Sedikit Pesan Dari Yang Pernah Berkesan


Setelah pada akhirnya nomer saya yang lama bisa digunakan lagi, saya mengirim sms penting kepada salah satu teman saya. Pesan singkat ini menyangkut hidup-mati seseorang. Sedemikan rupa saya merangkai kata-kata agar sms tersebut terlihat sangat singkat, padat, jelas dan terkesan 'penting'. Agar kesan 'penting' itu lebih didapat saya menambah sebaris pantun, agar lebih cepat dibalas. Isi pantunnya kira-kira seperti ini:

'Dua kali dua sama dengan enam belas, sempat tak sempat harus dibalas.'

Memang terdengar agak lawas, namun benar saja. Tak sampai semenit, temen saya langsung bales sms 'penting' tersebut. Balesan smsnya kira-kira seperti ini:

'DUA KALI DUA SAMA DENGAN EMPAT KALEEE'

Saat membaca sms balasan tersebut saya hanya menghela napas. Hadeuh. Bukan, bukan karna saya bodoh dalam perkalian, tapi karna pada saat itu saya menyadari satu sifat dasar manusia. Manusia seringkali terlalu memperhatikan hal kecil, sehingga mengabaikan hal-hal yang justru penting. Buktinya, sms 'penting' saya ga digubris sama sekali, melainkan jawaban dua kali dua yang diperhatiin. Inikan sms, bukan lagi pelajaran mencongak (cuma anak 90-an yang ngerti mencongak apaan).

Terkadang, manusia memang seringkali mempermasalahkan hal-hal kecil sehingga hal yang justruseharusnya diperhatikan, malah dibiarkan begitu saja. Belajar dari yang udah-udah, dalam suatu hubungan, kita lebih sering meributkan perkara-perkara kecil, sehingga pada waktunya kita justru kehilangan sesuatu yang sangat penting. Sesuatu yang penting itu berbeda bagi tiap-tiap orang, tapi seharusnya diri kita sendiri tahu mana yang penting (at least for your own self) dan mana yang tidak. Kalo kata Mbok Katty Perry 'I stand for nothing, so i fell for everything'. Dan setelah kehilangan, baru kita sadari bahwa perkara-perkara yang selama ini ada ga lebih penting dari kehilangan yang udah kita rasakan.

Kehilangan sesuatu itu ngga enak banget, kaya saya yang baru kehilangan hp. Rasanya hampa, kaya padang pasir di gurun sahara. Huft. Tapi saya punya satu prinsip dalam hidup, dan saya selalu percaya akan hal ini, bahwa 'jika kamu kehilangan sesuatu, maka kamu akan mendapatkan sesuatu pula. tapi jika kamu bersikeras mempertahankan sesuatu, maka akan ada sesuatu pula yang akan hilang dari kamu'. Dalam bentuk apapun itu. Sama seperti bahwa di dalam 'ke-tidakada-an' ada sebuah 'ke-tidakada-an'. Jadi, sesuatu tidak pernah benar-benar tidak ada. 

Meminjan kata-kata Mario Teguh, 'mari kita lupakan perkara-perkara kecil, sakit hati-sakit hati kecil'. Daripada ente gede-gedein masalah kecil, mending ente gedein perut sajalah. Karna pada akhirnya, penyesalan selalu datang belakangan, kalo duluan namanya PAK SIGIT. 

*Pak, SIGIT itu guru biologi saya. Beliau selalu datang 5 menit lebih awal sebelum kelas dimulai. Beliau orang yang sangat menghargai waktu, sampai-sampai saya ngga tau dia pernah menyesal apa engga.



 Terakhir, buat seluruh cowok kuat yang ada di dunia ini: Ingat! Jangan gampang larut dalam perasaan, kalian bukan butiran jasjus! Jadilah rotan yang tidak akan pernah tergantikan oleh akar apapun. 

FAHMI

No comments:

Post a Comment

Instagram