk kandang adalah 1 : 1 atau 1 : 2. Media semai tersebut
kemudiandipadatkan sedikit demi sedikit.
·
Basahi media semai sehari sebelum tanam.
·
Benih ditanam dengan jarak antar baris 5 cm dan
kedalaman 0,5 - 1 cm, kemudian ditutup tanah halus.
·
Bibit yang tumbuh setelah 7-10
hari dapat dipindahkan ke dalam polybag/bumbunan untuk disemaikanhingga
mencapai ukuran tertentu.
2.4.1.3 Penyapihan
Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah
berumur 2 minggu atau telah mempunyai 2-3 helaidaun sebaiknya dipindahkan ke tempat penyapihan terlebih dahulu.
Penyapihan berperan penting dalam prosesadaptasi bibit. Peluang bibit
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dapat terlihat dari penyapihan. Wadah
yangdigunakan untuk penyapihan dapat berupa bumbunan yang terbuat dari daun
pisang atau polybag berukuran 5 cm x 8cm.Tahapan penyapihan yaitu :
·
Isi bumbunan dengan media tanam berupa campuran tanah
dan pupuk kandang halus, dengan perbandingan 1 :1.
·
Pilih bibit yang akan disapih dari tempat persemaian
untuk dipindahkan ke kantong plastik atau bumbunan.
·
Lubangi media dalam bumbunan dengan jari sedalam
kurang lebih 1 cm.
·
Tanam bibit, lalu timbun kembali dengan tanah, serta
sedikit ditekan.
·
Letakkan bibit dalam bumbunan di tempat yang teduh.
·
Siram bibit dengan air secukupnya setiap pagi dan sore
hari.
·
Penyapihan berlangsung selama 14-21 hari atau setelah
bibit memiliki tinggi 15 cm dan berdaun 4 atau 5 helai
2.4.2 Pemindahan Bibit
Bibit tomat
dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-35 hari di persemaian. Bibit yang
dipilihsebaiknya
yang berpenampilan menarik dan baik, yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya
tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya, dan
pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama
dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit
tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan cuacatidak
panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.Ketika memindah bibit di kebun,
hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit
yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah
ditanam maka akan mengalami hambatandalam pertumbuhan, bahkan mati.
Ada beberapa cara pemindahan bibit
dari persemaian, yaitu :
a)
Sistem cabut, yaitu bibit yang telah tumbuh di
persemaian dan cukup umur dicabut dengan hati-hati. Namunsebelum dilakukan
pencabutan, bedeng persemaian harus dibasahi dengan air untuk memudahkan
pencabutandan tidak merusak akar.
b)
Sistem putaran,
yaitu bibit diambil beserta tanahnya. Namun sebelum
bibit diambil, tanah
dibasahi dengan air terlebih
dahulu.
Kedua cara tersebut terutama ditujukan untuk
pembibitan yang secara langsung dilakukan pada bedeng tanah persemaian,
sedangkan untuk bibit yang disemaikan dalam bumbunan atau polybag cara
pemindahannya adalah: basahi bumbunan/polybag terlebih dahulu, kemudian keluarkan bibit dari bumbunan/polibag beserta
tanahnyadengan menyobek
bumbunan/kantong polybag.
2.4.3 Pengolahan
Media Tanam
2. 4.3.1. Persiapan
Pengolahan tanah untuk penanaman
bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lainlamanya bibit
di persemaian hingga dapat dipindah untuk ditanam ke kebun dengan lamanya
proses pengolahantanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan
sekitar 30-35 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yangintensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh
karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan
tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.
2.4.3.2
Pengolahan Tanah
Pengolahan
tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap, yaitu :
a)
Tahap pertama adalah membalik agregat tanah sehingga
tanah yang berada pada lapisan dalam dapat terangkat ke permukaan.
Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak yang ditarik oleh
tenaga hewan ataudengan menggunakan traktor. Tanah diolah dengan kedalaman 25
cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkanselama
1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin,
terkena cahayamatahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman)
zat-zat beracun dari dalam tanah, seperti asam sulfidayang sangat membahayakan
kehidupan tanaman.
b)
Tahap kedua, tanah digemburkan
dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah yanggembur
atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan
tahap ini dibiarkanselama 1 minggu.
c)
Tahap ketiga, dilakukan pemupukan
dasar dengan pupuk kandang yang matang sebanyak 15-20 ton/ha.Pemberian pupuk kandang yang belum matang dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, bahkan dapatmematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat
menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburipupuk
kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan.
2.4.3.3 Pembentukan Bedengan
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan,
selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah Timur Barat agar
penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan
bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan
dibuat dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengankeadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika
penanaman tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengandapat dibuat
lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan
kedalamannya 30 cm.Dengan demikian jarak
antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan
dibuatsaluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya
50 cm.
2.4.3.4 Pemupukan
Sebelum bibit tomat ditanam, lahan
harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 carayaitu:a.
Kompos atau pupuk kandang yang telah matang dan SP36 ditabur secara merata ke
seluruh bedengan.Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos
atau pupuk kandang dan SP36 tercampur meratadengan tanah. b. Pada jarak
yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris tengah + 20
cm. Lubang-lubangtersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak
0,5 kg (satu genggam besar). Lubang ditimbuntanah, kemudian diaduk-aduk
sehingga kompos atau pupuk kandang dan tanah tercampur rata.
2.4.3.5 Pemberian Mulsa
Dewasa ini, penggunaan plastik
hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan
oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih
praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisatanaman yang telah mati,
misalnya jerami padi.
2.4.4 Teknik Penanaman
2.4.4.1 Penentuan Pola Tanam
Tomat dapat
ditanam dengan 2 macam jarak tanam, yaitu dengan sistem dirempel dan sistem
bebas.
1) Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm
x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi. Caramenanam dengan sistem ini maksudnya yaitu
tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini mungkin,sehingga
tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.
2) Sistem bebas
Ukuran jarak tanam sistem bebas
adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x 100 cm.Bentuk yang
digunakan dapat berupa bujur sangkar, segi panjang atau segitiga sama sisi.
Selain itu dapat jugadibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan
berjarak 50-60 cm. Cara menanam dengan sistem ini bertujuan membiarkan
tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat berubah.
2.4.4.2Pembuatan Lubang Tanam
Bedengan yang telah dipersiapkan
untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi terlebihdahulu
supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat
lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam
dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.
2.4.4.3 Cara Penanaman
Penanaman dapat dilakukan pada musim
kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman dilakukan padamusim kemarau pakailah
mulsa plastik hitam perak. Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan
sebelum bibitditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih
dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan
ditanami.
2.4.5
Pemeliharaan Tanaman
2.4.5.1 Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak
atau yang pertumbuhannya tidak normal, misalnyatumbuh kerdil. Penyulaman
sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu sudah terlihatadanya
tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal, penyulaman
sebaiknya segera dilakukan.Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam
penyulaman adalah bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan
untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah dipersiapkan
sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan.Cara penyulamannya adalah tanaman yang telah mati,
rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normaldicabut, kemudian dibuat
lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan
0,5 gram bila dipandang perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada
tempat tanaman terdahulu dengan cara penanamanbibit terdahulu.
2.4.5.2 Penyiangan
Gulma yang tumbuh di areal penanaman
tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam menyerapunsur hara. Gulma
yang terlalu banyak dapat mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi
kerdil. Gulma juga dapat menjadi inang hama dan penyakit yang akan
menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik ataudaun-daunan dapat
mengurangi pertumbuhan gulma. Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali
tergantung kondisikebun.
2.4.5.3
Pembubunan
Tujuan pembubunan adalah memperbaiki peredaran udara
dalam tanah dan mengurangi gas-gas atau zat-zat beracun yang ada di dalam
tanah sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan tanaman akan
menjadicepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan. Pembubunan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlaludalam agar tidak merusak perakaran
tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
2.4.5.4 Perempelan
a. Tunas yang
tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi
cabang. Perempelan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman
tomat yang tingginya terbatas, perempelannya harusdilakukan dengan hati-hati
agar tunas terakhir tidak ikut dirempel, supaya tanaman tidak terlalu
pendek.
b. Perempelan
yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan
cara: ujung tunasdipegang dengan tangan yang
bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas. Apabilaterlambat
merempel, tunas akan menjadi cabang yang besar dan sukar putus.
c. Tunas yang
terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam
yang bersih.
d. Ketinggian
tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah
dompolan buah sudahmencapai 5-7 buah.
2.4.5.5 Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsure hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 100-180 kg N
per hektar, 50-150 kg P2O5 dan 50-100 kg K2O per hektar.Dosis akan semakin tinggi apabila
budidaya dilaksanakan pada musim hujan.
Untuk
tanaman tomat dan tanaman lain dari famili Solanacearum, sebaiknya tidak
menggunakan pupuk yangkandungan N-nya berasal dari Urea, tetapi lebih
disarankan untuk menggunakan ZA, karena tanaman ini sudah bisamengikat N dari
udara.
Adapun
kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 500 kg/ha Za, 170 kg/ha
SP36, dan 220kg/ha KCl. ZA diberikan sebanyak 4 tahap, yaitu 200 kg/ha pada
saat tanam, dan 100 kg/ha masing-masing padaumur 10 hst, 24 hst, dan 44 hst.
SP36 diberikan seluruhnya pada saat tanam. KCl diberikan dengan 3 tahapan,
yaitu120 kg/ha pada saat tanam, 60 kg/ha pada umur 24 hst, dan 40 kg/ha pada
umur 44 hst.
2.4.5.6 Penyiraman
Kebutuhan air pada budidaya
tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan air.Pemberian
air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tumbuh
memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang
penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan
perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena
kandungan oksigendalam tanah berkurang.
Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam tanah
sehingga tanahmenjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah
menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikianmenyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif
berlebihan, sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan
generatif (buah).
Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman
tomat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman padastadia awal, mengakibatkan
pecah-pecah pada buah apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan
hasil dandapat menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi
selama periode pembungaan.
2.4.5.7 Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk
mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Ajir
(lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm,
tergantung dari varietasnya
b. Pemasangan
ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil, akar masih pendek,
sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan
memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir
dengan batang tomat ± 10-20 cm.
c. Cara
memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua
ajir diikat sehinggamembentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi
dengan ter atau minyak tanah.
d. Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat
pada ajir. Pengikatan janganterlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri.
Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehinggatidak terjadi gesekan antara
batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya
tali plastik harus dalam keadaan
bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi
agar batang tomat selalu berdiri tegak (Anonymous, 2011)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat, Bahan
dan Fungsi
3.1.1
Alat
Tugal : untuk melubangi tanah
Cangkul :
untuk mencangkul tanah/ membalik tanah
Gembor :
untuk menyiram tanaman
Ajir : untuk
menegakkan batang tanaman tomat
Kamera :
untuk dokumentasi tanaman tomat
Penggaris :
untuk mengukur tanaman tomat
Tali : untuk
menali batang tanaman dengan ajir
Pisau : untuk memangkas batang yang diberi perlakuan
khusus
Alat tulis : untuk mencatat hasil pengamatan
3.1.2
Bahan
Bibit tomat : yang akan di tanam
Pupuk : KCl, SP36, Urea
Furadan : obat kimia sintetik untuk membasmi
Air : untuk menyirami tanaman
3.2 Perlakuan
Persiapan
lahan (dilakukan oleh petani)
-
membuat bedengan
Penanaman
bibit
-
persiapan alat tanam dan bibit
-
Menentukan jarak tanam (40x60 cm)
-
Melakukan penanaman bibit
-
Pemupukan disamping tanaman Urea, SP36
-
Penyiraman
Perawatan
-
Penyulaman
-
Pengajiran
-
Pemupukan (KCl, SP36, Urea)
-
pembumbunan
-
Penyiangan
-
Pengendalian hama (pemberian pestisida furadan)
-
Pewiwilan
-
Pemangkasan (sesuai masing-masing perlakuan
H1,H2,H3,H4)
Pengamatan
-
setiap seminggu sekali ( 2MST-9MST)
setelah dilakukan perawatan.
-
Pencatatan hasil (data tinggi tanaman, jumlah daun,
bunga dan buah)
Pemanenan
-
pemetikan buah
-
Penimbangan buah hasil panen
Perlakuan
untuk tanaman tomat H1 dengan tanpa pemangkasan, haltersebut bertujuan untuk
membandingkan hasil produksi tanaman yang dipangkas dan tidak. Pada tanaman H2
dilakukan perlakuan pemangkasan, dengan disisakan 1 cabang pada batang tanaman.
Sedangkan pada kelompok tanaman H3 dilakukan pemangkasa, dengan disisakan 2
cabang pada batang tanaman. Dengan tiga perlakuan yang berbeda tersebut dapat
kita ketahui perbedaan hasil produksi antara atanaman H1, H2 dan H3.
3.3 Perbandingan
Metode Praktikum dengan Universal, dengan Perlakuan Konvensional
Dalam
praktikum budidaya tomat yang kami lakukan terdapat beberapa perlakuan, yaitu :
a.
Penanaman, penanaman dilakukan dengan pembenaman bibit
yang terlebih dahulu telah disemaikan oleh petani. Jarak tanam pada
masing-masing bedeng adalah 40 x 60 cm. Pada masing-masing bedeng terdapat 16
tanaman tomat.
b.
Pemeliharaan atau perawatan, untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, maka tanaman setelah ditanam harus mendapat
perhatian dan pemeliharaan agar tanaman bisa tumbuh dengan maksimal. Pemeliharaan
dan perawatan tersebut meliputi:
·
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap seminggu sekali,
dikarenakan penaman tomat pada musim penghujan sehingga hampirsetiap hari
tanaman tomat sudah terbasahi air hujan. Tanaman tomat tidak
suka berlebihan air maka penyiraman tanaman harus diperhatikan jangan sampai
tanamannya tergenang air terlalu banyak. Karena air yang berlebih dapat
menyebabkan batang mudah busuk dan menyebabkan mudahnya penyakit masuk pada
tanaman tomat.
·
Penyulaman
Beberapa tanaman yang kami tanam ada yang mati dan
layu, untuk itulah perlu adanya penyulaman tanaman baru untuk efisiensi lahan
dan penyulaman
seharusnya dilakukan karena tumbuhan yang mati, layu atau rusak dibiarkan akan
mengganggu tumbuhan yang lainnya.
·
Pengajiran
ptumbuh
tegak, karena tanaman tomat mempunyai batang yang kurang kuat. Selain itu
berguna untuk memudahkan
dalam pemeliharaan dan pemetikan buah. Pengajiran dilakukan dengan jarak 15 cm dari letak tanaman tomat. Ajir yang kami gunakan
berasal dari batang bambu. Bambu dengan sisi halus diletakkan pada bagian dalam
yang dekat tomat, hal tersebut dikarenakan untuk menghindari penumpukan air
pada saat hujan yang dapat mengganggu tanaman tomat.
·
Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk menambah unsur hara yang
diperlukan tanaman tomat. Pupuk yang digunakan adalah KCL, SP36. Kedua pupuk
tersbut mampu menambah unsur makro yang diperlukan tanah yang kemudian
ditransfer ke tanaman.
·
Penyiangan
Penyiangan dilakukan setiap seminggu sekali. Dengan
menghilangkan tanaman liar atau tanaman pengganggu disekitar tanaman tomat agar
tidak mengganggu pertumbuhan tanaman tomat serta agar tanaman liar tersebut
tidak berebut unsur hara dengan tanaman tomat.
·
Pendangiran
Pendangiran adalah kegiatan penggemburan
tanah. Dengan tujuan supaya membuat tanah menjadi lunak dan memperbaiki
aerasi tanah. Dengan demikian kehidupan mikro organisme dapat dirangsang
dan mempercepat pelapukan bahan organik di dalam tanah.
·
Pembumbunan
Pembumbunan adalah menaikkan
tanah diantara bedengan atau guludan dengan tujuan untuk mempekokoh batang tanaman karena banyak
tertimbun tanah dengan pembbunan tanaman akan lebih tahan terhadap terpaan
angin.
·
Pewiwilan
Pewiwilan dilakukan dengan menghilangkan tunas kecil
pada batang bagian bawah, hal tersebut bertujuan untuk memfokuskan pertumbuhan
tomat ke batang utama (batang pokok).
·
Pemangkasan
Pada praktikum ini, pemangkasan yang kami lakukan
hanya pemangkasan cabang batang, akan tetapi tidak semua tanaman diberi
perlakuan pemangkasan. Pemangkasan hanya dilakukan pada tanaman tomat kelompok
H2 dan H3.
·
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada waktu 9 minggu setelah tanam. Buah yang warnanya
mulai memerah sudah bisa dipetik dan di jual.
Metode perlakuan konvensional pada
budidaya tomat.
Pada
dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama saja yang
membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau menanam secara
konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan bertanam tomat organic
menggunakan bahan-bahan organic.
Tahap
dalam perlakuan konvensional
a.
Persemaian
tanaman
Bibit Tomat yang akan ditanam diperoleh dengan menyemai benih tomat bersemaian. Tempat persemaian sebaiknya diberi naungan atap plastik bening agar lubang tanam 1 bibit tanaman tomat setelah benih berjecambah,tutup plastik atau daun pisang dibuka dan dipelihara selama lebih kurang 1 minggu. Setelah itu apabila dimungkinkan dilakukan pembumbungan menggunakan daun pisang dan dipelihara masih pada tempat bersemaian 2-3 minggu sebelum dipindahkan kelapangan.
Bibit Tomat yang akan ditanam diperoleh dengan menyemai benih tomat bersemaian. Tempat persemaian sebaiknya diberi naungan atap plastik bening agar lubang tanam 1 bibit tanaman tomat setelah benih berjecambah,tutup plastik atau daun pisang dibuka dan dipelihara selama lebih kurang 1 minggu. Setelah itu apabila dimungkinkan dilakukan pembumbungan menggunakan daun pisang dan dipelihara masih pada tempat bersemaian 2-3 minggu sebelum dipindahkan kelapangan.
b.
Penyiapan
lahan
Lahan yang akan ditanami tanaman tomat diusahakan bukan bekas tanaman sefamili seperti kentang, bedengan dengan lebar 110 -120 cm, tinggi 50 – 60 cm, dan j arak antar bedengan 50 – 60 cm, pupuk kandang matang sebanyak 10 – 20 ton/ha yang dicampur dengan tanah secara merata.
Lahan yang akan ditanami tanaman tomat diusahakan bukan bekas tanaman sefamili seperti kentang, bedengan dengan lebar 110 -120 cm, tinggi 50 – 60 cm, dan j arak antar bedengan 50 – 60 cm, pupuk kandang matang sebanyak 10 – 20 ton/ha yang dicampur dengan tanah secara merata.
c.
Pemupukan
tanaman
·
Komposisikan pupuk dengan
campuran berupa pupuk dasar 4kg Urea/ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCL per 1000m2 pada
permukaan bedengan, lalu aduk dan campur dengan tanah
·
Pupuk kedua, Anda bisa
memakai Pupuk Majemuk NPK (15-5-15) dengan dosis +/- 20kg/1000M2, selanjutnya
aduk dan campur dengan tanah
·
Setelah diberi pupuk,
siramkan diatasnya dengan pupuk Super Nasa dengan dosis +/- 1-2 botol/1000 m2)
. Pada setiap gembor volume 10lt diberikan 1 sendok peres makan super nasa
untuk kemudian disiram pada 10 meter bedengan.
·
Jika tanah yang sudah
digemburkan tadi sudah melewati 1 minggu penanaman, sebarkan Natural GLIO 1-2
sachet yang telah dicampur pupuk kandang, sebarkan merata di atas bedengan pada
sore harinya
·
Jika Anda memakai Mulsa yang
berbentuk plastik, tutup bedengan pada siang harinya
·
Lalu biarkan 5-7 hari sebelum
masa tanam
d.
Pemasangan
mulsa plastik hitam perak (MPHP)
Beberapa keuntungan penggunaan mulsa plastik yaitu :
Beberapa keuntungan penggunaan mulsa plastik yaitu :
·
Mengurangi fluktuasi suhu
tanah.
·
Mengurangi evaporasi tanah,
sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan.
·
Mengurangi kerusakan (erosi)
tanah karena air hujan.
·
Menekan pertumbuhan gulma,
mengurangi pencucian hara terutama Nitrogen dan meningkatkan aktivitas
mikrobiologi tanah.
·
Mengurangi serangan hama
pengisap (Thrips, tungau dan kutu daun) dan penyakit tular tanah (rebah
kecambah dan akar bengkak).
e.
Pemasangan
turus
Pemasangan turus dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas serta mempermudah penyemprotan pestisida dan pemupukan.
Pemasangan turus dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas serta mempermudah penyemprotan pestisida dan pemupukan.
f.
Pemangkasan
cabang
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam. Tanaman tomat memerlukan air dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air semakin baik pula sifat fisik buah tomat yang dihasilkan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam. Tanaman tomat memerlukan air dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air semakin baik pula sifat fisik buah tomat yang dihasilkan.
g.
Ciri
dan umur panen
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut:
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut:
·
kulit buah berubah, dari
warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
·
bagian tepi daun tua telah
mengering.
·
batang tanaman
menguning/mengering.
h.
Waktu
pemetikan tomat
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.
i.
Cara
pemanenan buah tomat
Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.
Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.
j.
Periode
panen buah tomat
Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.
Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
2.5 Hasil
Pengamatan H1
Nama kelompok : 1. Vani Resky Ramadhan (105040201111082)
2. Dianta
Prasetyawan (105040201111083)
3.
Husna Fikriya Baroroh (105040201111084)
Ø Minggu
pertama (2 MST)
Tanaman ke-
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah daun
|
Ket.
gambar
|
1
|
13
|
29
|
|
2
|
12
|
30
|
|
3
|
11,5
|
27
|
|
4
|
11
|
28
|
|
Ø Minggu
ke dua (3MST)
Tanaman ke-
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah daun
|
Ket. Tanaman
|
1
|
23
|
49
|
|
2
|
18
|
45
|
|
3
|
22
|
45
|
|
4
|
22
|
54
|
|
Ø Minggu
ke-3 (4MST)
Tanaman ke-
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah daun
|
Jumlah bunga
|
Ket. Tanaman
|
1
|
42
|
115
|
-
|
|
2
|
34
|
114
|
-
|
|
3
|
41
|
102
|
-
|
|
4
|
44
|
150
|
-
|
|
Ø Minggu
ke-4 (5MST)
Tanaman ke-
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah daun
|
Jumlah bunga
|
Jumlah buah
|
keterangan
|
1
|
55
|
152
|
3
|
2
|
|
2
|
48
|
117
|
4
|
-
|
|
3
|
53
|
119
|
7
|
3
|
|
4
|
56
|
136
|
7
|
3
|
|
Ø Minggu
ke-5 (6MST)
Tanaman ke-
|
Tinggi tanaman
|
jumlah daun
|
Jumlah bumga
|
Jumlah buah
|
Keterangan
|
1
|
76
|
-
|
14
|
10
|
|
2
|
69
|
-
|
9
|
3
|
|
3
|
71
|
-
|
16
|
12
|
|
4
|
81
|
-
|
23
|
14
|
|
Ø Minggu
ke-6 (7MST)
Tanaman ke-
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah bunga
|
Jumlah buah
|
Keterangan
|
1
|
75
|
9
|
13
|
|
2
|
81
|
15
|
13
|
|
3
|
82
|
19
|
19
|
|
4
|
89
|
26
|
30
|
|
Ø Minggu
ke-7 (8 MST)
No
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah bunga
|
Jumlah buah
|
keterangan
|
1
|
66
|
-
|
18
|
|
2
|
69
|
8
|
21
|
|
3
|
63
|
4
|
28
|
|
4
|
64
|
9
|
37
|
|
Ø Minggu
ke-8 (9 MST)
Tanaman ke-
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah bunga
|
Jumlah buah
|
Keterangan
|
1
|
65
|
-
|
15
|
|
2
|
65
|
-
|
25
|
|
3
|
60
|
-
|
24
|
|
4
|
60
|
-
|
25
|
|
Ø Minggu
ke-9 (Minggu terakhir)
Pemanenan
|
Tomat berwarna merah
|
Tomat berwarna hijau
|
Berat yang diperoleh saat panen
|
5 kg
|
3 kg
|
Nama kelompok : 1. Rifauldin Syahri (105040201111085)
sukses selalu y gan..
ReplyDeleteTulisannya tentang budidaya tomat nya mendetail tapi sayang ada beberapa hal yang saya rasa kurang mendalam. Terutama dalam tahapan budidaya tanaman tomat.
ReplyDeleteSebagai refrensi aja nih pak, bisa kunjungiberikut
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete