Tentangmu "UPIL"

Ini sih sebenernya uda sering aku alamin tiap kali moving dari rumah ke tempat perantauan, alias mudik. aiiiisssh -.-
Agak penting ga peting juga, tapiii...ini akan sedikit lebih keren bagi orang2 yang ga biasa mikir, yah...walopun sama sekali ga ilmiah!
Well....to the point aja. Kali ini aku mau bahas soal upil. Ihhhh...jorok?? iya...emang.
tapi...tau ga kamu kalo upil itu bermanfaat banget buat jadi indikator kebersihan udara sekitar kita.
pernah ngupil abis naik angkutan umum yang lamaaaaa banget??
Pernah ngupil pas kamu bangun tidur di sebuah kamar villa??
Yakin banget, pasti warnanya beda...
Jangan illfeel dulu...percaya ga percaya kenyataannya emang gitu.
Hipotesanya gini, kalo udara yang kita hirup adalah udara yang kotor, otomatis akan ada banyak kotaran yang akan disaring oleh rambut2 hidung, karena emang itulah fungsi rambut hidung, menyaring kotoran yang terhirup bersama udara. Namanya juga kotoran, pasti warnanya ga cerah. Lambat laun kotoran itu pasti menggumpal di lobang idung menjadi suatu tumpukan sampah mini yang lebih populer dengan sebutan upil. Kalo udaranya kotor, maka rambut2 hidung akan menyaring lebih banyak saripati udara yang ga sehat dan mengubahnya menjadi secuil upil legam yang—“iiihh..ga banget!!”
Beda banget kalo kita seharian di rumah, apalagi di villa2 ato daerah pegunungan yang udaranya bersih, upil emang ada karena rambut hidung masih bekerja menyaring udara2 yang kita hirup, bedanya, warna upil saat kita seharian berada di tempat ini lebih cerah bro en sist...
Demikianlah ulasan singkat tentang sesuatu yang ga mutu dari saya, heheh
Tapi, aku juga kepikiran tentang suatu hal lagi, juga ga mutu sebenernya, masih ada hubungannya sama udara. Dan... taarraaaaa...!
It’s about kentut (maaf). Sampai saat ini aku masih belum menemukan literatur ato hipotesa yang membahas apakah kentut juga mempengaruhi tingkat pencemaran udara ato enggak...



Tapi kayaknya ada. Ini berhubungan dengan gas metan..

FAHMI

No comments:

Post a Comment

Instagram